Cirebon,- “Aku Bagus Rangin, tidaklah berdiri sendiri. Tujuh puluh ribu pasukan di belakangku. Kaum santri, suara tani, dan para abdi keraton yang setia kepada negeri yang kemerdekaannya telah dirampas. Di sini, di Kedongdong, biarlah tumpah ruah merah darah bakti kami demi daulat negeri. Sekien isun wani, mbesuk wani, lan kapan bae wani.”
Kutipan tersebut menjadi pembuka pementasan teater Bagus Rangin yang digelar Teater Tjaroeban di Gedung Kesenian Nyimas Rarasantang, Kompleks Perkantoran Bima, Kota Cirebon, pada Sabtu–Minggu (9–10/8/2025).
Pementasan ini mengangkat kisah perjuangan rakyat Cirebon dalam melawan penjajahan, yang memuncak pada Perang Kedongdong tahun 1818 di bawah kepemimpinan Bagus Rangin.
Cerita diadaptasi dari catatan sejarah yang ditulis Dr. R.A. Raffan Sapari Hasyim (Mas Opan), Drs. Kyai Zamzami Amin (Pesantren Mualimin Babakan Cirebon), dan Nurdin M. Noer.
Disutradarai Ade Fachtullah Hisyam, S.Sn (Ade Bedul), teater ini dihadirkan sebagai bentuk kecintaan dan kebanggaan terhadap kisah-kisah lokal Cirebon yang menjadi warisan budaya luhur.
Baca Selengkapnya
