Permasalahan gizi, khususnya bagi anak-anak masih menjadi masalah klasik yang terjadi di Indonesia hingga saat ini. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa masih ada anak-anak Indonesia yang mengalami kondisi tersebut.
Misalnya, kondisi keluarga yang berada di taraf kekurangan sering kali menjadi salah satu sebab mengapa hal ini bisa terjadi. Jangankan mencukupi kebutuhan gizi untuk sang anak, keluarga yang berada dalam taraf ini bisa saja masih kesulitan untuk makan sehari-hari.
Realita ini sejalan dengan data yang ditunjukkan oleh Survei Status Gizi Indonesia yang rilis pada 2024 lalu. Dalam survei tersebut, disebutkan bahwa masih ada 21 juta warga Indonesia yang masih mengalami kekurangan gizi.
Meskipun demikian, masih ada berbagai gerakan, baik dari pemerintah maupun individu yang berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan gizi ini bisa Kawan lihat dari salah seorang tokoh inspiratif yang bernama Hayu Dyah Patria.
Upaya Dyah Patria Kenalkan Pemanfaatan Tanaman Liar
Dikutip dari E-booklet 14th SATU Indonesia Awards 2023, Hayu Dyah Patria merupakan salah satu tokoh yang tergerak untuk mencari solusi atas permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia. Gerakan ini tidak hanya dilakukan oleh Dyah baru-baru ini saja.
Upaya Dyah dalam mencari solusi atas permasalahan yang terjadi sudah dimulai ketika dirinya menjadi mahasiswa Universitas Widya Mandala Surabaya pada 2004 silam. Meskipun tidak berkaitan secara langsung, penelitian yang dia lakukan pada waktu itu menjadi gerbang awal bagi Dyah untuk berkenalan dengan tanaman liar.
Tanaman liar inilah yang nantinya dikenalkan oleh Dyah bagi masyarakat, khususnya di daerah Galengdowo, Jombang, Jawa Timur. Meskipun terlihat sepele, tanaman liar ini ternyata memiliki kandungan gizi yang mumpuni dan bisa menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi.
Pada awalnya, Dyah melacak tanaman liar apa saja yang dikonsumsi oleh orang tua dulunya. Dari pengumpulan data tersebut, Dyah menemukan beberapa jenis tanaman liar yang ternyata memiliki kandungan gizi yang tidak diketahui oleh banyak orang.
Misalnya, daun kastuba yang banyak tumbuh di daerah tersebut ternyata memiliki kandungan mineral yang tinggi. Selain itu, ada juga daun krokot yang kaya akan kandungan asam lemak omega-3 yang bagus untuk perkembangan sel otak anak.
Solusi untuk Permasalahan Gizi
Berbekal hasil temuan yang dia miliki, Dyah kemudian mulai mendorong masyarakat yang ada di Desa Galengdowo untuk mulai mengonsumsi tanaman liar sebagai makanan. Dyah juga mulai memberdayakan ibu-ibu rumah tangga untuk mengenalkan pemanfaatan tanaman liar ini sejak 2009 silam.
Dyah merasa bahwa temuannya ini bisa menjadi solusi untuk permasalahan gizi yang terjadi, khususnya yang berasal dari keluarga yang hidup dalam taraf kemiskinan. Sebab tanaman liar yang bermanfaat ini bisa dipetik di mana saja, tanpa perlu mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkannya.
Perlahan, gerakan yang dimulai oleh Dyah berhasil membuahkan hasil. Masyarakat yang ada di Desa Galengdowo mulai memahami manfaat dari tanaman-tanaman liar tersebut dan mengolahnya menjadi makanan sehari-hari.
Bahkan ada juga masyarakat yang secara khusus menanam tanaman liar tersebut agar lebih mudah dikonsumsi nantinya.
Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2011
Perhatian Hayu Dyah Patria dalam mengatasi permasalahan gizi lewat pemanfaatan tanaman liar berhasil membuat dirinya menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards pada 2011 silam. Dari cerita Dyah Kawan bisa belajar, bahwa tanaman liar yang mungkin selama ini dipandang sebelah mata, ternyata bisa memberikan manfaat bagi kehidupan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
