Indonesia tengah mempersiapkan langkah bersejarah dengan rencana akuisisi kapal induk bekas milik Angkatan Laut Italia, Giuseppe Garibaldi. Jika terealisasi, ini akan menjadi kapal induk pertama yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Direktur penjualan bisnis Angkatan Laut Fincantieri, Mauro Manzini, mengungkapkan bahwa kapal yang dibangun pada 1985 tersebut masih dalam kondisi baik. Dengan masa operasional tersisa 15 hingga 20 tahun, Giuseppe Garibaldi dinilai layak digunakan kembali setelah melalui proses perbaikan dan penyesuaian sesuai kebutuhan Indonesia.
Kapal induk ini memiliki kemampuan multifungsi. Selain mampu mengoperasikan drone, helikopter, dan pesawat tempur seperti AV-8B Harrier,Giuseppe Garibaldi juga mendukung operasi amfibi dengan daya angkut kendaraan tempur.
Selain itu, Kapal ini memiliki panjang sekitar 180 meter, mampu melaju hingga kecepatan 30 knot atau 56 km/jam, serta menempuh jarak maksimal 7.000 mil laut (sekitar 13.000 km). Keunggulan ini menjadikannya aset strategis, baik untuk misi militer maupun operasi non-tempur.
Dari sisi persenjataan, Giuseppe Garibaldi dilengkapi sistem pertahanan modern pada masanya. Beberapa diantaranya yaitu peluncur Mk.29 untuk rudal anti pesawat Sea Sparrow/Selenia Aspide, sistem senjata Oto Melara Kembar 40L70 DARDO.
Selain itu, kapal ini juga dilengkapi tabung torpedo rangkap tiga kaliber 324 mm, hingga rudal permukaan-ke-permukaan Otomat Mk 2 SSM. Perpaduan teknologi ini membuatnya mampu melaksanakan peran ganda, baik sebagai kapal induk tempur maupun kapal pendukung operasi amfibi dan maritim.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muhammad Ali, menegaskan bahwa prioritas utama penggunaan kapal induk tersebut adalah untuk operasi militer selain perang, seperti bantuan kemanusiaan, evakuasi bencana, hingga misi perdamaian internasional. Namun, tak menutup kemungkinan kapal ini juga difungsikan untuk memperkuat pertahanan laut Indonesia jika situasi menuntut.
Dengan panjang 180 meter dan bobot sekitar 13 ribu ton, Giuseppe Garibaldi sebelumnya menjadi tulang punggung kekuatan Angkatan Laut Italia sebelum digantikan oleh kapal induk yang lebih modern, Cavour. Kini, Italia berencana melepasnya, dan Indonesia muncul sebagai calon pembeli utama.
Rencana akuisisi ini tidak hanya menandai peningkatan kapasitas militer Indonesia, tetapi juga memperluas peran diplomasi pertahanan di kawasan regional. Kehadiran kapal induk akan memperkuat kemampuan proyeksi kekuatan maritim Indonesia sekaligus menempatkan TNI AL sejajar dengan negara-negara lain yang lebih dulu memiliki kapal induk.
Jika resmi bergabung ke jajaran armada TNI AL, Giuseppe Garibaldi akan menjadi simbol penting modernisasi alutsista sekaligus lompatan besar dalam sejarah pertahanan laut Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
