Pernahkah Kawan membaca puisi yang membuat hati tersentuh tanpa tahu alasannya? Rahasianya terletak pada diksi, yaitu pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan perasaan, imaji, dan pesan penyair.
Diksi bukan sekadar rangkaian kata indah, melainkan kunci yang menentukan makna dan suasana dalam setiap baris puisi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian diksi, pentingnya diksi dalam puisi, serta contoh penggunaannya agar Kawan lebih memahami seni memilih kata dalam karya sastra.
Apa Itu Diksi?
Diksi adalah cara memilih kata yang paling tepat untuk menyampaikan gagasan atau ide dalam karya sastra, termasuk puisi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi berarti pilihan kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud secara jelas dan efektif (KBBI Kemendikbud).
Dalam dunia puisi, diksi memiliki peran utama dalam menciptakan keindahan, kedalaman makna, dan suasana.
Tanpa diksi yang tepat, puisi akan kehilangan jiwanya. Diksi juga menentukan nada, gaya bahasa, dan karakter penyair. Misalnya, penyair dapat menggunakan kata-kata lembut untuk membangun nuansa romantis, atau kata-kata tajam untuk menggambarkan kemarahan dan perjuangan.
Menurut buku Teori Pengkajian Puisi karya Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro (2012), pemilihan diksi tidak hanya berhubungan dengan arti kata, tetapi juga kesesuaian dengan konteks, bunyi, dan efek makna yang ditimbulkan.
Dengan demikian, pemilihan kata dalam puisi tidak bisa dilakukan sembarangan—setiap kata memiliki beban makna dan estetika tersendiri.
Mengapa Diksi Penting dalam Menulis Puisi?
Diksi berfungsi sebagai jembatan antara pikiran penyair dan perasaan pembaca. Melalui pilihan kata yang cermat, penyair dapat menciptakan citraan, irama, dan makna yang menyentuh emosi.
Sebagai contoh, dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar, penggunaan kata seperti “mati”, “hidup”, dan “menantang” menggambarkan ketegasan serta semangat perlawanan. Diksi tersebut menghadirkan konflik batin dan keberanian, memperlihatkan sosok penyair yang berani menentang keterbatasan.
Selain itu, diksi juga berperan dalam menciptakan keindahan bunyi (eufoni) dan keselarasan makna antarbaris. Kata-kata yang dipilih dengan tepat membuat puisi terasa hidup, mudah diingat, dan meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca.
Berdasarkan Modul Kajian Puisi Universitas Terbuka (2020), diksi menjadi dasar pembentuk makna karena setiap kata membawa nuansa dan asosiasi tertentu yang memengaruhi interpretasi pembaca. Oleh sebab itu, kemampuan memilih kata adalah keterampilan utama yang harus dimiliki oleh setiap penyair
Contoh Diksi dalam Puisi dan Maknanya
“Langit muram menyelimuti jiwa yang gulana.”
Kata “muram” dan “gulana” menciptakan suasana sedih dan melankolis.
“Embun“pagi jatuh perlahan di atas dedaunan.”
Kata “embun” menghadirkan kesan ketenangan dan kesegaran suasana pagi.
“Senyumnya seperti bunga yang sedang mekar.”
Perbandingan "senyum" dengan "bunga" menggambarkan kelembutan dan kebahagiaan.
“Di balik senja, kutitipkan rinduku yang redup.”
Kata “senja” dan “redup” menandakan perasaan rindu dan kehilangan.
“Angin berbisik membawa kenangan yang tertinggal.”
Pemakaian kata “berbisik” menambah kesan lembut dan puitis pada suasana nostalgia.
Contoh-contoh tersebut diadaptasi dari Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI (Kemendikbud, 2021) dan buku Apresiasi Puisi Indonesia karya Herman J. Waluyo (2005).
Melalui contoh ini, Kawan dapat melihat bagaimana setiap pilihan kata memiliki kekuatan dalam membangun suasana, emosi, dan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair.
Diksi bukan sekadar pilihan kata yang indah, melainkan jiwa dari sebuah puisi. Melalui diksi, penyair dapat menyalurkan perasaan, menciptakan irama, dan menyampaikan pesan dengan cara yang menyentuh.
Dengan memahami dan menggunakan diksi secara tepat, Kawan dapat menulis puisi yang bukan hanya enak dibaca, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam di hati pembaca.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News