Mungkin di telinga kawan masih asing dengan nama Bambang Sardi, beliau adalah inovator berusia 37 tahun asal Wakatobi, Sulawesi Tengah. Bambang Sardi juga baru saja menyelesaikan studi S3 di Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya dengan gelar Doktor. Bambang Sardi menciptakan minyak kelapa murni atau yang disebut Virgin Coconut Oil (VCO).
Pada tahun 2014 Bambang Sardi menjadi dosen di Fakultas Teknik Universitas Tadalako, tidak hanya mengajar tetapi juga melakukan penelitian mengenai Virgin Coconut Oil (VCO) yang berbahan baku dari kelapa. Saat bertukar pendapat bersama Mahasiswanya mengenai bahan baku kelapa, salah satu Mahasiswa memberi informasi kepada Bambang Sardi mengenai pohon kelapa di daerah Silanga, Parigi, Mautong. Bambang sardi kemudian bergegas mendatangi lokasi tersebut dan ternyata ia melihat potensi kelapa yang besar dan melimpah.
Menangkal Hoaks Pemilu dengan Literasi Digital
Namun petani disana hanya mengolah kelapa menjadi kopra dengan harga jual kopra cenderung rendah. Selanjutnya Bambang Sardi memperkenalkan pengolahan Virgin Coconut Oil (VCO) hasil penelitian yang ia lakukan bersama dosennya semasa masih berada dibangku kuliah. Petani daerah Silanga, Parigi, Mauntong merespon dengan baik mengenai pengelolaan Virgin Coconut Oil (VCO) dan akhirnya proses produksi Virgin Coconut Oil (VCO) menghasilkan kualitas yang baik dengan menggunakan metode fermentasi anaerob (yakni terjadinya penguraian substrat tanpa adanya oksigen). Inovasi yang ia dapatkan tidak hanya membeli kelapa saja namun juga memberikan edukasi masyarakat, khususnya bagaimana proses pengolahan kelapa menjadi nilai jual yang tinggi.
Usaha mengola kelapa menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) yang dilakukan Bambang sardi tidak secara instan menjadi besar, beberapa kali ia harus mengalami kegagalan dengan produk yang sedang ia lakoni tersebut. Tidak semua pohon kelapa cocok dijadikan Virgin Coconut Oil
(VCO), mencari kelapa yang berkualitas baik juga tidaklah mudah, membutuhkan selama tiga tahun untuk melakukan riset sampai menghasilkan Virgin Coconut Oil (VCO). Tetapi dengan kegigihan Bambang Sardi membuatnya berhasil menciptakan minyak kelapa murni Virgin Coconut Oil (VCO) yang menjadi impiannya tersebut, kini produk minyak kelapa murninya telah tersebar ke beberapa wilayah di Indonesia hingga di ekspor ke luar negri.
Usaha Bambang Sardi yang tidak pantang menyerah ini menjadikan salah satu industri terbesar di Sulawesi Tengah dengan produksi 200 liter per bulan dengan harga berkisar Rp.35.000 - Rp.50.000 per 250 mm untuk memenuhi pasar lokal. Tidak hanya Bambang Sardi sendiri menjalankan usaha Virgin Coconut Oil (VCO) ini, ia juga memberdayakan masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam usaha Virgin Coconut Oil (VCO).
Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak? Fisika dan Keselamatan Jadi Alasannya!
Bambang Sardi tak menciptakan Virgin Coconut Oil (VCO) saja, tetapi bahan sisa Virgin Coconut Oil (VCO) atau yang disebut blondo ini juga dirubahnya menjadi biskuit untuk balita. Kandungan gizi yang ada pada biskuit dari blondo ini dapat digunakan dalam intervensi ( pemberian biskuit blondo) untuk mencegah stunting, dengan penelitian yang dilakukan dibawah arahan Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) Universitas Tadulako, bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengenmbangan Deaerah (Bappelitbangda) Kabupaten Parigi Mountong.
Setelah mempelajari mengenai gizi yang terkandung di dalam biskuit balita ini, ia memperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan signifikan tinggi badan balita sebelum dan sesudah intervensi (pemberian biskuit blondo) sebesar 0,81 cm. Berat badan balita rata-rata meningkat 0,43kg setelah pemberian biskuit blondo tersebut. Bambang sardi juga melakukan penelitian lain khususnya pada batu bara.
Melalui metode pirolisis tanpa oksigen dengan bantuan microwave dapat menghasilkan batu bara menjadi bahan bakar cair dan gas. Bambang Sardi melakukan penelitian tersebut dengan tujuan agar tidak menimbulkan bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan, untuk bumi menuju nol emisi karbon. Hasil penelitiannya, ia paparkan dalam buku berjudul “Pirolisis Batubara Peringkat rendah”.
Berkat kerja keras, ketekunan, dan kepandaian yang ditunjukkan Bambang Sardi dalam proses penelitian hingga menghasilkan produk unggulan tersebut, Bambang sardi mendapatkan apresiasi semangat award pada tahun 2017 dalam bidang Teknologi. Ajang tersebut memberikan penghargaan bagi generasi muda yang memberikan kontribusi positif untuk kedepannya. Jadi gimana kawan GNFI, menarik bukan? Itulah kisah inspiratif dari sosok inovator Bambang Sardi pencipta Virgin Coconut Oil (VCO).
Pergulatan Dunia Kreatif Seorang TikToker
Sumber:
https://tutura.id/homepage/readmore/bambang-sardi-manfaatkan-penelitian-kelapa-untuk-pemberdayaan-masyarakat-1689537496
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News