Jakarta (Greeners) – Saat ini sumberpewarnadanbenangkapas kebanggaan Kalimantan terancam. PerempuanIbandi Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, saat ini berjuangmempertahankantradisi tenunmerekaditengah rusaknyahutan Kalimantan. Bagimereka, tenun merupakanbagiandariidentitasdantradisimerekayangharus dilestarikan.
Masyarakat adat Iban menganggap bahwa tradisi tenun ini adalah kain yang dikenakan oleh anggota keluarga, terutama pasangannya, saat acara adat. Beberapa kain juga memiliki corak dan warna tertentu serta menjalani ritual untuk mendapat status luhur.
Namun, sayangnya, tradisi tenun terancam akibat pembangunan yang berlebihan dan perubahan prioritas pada masyarakat Iban. Faktor lain seperti eksploitasi lahan dan hutan akibat pertambangan dan perkebunan mengakibatkan hilangnya pepohonan dan tanaman kapas yang menjadi sumber pewarna dan benang kapas.
BACA JUGA: Klaim Hutan Adat Terkendala Regulasi
Berdasarkan data dari The Center for International Forestry Research dan World Agroforestry, antara tahun 2000 dan 2017, terdapat sekitar 59.962 kilometer persegi hilangnya hutan di seluruh Kalimantan. Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah dari tahun ke tahun.
Baca Selengkapnya