Hidup mapan dan serba berkecukupan. Dua hal yang mungkin banyak dicari, bahkan menjadi tujuan orang-orang pada saat ini.
Siapa yang tidak ingin hidupnya mapan dan serba berkecukupan. Dengan mencapai tingkat ini, bisa saja dia terlepas dari berbagai beban yang dialami sebelumnya.
Namun hidup mapan dan serba berkecukupan ternyata bukanlah sebuah tujuan akhir yang bisa diraih seseorang. Bisa saja ketika mencapai tahap ini, malah Kawan kehilangan arti dari menjalani hidup seutuhnya.
Hal inilah yang dirasakan oleh Andi Taufan Garuda Putra beberapa tahun silam. Di usia yang masih muda, Andi sudah bisa menjalani hidupnya dengan nyaman.
Namun Andi justru tidak menemukan arti hidup ketika mencapai posisi tersebut. Akhirnya Andi meninggalkan apa yang sudah dia raih dan memulai jalan baru, membantu masyarakat dengan bekal yang dia miliki.
Tinggalkan Kehidupan Mapan
Dinukil dari E-booklet 14th SATU Indonesia Awards, Andi Taufan Garuda Putra berhasil mencapai kehidupan yang nyaman ketika dirinya berusia 27 tahun. Lulusan Institut Teknologi Bandung tersebut berhasil menjadi konsultan bisnis di perusahaan multinasional ketika menginjak usia tersebut.
Namun kehidupan nyaman yang berhasil dia dapatkan di usia muda ternyata tidak cukup bagi Andi. Bukan soal materi, Andi merasa dia tidak menemukan arti hidup setelah mendapatkan semua capaian yang diraih pada waktu itu.
"Di pekerjaan sebelumnya (Sebagai konsultan bisnis) saya merasa hidup seperti tak punya arti," jelas Andi seperti yang dikutip dari E-booklet 14th SATU Indonesia Awards.
Perasaan ini tidak dia biarkan berlarut begitu saja. Setelah berbagai pertimbangan, Andi memutuskan untuk meninggalkan kehidupan lamanya yang sudah mapan tersebut sebagai konsultan bisnis.
Temukan Arti Hidup lewat Lembaga Keuangan Mikro Amartha Microfinance
Setelah meninggalkan kehidupan lamanya, Andi mulai menjalankan sebuah lembaga keuangan mikro yang dia beri nama Amartha Microfinance. Lewat lembaga ini, Andi berusaha untuk mencari makna kehidupan dengan membantu orang lain yang ada di sekitarnya.
Bermodal tabungan yang dia miliki, Andi kemudian mulai mendirikan Amartha Microfinance pada 2010 silam. Lembaga keuangan ini dia bentuk untuk memberikan layanan keuangan bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.
Langkah yang diambil oleh Andi tentu tidak mudah. Pada awal mendirikan Amartha Microfinance, Andi sempat mengalami pertentangan dari keluarganya.
Namun Andi tidak menyerah begitu saja. Dia berusaha memberikan pengertian kepada orang tua dan keluarganya, hingga mendapatkan restu untuk menjalankan lembaga keuangan mikro tersebut.
Kontribusi Andi lewat Amartha Microfinance ternyata menjadi jawaban yang dia cari selama ini. Andi berhasil menemukan arti dari hidup dengan membantu orang lain yang membutuhkan lewat lembaga keuangan mikro yang dia dirikan tersebut.
Pada awal pembentukannya, kontribusi Amartha Microfinance sudah berhasil mencapai puluhan kelompok dan ratusan anggota yang tersebar di 14 kampung di Ciseeng, Bogor. Perlahan, kontribusi yang dia berikan bisa membantu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat yang ada di sana.
Jadi Peraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2011
Berkat kontribusinya lewat Amartha Microfinance, Andi Taufan Garuda Putra berhasil menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards pada 2011 silam. Cerita Andi menunjukkan bahwa hidup mapan dan serba berkecukupan tidaklah cukup.
Hidup akan jauh lebih berharga ketika Kawan berhasil mendapatkan makna dan arti sebenarnya, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas. Jadi, terus tebarkan kontribusi positif dan cari makna hidup yang ingin dicapai, ya Kawan!
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
