Di Indonesia, penggunaan daun sebagai pembungkus makanan merupakan tradisi yang telah lama ada dan masih terus digunakan hingga saat ini. Daun yang paling sering digunakan adalah daun pisang, yang digunakan untuk membungkus berbagai jenis makanan, mulai dari makanan berat hingga aneka kue tradisional.
Ada keuntungan tersendiri dari penggunaan bungkus makanan dari daun. Selain karena bahannya ramah lingkungan, daun juga diyakini dapat menambah cita rasa pada makanan.
Bungkus daun memiliki berbagai bentuk dan jenis, masing-masing dengan karakteristik dan fungsi yang berbeda. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai jarang ditemui di era modern ini. Berikut adalah beberapa jenis bungkus daun yang digunakan di Indonesia:
-
Pincuk: Bentuk bungkus ini sering digunakan untuk membungkus makanan seperti nasi dan lauk pauk. Daun pisang dilipat dan disematkan dengan lidi hingga membentuk lekukan.
-
Pinjung: Pinjung biasanya digunakan untuk membungkus makanan kecil atau kue. Bentuknya menyerupai limas.
-
Samir: Bungkus ini digunakan sebagai alas makanan. Bentuknya lingkaran dan ditempatkan di dasar makanan.
-
Sudi: Berbentuk paduan antara limas dan lingkaran, Sudi juga digunakan untuk makanan kecil atau kue.
-
Sumpil: Bungkus ini berbentuk segitiga kecil. Daun dilipat, lalu ditusuk lidi hingga menutup rapat seluruh bagian makanan.
-
Tum: Tum adalah bungkus berwujud daun yang kedua ujungnya dilipat ke atas hingga saling bertumpu, lalu disematkan lidi.
-
Takir: Bungkus ini berbentuk seperti wadah cekung kecil menyerupai mangkok atau baskom.
-
Tempelang: Bentuk bungkus ini menutupi bagian bawah dan tengah makanan, namun bagian atasnya terbuka.
-
Pasung: Pasung digunakan untuk membungkus makanan yang dikukus, dengan bentuk kerucut.
-
Lontong: Membentuk silinder panjang yang khas, bungkusan lontong lalu diisi beras dan dimasak.
-
Lemper: Lemper adalah kue tradisional yang terbuat dari ketan dan diisi dengan daging, dibungkus dalam daun pisang dan dikukus.
