Apa yang dilakukan Kiai Imam Fadholi bukan sekadar menjinakkan matahari. Namun upaya kecil untuk membuka gerbang Transisi Energi.
Matahari tepat berada di atas kepala, ketika perjalanan kami sampai pada gubuk kecil di tengah savana padi yang maha luas. Sembari mengernyit menahan sinar yang menimpa kedua matanya, Imam Fadholi (61) memperkenalkan objek penting di hadapan kami: sebuah kotak energi.
Meski hanya berukuran 3 x 2,5 m, gubuk berada di Desa Ngujung, Malo, Bojonegoro ini, menjadi satu-satunya bangunan di tengah savana persawahan amat luas itu. Keberadaan Pegunungan Banyu Urip sebagai latar, membuat gubuk itu terlihat sangat ikonik.
Imam Fadholi menyebut, gubuk kecil beratap panel surya itu adalah kotak energi, tempat yang jadi pusat tenaga pompa pengairan sawah. Di dalam gubuk tersebut, terdapat lima lembar panel surya berukuran 1,13x 2,27 m yang menjadi atap peneduh, serta boks inverter yang berfungsi mengatur on/off tenaga kelistrikannya. Sementara kabel instalasi terlihat bertumpu rapi pada pilar-pilar kayu jati yang menjadi penyangga.
“Nah, ini pusat pengairan sawahnya ya di kotak ini” ucap guru ngaji yang akrab disapa Kiai Fadholi itu, sambil menunjuk sebuah kotak kecil berupa box inverter yang berada di dalam gubuk (7/10/2025)
Baca Selengkapnya