Di tengah gemerlap kehidupan wisata Bali yang tak pernah padam, sebuah revolusi diam-diam tengah terjadi. Pulau yang dikenal dengan julukan “Pulau Dewata” ini kini menjelma menjadi laboratorium energi surya terdepan di Indonesia. Dari pantai selatan Pecatu hingga ujung timur Karangasem, dari perairan Nusa Dua hingga pulau terpencil Nusa Penida, jejak-jejak panel surya mulai menghiasi landscape Bali.
Data terbaru dari PLN dan PwC Indonesia 2025 mengungkap bahwa Bali tengah membangun ekosistem PLTS tersebar yang ambisius, dengan total kapasitas mencapai ratusan megawatt – sebuah langkah revolusioner menuju target Bali Mandiri Energi 2045. Berikut daerah di Bali yang memanfaatkan energi PLTS:
Di kawasan elit Pecatu, Swiss-Belresort menjadi pelopor integrasi energi surya di industri perhotelan Bali. PLTS atap berkapasitas 246.000 kWh ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata dapat berkontribusi signifikan pada transisi energi. Teknologi rooftop solar yang diterapkan memanfaatkan luas atap bangunan hotel tanpa memerlukan lahan tambahan, menjadikannya solusi ideal untuk kawasan padat wisata.
Sistem ini tidak hanya mengurangi biaya operasional hotel, tetapi juga memperkuat citra sustainable tourism Bali. Setiap hari, panel-panel surya di atap resort ini mengkonversi sinar matahari tropis menjadi listrik yang mensuplai kamar-kamar tamu, kolam renang, dan fasilitas resort lainnya.
Ujung timur Pulau Bali menyimpan permata energi terbarukan terbesar – East Bali Solar Plant dengan kapasitas 25 MWp. Berlokasi di Kubu, Karangasem, pembangkit ini menempati area yang strategis dengan karakteristik geografis yang sempurna untuk pembangkitan tenaga surya.
Baca Selengkapnya