Matahari yang sudah berada persis di atas kepala, perut yang keroncongan, dan tarikan nafas berat yang dihembuskan. Situasi tersebut pasti sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam merespon situasi tersebut, seperti berjalan-jalan di lingkungan sekitar, bersenda gurau dengan teman, menonton konten mukbang di kanal YouTube, dan sebagainya.
Namun, pilihan kegiatan tersebut berupa hal-hal alternatif, pada realitanya kita semua pasti akan langsung pergi ke sebuah tempat yang bernama 'kantin'.
Apa yang Kawan pikirkan saat mendengar kata 'kantin'? Pasti nya ada variasi pilihan menu yang menggugah selera, meja-meja yang dijejali oleh banyak orang, harum bau makanan yang menyeruak dari berbagai arah, dan lain-lain.
Kantin dan Maknanya
Kata 'kantin' yang sering kita ucpakan tersebut ternyata merupakan salah satu kata hasil serapan dari bahasa Belanda, lho Kawan! Dalam bahasa Belanda disebut dengan kantine.
Merujuk pada KBBI V, kantin didefiniskan sebagai ruangan tempat menjual minuman dan makanan (di sekolah, di kantor, di asrama, dan lain sebagainya).
Melalui berbagai sisi kita dapat mendefinisikan kantin tidak hanya sebagai sebuah tempat berkumpulnya orang-orang yang sedang kelaparan sembari dengan rekan-rekan lainnya.
Contohnya seperti, sarana untuk menguatkan rasa solidaritas, menjalin jejaring pertemanan yang lebih luas dan mampu memberikan daya dorong berupa rasa semangat untuk kembali melanjutkan aktivitas.
Baca Juga: Belgi Art Gallery Ekraf Cigombong Ramaikan Event Peringatan Hekrafnas ke-1 di Pemkab Bogor
Perbedaan interpretasi dalam hal memaknai ini tentu merupakan hal yang lumrah dan tidak dapat terhindarkan. Sebagai sebuah space atau ruang dalam social setting, maka pasti akan terdapat singgungan pada permasalahan yang menyangkut aspek sosial dan lingkungan atau manusia dengan lingkungan di sekitarnya.
Kantin Hijau & Merawat Lingkungan
Hmm, istilah kantin hijau pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita bukan? Saat mendengar atau melihat ada kata-kata 'hijau' maka pasti akan langsung dimaknai dengan gerakan Go-Green atau sustainable lifestyle.
Mengutip dari laman theecohub.com gerakan go green atau to go green yaitu "...finding a balance between the life you lead, the impact that life and your choices have on the planet, and being mindful enough to help maintain ecological balance to preserve the planet, its ecosystems, and its natural resources."
Ternyata itu adalah perihal bagaimana kita menemukan keseimbangan dan memiliki kesadaran yang penuh untuk memelihara tatanan ekologis agar tidak menjadi 'rusak'.
Beberapa perilaku atau gaya hidup yang tidak selaras dengan gerakan Go-Green pada lingkup interaksi di kantin, yaitu overeating atau saat makan akan mengambil porsi sebanyak mungkin tanpa ditakar, penggunaan kemasan sekali pakai dalam membungkus makanan dengan material yang tidak mudah terurai dan food waste atau limbah makanan atau makanan yang tidak habis lalu dibuang dengan percuma.
Kehadiran beberapa permasalahan tersebut tidak hanya terjadi pada seglintir tempat saja, namun sudah menjadi pola utama terkhusus nya pada masyarakat Indonesia.
Muncul kekhawatiran yang begitu besar pada benak masyarakat yang tampak dalam eksposur gerakan Go-Green pada berbagai media massa, terutama pada kanal media sosial.
Gerakan tersebut pun menuai komentar positif dari para netizen, sehingga dengan cepat perputaran informasi ini pun mampu menghadirkan beberapa gerakan hijau dari masyarakat, salah satunya berupa kantin hijau.
Bertandang ke Kota Soto atau Lamongan, Jawa Timur, Kawan dapat menemukan kantin sehat yang dirintis oleh SMP 3 Lamongan. Prinsip yang mereka usung yaitu 'Bebas dari 5P'. 5P terdiri dari pengawet, penyedap, pewarna, pemanis, dan pengenyal. Disinyalir kelima aspek tersebut menjadi bibit timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: EIMM 2023 Kembali Digelar Poltekpar NHI, Targetkan Mahasiswa yang Berwirausaha
Dari Lamongan, Jawa Timur kita bertandang ke Bali. Green School Bali dengan konsep sustainibility-nya memiliki variasi pilihan makanan sehat yang terdapat pada cafe atau kantin sekolah dengan bahan-bahan yang makanan hasil dari perkebunan yang dikelola bersama.
Kini, dimensi pemaknaan mengenai kantin tidak hanya sekadar tempat untuk mengusir lapar atau titik temu bersama teman sejawat, namun juga menjadi sarana untuk mengubah pola hidup yang lebih sehat dengan mengedepankan kelestarian alam sekitar.
Gerakan Go-Green dan living sustainable hanya dapat tercapai dan terus berlanjut apabila sudah ada kesadaran penuh untuk bertransformasi menuju kehidupan yang lebih sehat.
Lantas, apakah Kawan pernah menjumpai kantin yang serupa? Dan apakah Kawan setuju dengan gerakan tersebut agar dapat terus dilanjutkan?
Sumber Referensi:
- https://mediaindonesia.com/nusantara/525811/lamongan-rintis-kantin-sehat-di-sekolah
- https://www.greenschool.org/bali/schoolexpanding/food-at-green-school/
- https://theecohub.com/what-does-it-mean-to-go-green/#What-Does-It-Mean-To-Go-Green
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News