Proyek Kereta Rel Listrik (KRL) Surabaya–Sidoarjo mendapat dukungan pinjaman senilai US$250 juta (Rp4,1 triliun) dari Bank Pembangunan Jerman (KfW). Dana tersebut akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur dasar seperti rel baru hingga elektrifikasi melalui pemasangan listrik aliran atas (LAA).
Proyek ini dicanangkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dan segera dibangun sepanjang 27 km yang diberi nama Surabaya Regional Railway Line (SRRL). Tahap pertama mencakup pembangunan jalur ganda dari Stasiun Gubeng hingga Stasiun Sidoarjo.
Proyek ini akan memanfaatkan jalur eksisting dengan membangun double track menggantikan jalur tunggal yang saat ini digunakan, sekaligus melanjutkan konektivitas hingga ke Gresik. Meski pendanaan sudah diamankan, proyek SRRL masih dalam tahap awal.
Penandatanganan kontrak pinjaman baru dilakukan pada 2025, dan pada 2026 dijadwalkan masuk tahap studi kelayakan (feasibility study) serta desain teknis. Dengan demikian, target operasional ditetapkan pada 2029, meskipun pola operasional KRL ini belum dipastikan. Pemerintah berharap keberadaan SRRL dapat meningkatkan mobilitas masyarakat Surabaya, Sidoarjo, hingga kota penyangga sekitarnya, sekaligus mendorong penggunaan transportasi massal ramah lingkungan di Jawa Timur.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News