KBRT – Setiap kali musim kemarau tiba, wajah Parjan (56) kian akrab dengan debu jalan dan panas terik matahari. Dari rumahnya di RT 10 RW 05, Desa Pogalan, Kabupaten Trenggalek, ia mengendarai sepeda motor tuanya, menempuh lebih dari 20 kilometer menuju ladang singkong yang terletak di tengah hutan, berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung.Di boncengan motornya, petani trenggalek mengisi karung-karung singkong menjadi teman perjalanan. Kadang satu, kadang dua karung, cukup untuk dijadikan bahan baku gaplek, olahan tradisional yang sudah menjadi sumber nafkah keluarganya sejak tahun 1999.“Setiap musim kemarau, saya itu selalu sibuk kalau belum matahari terbenam. Karena, setelah pulang dari ladang...
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Baca Selengkapnya