Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan bukan lagi sekadar isu global yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Data terbaru dari Karbon Hero x Plastavfall Solution x Daur ID (2024) menunjukkan bahwa 91% masyarakat Indonesia merasakan kecemasan berlebihan terkait jejak karbon, fenomena yang kini dikenal sebagai eco-anxiety atau kecemasan ekologis.
Makin tahu IndonesiaEco-anxiety adalah kondisi kecemasan kronis yang muncul akibat kerusakan lingkungan dan dampak perubahan iklim. American Psychiatric Association (APA) pada tahun 2017 mendefinisikan eco-anxiety sebagai ketakutan kronis akan malapetaka yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan mengingat tingginya prevalensi di Indonesia.
Survey komprehensif tersebut mengungkap fakta mengejutkan bahwa 89% responden mengalami cemas saat mendengar berita iklim, sementara 97% merasa khawatir tentang masa depan generasi mendatang. Angka ini mencerminkan tingkat kesadaran lingkungan yang sangat tinggi di kalangan masyarakat Indonesia.
Ironisnya, di tengah tingginya tingkat kecemasan ini, masyarakat juga menunjukkan komitmen kuat terhadap tindakan ramah lingkungan. Data menunjukkan bahwa 98% responden mau membayar lebih untuk produk hijau dan 63% aktif mendukung dan membeli produk lokal. Hal ini sejalan dengan tren global dimana fenomena pemakaian produk ramah lingkungan (green product) kian marak dikampanyekan seiring munculnya pemanasan global dan perubahan iklim secara ekstrim.
Menariknya, survey juga menunjukkan kesadaran tinggi masyarakat Indonesia terhadap praktik berkelanjutan. 73% responden telah menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle, 55% menggunakan energi hijau, dan 37% beralih ke kendaraan listrik. 71% juga mengurangi penggunaan energi dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Selengkapnya