pendidikan gratis untuk anak anak pedesaan - News | Good News From Indonesia 2023

Pendidikan Gratis Untuk Anak Anak Pedesaan

Pendidikan Gratis Untuk Anak Anak Pedesaan
images info

Permasalahan mengenai angka putus sekolah serta kurang meratanya tingkat pendidikan anak di pedesaan membuat Komang Anik Sugiani, 33 tahun termotivasi untuk mengabdikan diri bagi masyarakat Desa Mengening, Kabupaten Buleleng. Dr. Komang Anik Sugiani, S.Pd.,M.Pd, lahir di Tajun 3 Maret 1990 merupakan pendiri YPJB (Yayasan Project Jyoti Bali) yang berdiri pada tahun 2016, dan hingga saat ini terus mengabdikan diri mendampingi anak-anak Desa Mengening Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali untuk memperoleh pembelajaran secara gratis. Niat mulianya ini juga pada awalnya seringkali dihadapkan dengan rintangan dan kesulitan, diantaranya adalah permasalahan lokasi belajar yang awalnya terpaksa berpindah-pindah menggunakan bale banjar hingga kantor desa, karena di tahun 2016 YPJB masih berbentuk sebagai komunitas. Sementara itu, permasalahan komunitas belajar ini juga dihadapkan dengan minimnya relawan pengajar serta keterbatasan dana operasional yang hanya bersumber dari donatur. Tutor yang sangat minim karena sifatnya relawan alias tidak mendapatkan honor, tapi hal ini dapat diatasi dengan rekrutmen melalui media sosial dan berkolaborasi dengan yayasan dan komunitas yang lain

Anak-anak yang tergabung dalam komunitas ini memperoleh pendidikan gratis hanya dengan mengumpulkan sampah plastik yang nantinya juga difungsikan untuk memberdayakan anggota komunitas menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sampah. Sampah plastik ini nantinya akan diolah dan dimanfaatkan kembali menjadi barang yang memiliki nilai jual. Terbentuknya YPJB oleh Dr. Komang ini disambut baik oleh para orang tua dari anak-anak Desa Mengening yang mempercayakan anaknya untuk bisa memperoleh pendidikan yang layak diluar bangku sekolah. Sebagai seorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan isu pendidikan anak usia sekolah, Dr Komang kemudian dapat dengan mudah menentukan teknik pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada anak-anak pedesaan. “Metode pembelajaran yang digunakan dirancang sendiri oleh saya menggunakan metode BALIII (Belajar Aktif, Literatif, Integratif, dan Inovatif)’’ ujarnya. Hingga saat ini, metode pembelajaran yang diterapkan untuk pendidikan gratis di Desa Mengening ini mampu untuk meningkatkan karakter dari anak usia sekolah yang tergabung dalam komunitas menjadi jauh lebih baik, dengan semangat belajar serta prestasi yang meningkat.

Perubahan positif tersebut membuat banyak pihak berwenang, seperti pemerintah desa terus mendukung YPJB dalam berinovasi untuk memperbaiki pendidikan serta melakukan pendampingan bagi komunitasnya. “Masyarakat sangat menyambut positif kegiatan yang saya dirikan, bahkan mereka mendukung anak-anaknya mengikuti kegiatan ini. Pihak pemerintah desa pun selalu medukung saya dalam berkegiatan. Mereka sudah sangat merasakan dampak besar dari anaknya yang ikut berkegiatan” Ujar Dr. Komang.

Dukungan masyarakat yang diperoleh Dr. Komang dalam rangka melakukan pengabdian untuk masyarakat desa ini tentu membuatnya semakin termotivasi dan mengembangkan diri untuk dapat berinovasi sebaik mungkin dan membantu masyarakat lebih banyak. Hal ini berbuah manis, saat ini YPJB telah memiliki bangunan permanen milik pembina yayasan yang dapat difungsikan untuk menunjang proses belajar mengajar. Selain itu, YPJB juga saat ini mampu untuk menghasilkan dana operasional sendiri dengan cara menjual produk olahan dari sampah plastik. Tekad kuat dari Dr. Komang saat ini juga membuat YPJB berkembang semakin pesat, karena pendidikan gratis untuk anak usia sekolah di pedesaan tidak hanya dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Mengening saja, melainkan 13 Desa di beberapa Kabupaten di Provinsi Bali saat ini dapat memperoleh kesempatan perbaikan pendidikan yang sama, dibawah naungan Yayasan Project Jyoti Bali. #kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.