Jakarta (Greeners) – Aktivitas tambang nikel di pulau-pulau kecil Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, kembali menuai sorotan. Meski pemerintah mengklaim tidak ada kerusakan lingkungan signifikan, berbagai organisasi masyarakat sipil membantah keras dan menyebut ada dampak ekologis serius yang terabaikan.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyempatkan diri singgah ke tambang nikel PT GAG Nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, pada Sabtu (7/6). Kunjungan singkat ini bertujuan melihat situasi operasi tambang. Selain itu, juga untuk menindaklanjuti keresahan publik atas dampak pertambangan terhadap kawasan wisata di Raja Ampat.
“Saya itu datang ke sini untuk mengecek langsung aja kepada seluruh masyarakat, dan teman-teman kan sudah lihat dan saya juga melihat secara objektif apa sebenarnya yang terjadi dan hasilnya nanti dicek oleh tim saya (inspektur tambang),” ujarnya, melansir situs resmi Kementerian ESDM pada Senin (9/6).
BACA JUGA: Menteri LH Tindak Tegas Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa bahwa tidak ada masalah di wilayah tambang. “Kami lihat juga dari atas tadi bahwa sedimentasi di area pesisir juga tidak ada. Jadi, overall sebetulnya tambang ini gak ada masalah,” tutur Tri.
Baca Selengkapnya