Kisah Inspiratif Nordianto Sanan; Pentingnya Kesehatan Sebagai Dampak Dari Pernikahan Dini
Nordianto (Penerima Apresiasi Bidang Kesehatan)
Dilangsir dari halaman Web https:///.satu-indonesia.com. Hallo kawan GNFI, menurut kawan GNFI apakah pengertian dari pernikahan dini? Dan apa dampaknya bagi kesehatan?
Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah usia 19 tahun.
Menurut UU RI Nomor 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa pernikahan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 18 tahun.
Dulu Ketika saya masih duduk dibangku Sekolah Tinggi Menengah pertama, saya sangat kaget karena melihat teman-teman saya yang menikah diusia dini. Saya kehilangan beberapa teman yang mundur dari sekolah dengan alasan menikah, begitu juga setelah lulus SMP, ada beberapa teman yang tidak melanjutkan Sekolah Menengah Atas dengan dengan alasan menikah.
Saat itu saya berusaha mencari tahu apa yang menyebabkan teman-teman saya memilih untuk menikah muda dan menggurus rumah tangga. Pernikahan diusia dini memang sering terjadi dari zaman dulu bahkan sampai sekarangg, hal itulah yang membuat Nordianto Hartoyo Sanan sebagai salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2018, yang juga ikut merasakan kehilangan temannya saat ia duduk dibangku kelas 3 SMP.
Sampai pada akhirnya Nordianto mencari tahu teman bermainnya, yang ternyata sudah dinikahkan oleh kedua orangtuanya. Berawal dari keikutsertaannya sebagai peserta PIK remaja BKKN yang memang merupakan pelatihan tentang kesehatan reproduksi remaja, bahaya seks bebas, serta NAPZA, Anto pada akhirnya merasa menemukan apa yang ia cari selama ini.
“Awalnya saya termotivasi untuk menyuarakan kegelisahan ini memang karena ibu. Beliau pernah bilang bahwa kalau saja tidak menikah diusia muda, mungkin beliau akan menjadi orang yang lebih sukses, punya kehidupan yang lebih baik. Belum lagi ibu saya juga sakit-sakitan karena hamil diusia muda, keguguran berkali-kali dan banyak factor lainnya yang membuat kesehatan reproduksinya menurun.” Tutur Anto.
KURANGI ANGKA PERNIKAHAN DINI DENGAN PROGRAM GENRENGERS EDUCAMP
Nordianto Hartoyo Sanan yang lahir di Kalimantan Barat tahun 1994 ini memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menolong teman-temannya agar terhindar dari pernikahan dini. Dirinya juga merupakan salah satu anak yang terlahir dari seorang ibu yang menikah dini di usia 16 tahun.
Nordianto melihat bagaimana ibunya yang sakit-sakitan, karena hamil di usia muda, bahkan mengalami keguguran berkali-kali. Hal itu tentunya banyak factor yang membuat kesehatan reproduksi sang ibu menurun. saat itu tentunya Nordianto melihat secara langsung bagaimana keadaan ibunya, Nordianto memiliki keinginan yang kuat untuk bisa selamatkan anak-anak remaja di daerahnya agar terhindar dari pernikahan dini.
Sampai pada akhirnya di tahun 2016, Nordianto Hartoyo Senan berhasil menggumpulkan 20 relawan dan menggagas sebauh program kemah selama 3 hari 2 malam yang dinamakan genrangers educamp. Dengan hadirnya program genrangers educamp ini, Nordianto berhasil mengurangi angka pernikahan dini di Kalimantan Barat.
Latar Belakang Hadirnya Genrengers Educamp
Selain melihat kesehatan ibunya, Nordianto juga mengetahui bahwa Kalimantan Barat masuk dalam provinsi dengan angka perkawinan anak yang tinggi. Penyebabnya, dari factor ekonomi, sosial budaya, hingga gaya hidup generasi muda. Dan nyatanya kasus pernikahan dini masih banyak terjadi.
Bahkan kasus pernikahan dini sudah banyak diberitakan. Ada anak usia remaja menikah dengan pria dewasa seusia kakeknya, ada juga yang menikah di usia yang sama-sama remaja. Hal itu justru membuat Nordianto akhirnya tergerak untuk bisa melakukan sesuatu, supaya bisa memperbaiki kehidupan anak-anak didaerahnya. Karena menikah itu bukan hal yang mudah, termasuk memiliki dan mengasuh anak.
Menikah dini juga meningkatkan resiko keguguran dan kelainan pada bayi, karena kurangnya asupan gizi. Mental calon ibu juga harus siap disegalanya. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) usia ideal untuk menikah dan melahirkan secara sehat adalah 21-35 tahun. Karena di usia ini, pasangan tentunya sudah siap secara fisik maupun mental.
Program Genrengers Educamp
Agar sebuah program yangakukan dapat terlaksana dan memberikan manfaat, tentunya harus ada dukungan dari berbagai pihak. Nordianto bersama 20 relawan sebagai tim inti mulai menggagas program genrengers educamp. Program ini hanya dijalankan selama 3 hari 2 malam untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada para remaja dengan 3 hal pokok:
- Para remaja diajarkan bagaimana mengenal dan peduli terhadap diri sendiri. Mulai mengajarkan mengenai organ-organ reproduksi, dan bagian yang akan tersakiti.
- Mengajarkan remaja tentang entrepreneur atau kewirausahaan. Karena factor-faktor ekonomi menjadi penyebab tingginya angka pernikahan dini di Kalimantan Barat.
- Mengajarkan remaja berkreasi dan berinovasi, serta memahami teknologi. Deangan 3 program genrengers educamp diharapkan bisa mengurangi angka pernikahan dini bukan hanya di Kalimantan Barat tapi juga di daerah yang lain. Menikah dini bukanlah solusi untuk keluar dari masalah ekonomi, ada banyak cara yang dilakukan.
Keberhasilan Genrengers Educamp
Dengan program genrengers educamp yang diganggas Nordianto sudah menunjukan hasil nyata. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik tahun 2017, Kalimantan Barat mengalami penurunan jumlah Perempuan menikah dibawah umur 18 tahun dari 104/1.000 menjadi 39/1.000.
Bahkan program genrengers educamp sudah berhasil mengedukasi dan mendidik 400 remaja per tahunnya siap untuk menjadi duta genrengers di 14 Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat. Selain itu, 30 remaja dari tiap Kabupaten dan Kota yang terlibat program genrengers educamp dapat menyelesaikan SMA dan perguruan tinggi. Sehingga mereka bisa meraih masa depan dan cita-citanya.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News