Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalin kerja sama strategis dengan Food and Drug Corporation Quality and Safety Promotion Association (FDSA) China. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global dan mewujudkan cita-cita menjadi pusat industri halal dunia.
Kerja sama ini diteken melalui Nota Kesepahaman (MoU) dalam rangkaian Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) 2025 di Tangerang.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan potensi besar Indonesia, yang menempati peringkat ketiga ekosistem halal global.
“Saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam ekosistem halal dunia dan sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, maka industri halal dalam negeri memiliki potensi nilai yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujarnya, dikutip dari Antara.
Pasar halal global sendiri diproyeksikan tumbuh pesat, mencapai 3,36 triliun dolar AS pada 2028.
Menurut Kepala Pusat Industri Halal Kemenperin, Kris Sasono Ngudi Wibowo, ruang lingkup kerja sama mencakup pengembangan industri, investasi, peningkatan kapasitas, inovasi, dan promosi.
“Dengan potensi Indonesia pada industri halal, tidak hanya pada sektor industri makanan dan minuman, namun potensi industri halal lifestyle lainnya, kami harap produk industri halal nasional mampu menembus pasar dunia,” tambah Kris.
Sinergi ini diharapkan membuka akses pasar China yang memiliki populasi Muslim signifikan dan meningkatkan daya saing industri halal nasional di kancah internasional.
Kemenperin berkomitmen penuh untuk mengawal implementasi kerja sama ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News