nilai sejarah dan cagar budaya jembatan tembana - News | Good News From Indonesia 2025

Nilai Sejarah dan Cagar Budaya Jembatan Tembana

Nilai Sejarah dan Cagar Budaya Jembatan Tembana
images info

MUNGKIN Anda sudah melewati jembatan ini (yang sejak era kolonial sudah disebut Tembono brug) puluhan atau ratusan kali tanpa bisa menikmati secara langsung keindahan, kemegahan serta historisitasnya. Jembatan Tembana telah ditetapkan sebagai Struktur Cagar Budaya berdasarkan Keputusan Bupati No: 400.6.1/193/2025.

Jika kita membandingkan dengan koleksi foto era Hindia Belanda (sekitar 1920-an) perihal keberadaan jembatan tua ini ada beberapa hal yang berbeda baik tutupan pasir yang menutupi batuan alam serta penampakkan ornamen hias jembatan. Namun struktur dan lengkungannya tidak berubah yaitu jembatan lengkung (boogbrug) dengan tiga lengkungan (drie openingen).

Siapa yang membangun jembatan megah ini? Tidak banyak yang tahu. Teguh Hindarto dalam buku, Bukan Kota Tanpa Masa Lalu: Dinamika Sosial Ekonomi Kebumen Era Arung Binang VII menyebutkan bahwa pembangunnya adalah seorang insinyur bernama Gerrit Agricola Pet (2020:18-19).

Gerrit Agricola Pet (G.A.Pet) atau yang dikenal dengan lidah lokal pada masa itu Ir Gapet adalah seorang insinyur kelahiran Hoorn 17 Juli 1834. Setelah karirnya di Belanda, tahun 1861 Pet ditempatkan di Purworejo. Selama dua belas tahun, ia melaksanakan proyek irigasi besar untuk wilayah seluas 81.000 hektar di Karesidenan Bagelen dan Banyumas, termasuk Jembatan Tembono demikian tulis “Nieuw Nederlandsch Biografisch Deel 6” (1924).

Landskap sosial politik tahun 1871 adalah masa Kebumen masih berstatus “regentschap” (kabupaten) di bawah Karesidenan Bagelen (dengan ibu kota karesidenan di Magelang) bersama kabupaten lainnya yaitu Wonosobo, Purworejo, Kutoarjo, Ambal, Karanganyar. Kabupaten Kebumen saat itu dipimpin oleh Arung Binang V (Bagus Sanglir, masa pemerintahan 30 Juni 1849-19 Juli 1877).

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.