Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan kabar gembira bagi eksportir Indonesia.
Setelah perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA) diberlakukan, 98,80% atau setara dengan 9.637 produk dalam negeri akan dibebaskan dari bea masuk.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, menjelaskan, “98,80 persen dari seluruh tarif EU itu, akan mendapatkan preferensi. Hampir semuanya nol (persen), hanya sedikit yang tidak dapat nol.”
Pembebasan tarif ini menjadi peluang emas untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Namun, pemberlakuan tarif 0% ini tidak serentak. Sebanyak 90,4% produk, seperti sawit, garmen, sepatu, dan elektronik, langsung bebas tarif saat perjanjian berlaku.
Sementara 8,37% lainnya akan mengalami penurunan tarif secara bertahap dalam kurun 3 hingga 15 tahun. Hanya 1,2% produk yang dianggap sensitif yang tetap dikenai tarif normal.
Komitmen ini juga dinamis dan terbuka untuk dipercepat. Djatmiko menambahkan, “Kita punya window untuk meng-upgrade komitmen, yang tadinya misalnya tujuh tahun eliminasi, nanti bisa kita ajukan untuk lebih cepat.”
Dengan ini, produk unggulan seperti kopi, kakao, furnitur, dan produk perikanan diharapkan dapat langsung membanjiri pasar Uni Eropa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
