Ziarah kubur menjelang Ramadan menjadi tradisi baik yang tumbuh subur di kalangan masyarakat. Biasanya masyarakat melakukan ziarah kubur ke makam keluarga, ulama, maupun leluhur menjelang Ramadan sebagai perwujudan untuk mendoakan orang yang telah mendahului dan menjadi pengingat akan akhirat.
Terdapat hukum dan hikmah dari pelaksanaan tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan yang perlu Kawan ketahui. Selain itu, terdapat histori khusus dari berkembangnya tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan di Indonesia.
Pada beberapa daerah, tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan berkembang dengan istilah nyekar atau sowan. Berikut penjelasan tentang hukum, hikmah, dan perkembangan tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan di Indonesia.
Baca juga: Menuju Awal Ramadan 2025, Pemerintah akan Gelar Rukyatul Hilal dari 125 Lokasi Ini
Hukum Tradisi Ziarah Kubur Menjelang Ramadan
Berdasarkan pendapat beberapa ulama di Indonesia seperti Ustad Adi Hidayat, Buya Yahya, dan Ustad Abdul Somad, ziarah kubur menjelang Ramadan dianggap sebagai tradisi positif yang dianjurkan. Tradisi ini dapat menjadi wujud mengingatkan kepada akhirat dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
Sementara itu, secara syariat, hukum ziarah kubur menjelang Ramadan adalah sunah. Ini sesuai dengan hadis yang berbunyi sebagai berikut.
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا
Artinya: Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian (HR Muslim).
Selain itu, Nabi Muhammad saw tidak hanya menjelaskan diperbolehkannya ziarah kubur, tetapi juga menjelaskan manfaat-manfaatnya. Berikut hadisnya.
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً
Artinya: Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah) (HR Hakim).
Dari pendapat para ulama di Indonesia dan juga disandarkan dengan hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan adalah sunah atau dianjurkan. Maka dari itu, ziarah kubur boleh saja dilakukan saat menjelang Ramadan maupun waktu-waktu lain.
Hikmah Pelaksanaan Tradisi Ziarah Kubur Menjelang Ramadan
Ziarah kubur menjelang Ramadan menjadi momen penting untuk bisa mendoakan orang-orang yang telah mendahului. Lebih daripada itu, ternyata ada banyak hikmah lain dari ziarah kubur. Hikmah tersebut sebagai berikut.
1. Mengingatkan Akan Kematian dan Alam Akhirat
Berziarah akan membuat seseorang yang melakukannya mengingat akan kematian dan alam akhirat. Ini akan menjadi sebuah pembelajaran agar dapat mempersiapkan banyak amal ibadah untuk bekal di alam akhirat.
2. Dapat Berzuhud terhadap Dunia
Zuhud terhadap dunia berarti meninggalkan dunia untuk mengabdikan diri kepada Allah swt. Dengan berziarah akan mengingatkan bahwa seluruh kekayaan yang dimiliki selama hidup tidak akan dibawa mati dan akhirnya hanya amallah yang menjadi penerang.
3. Memperkuat Ketaatan kepada Allah swt
Berziarah dapat mengingatkan bahwa ajal bisa datang secara tidak terduga. Maka dari itu, ini dapat menjadi pengingat untuk memperkuat ketaatan kepada Allah dalam setiap waktu.
4. Menghormati dan Berbuat Baik untuk Ahli Kubur
Berziarah juga dapat menjadi bentuk penghormatan kepada ahli kubur. Hal ini menjadi perbuatan baik yang diberikan oleh orang yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal dunia.
Perkembangan Tradisi Ziarah Kubur Menjelang Ramadan di Indonesia
Tradisi merupakan kebiasaan dari waktu ke waktu dalam masyarakat yang diturunkan dari para pendahulu. Ini dapat berbentuk norma-norma atau ritual khusus yang dilakukan pada waktu tertentu.
Di Indonesia sendiri, ajaran agama Islam sangat kental mengalir dalam masyarakat. Maka dari itu, banyak sekali ritual keagamaan yang diturunkan oleh pendahulu yang dapat bertahan dari masa ke masa salah satunya ziarah kubur menjelang Ramadan.
Ziarah kubur menjelang Ramadan di Indonesia memiliki istilah lain seperti nyekar, sowan, munggahan, dan lain sebagainya. Istilah tersebut sering dipakai di pulau Jawa.
Tradisi ini semakin berkembang pada beberapa tempat. Ada yang mengembangkannya dengan cara bersih-bersih makam menjelang Ramadan atau disebut juga sebagai nyadran. Pengaruh nilai keagamaan dan warisan leluhur yang memengaruhi perkembangan tradisi ini di Indonesia.
Panduan Pelaksanaan Ziarah Kubur Menjelang Ramadan
Terdapat panduan atau tata cara saat melaksanakan ziarah kubur. Berikut panduannya.
- Berwudu sebelum pergi berziarah kubur.
- Memberi salam saat sampai di makam dan mendoakan ahli kubur.
- Membacakan ahli kubur surah Yasin, tahlil, doa, dan lain-lain.
- Berziarah dengan hati yang ikhlas dan melakukannya secara khusyuk.
- Menjaga sikap atau adab baik saat berziarah.
Baca juga: Penentuan Awal Ramadan di Indonesia: Mengenal Metode Hisab, Rukyat, dan Penyatuan Keduanya
Intinya, ziarah kubur menjelang Ramadan menjadi tradisi positif untuk dilakukan dan hukumnya sunah. Tradisi ziarah kubur juga mengandung banyak hikmah sehingga membuatnya tumbuh dengan subur di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News