Dukka ronjangan adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari daerah Madura, Jawa Timur. Tahukah Kawan, dulunya permainan tradisional ini ternyata tercipta dari kalangan para petani.
Permainan dukka ronjangan sering dimainkan ketika masa panen tiba. Permainan ini menjadi sarana hiburan bagi para petani ketika mereka sedang memanen hasil ladang yang dikelola masing-masing.
Seiring berjalannya waktu, permainan tradisional dari Madura ini tidak hanya dimainkan di kalangan petani saja. Bahkan dukka ronjangan sering dimainkan sebagai sebuah pertunjukan di acara-acara yang digelar di tengah masyarakat.
Bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional khas Madura tersebut? Berikut pembahasan seputar permainan dukka ronjangan.
Mengenal Dukka Ronjangan, Permainan Tradisional Madura, Jawa Timur
Dinukil dari buku Nilai Budaya dalam Permainan Rakyat Madura Jawa Timur, dukka ronjangan merupakan permainan tradisional yang berasal dari daerah Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Nama permainan ini diambil dari dua kata, yakni "Dukka" dan "Ronjangan".
Kata "Dukka" berarti membunyikan ronjangan dengan menggunakan alat menumbuk padi semacam alu. Sementara itu, "Ronjangan" merupakan wadah yang digunakan untuk menumbuk padi.
Dari dua kata tersebut, permainan dukka ronjangan bisa didefinisikan sebagai memukul atau membunyikan ronjangan. Kegiatan memukul ronjangan ini akan memunculkan bunyi-bunyian yang khas dalam proses bermainnya.
Asal-Usul Permainan
Dulunya permainan dukka ronjangan berasal dari kalangan para petani. Permainan ini dimainkan untuk mengungkapkan rasa gembira para petani ketika waktu panen tiba.
Pada musim panen tiba, masyarakat akan menumbuk padi hasil lahan mereka bersama-sama. Biasanya para wanita akan bertugas untuk menumbuk padi hasil panen tersebut.
Saat proses menumbuk padi inilah permainan dukka ronjangan tercipta. Para wanita yang menumbuk padi akan memainkan irama yang mengeluarkan bunyi-bunyian dalam proses tersebut.
Bunyi-bunyian ini nantinya akan menghibur para petani yang ada di sana. Jadi pada dasarnya permainan dukka ronjangan hanya bersifat hiburan dan tidak kompetitif dalam permainannya.
Seiring berjalannya waktu, permainan ini tidak hanya dimainkan pada saat musim panen tiba saja. Bahkan dukka ronjangan sudah dianggap sebagai sebuah pertunjukkan di tengah masyarakat.
Tidak jarang permainan tradisional ini dimainkan di beberapa acara yang digelar di tengah masyarakat, seperti pernikahan, hajatan, dan lainnya. Hal ini membuat dukka ronjangan lebih dari sekadar permainan saja, tetapi juga dapat menjadi sarana hiburan bagi masyarakat.
Alat dan Cara Bermain
Permainan dukka ronjangan biasanya dimainkan oleh para wanita. Hal ini berhubungan dengan proses menumbuk padi dulunya yang umumnya dilakukan oleh para petani wanita.
Untuk memainkan permainan ini, dibutuhkan setidaknya 11 orang wanita yang nantinya akan berdiri berjejer di sepanjang ronjangan. Biasanya permainan ini dimainkan oleh wanita remaja dan dewasa, sebab alat pemukul padi cukup berat untuk digunakan oleh anak-anak.
Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah penumbuk padi seperti alu dan ronjangan yang menjadi wadah menumbuknya. Para pemain akan memegang alunya masing-masing dalam proses bermain.
Ketika permainan dimulai, para pemain akan mulai menumbuk padi yang ada di dalam ronjangan. Para pemain nantinya akan bekerja sama untuk menciptakan bunyi-bunyian yang khas dalam proses menumbuknya.
Para pemain biasanya memiliki keahliannya masing-masing untuk mengeluarkan bunyi-bunyian yang khas. Selain itu, para pemain juga akan bekerja sama agar bunyi-bunyian tersebut bisa dirangkai hingga menjadi sebuah musik yang menyenangkan untuk didengar.
Permainan tradisional khas Madura, Jawa Timur ini bisa dimainkan selama berjam-jam, tergantung prosesi menumbuk padi saat panen atau acara ketika dukka ronjangan dimainkan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News