Masa awal perkuliahan bagi seorang mahasiswa baru atau yang biasa disingkat maba merupakan masa yang cukup berat dan penuh tantangan. Periode ini menjadi transisi dari lingkungan sekolah menuju dunia perkuliahan yang jauh lebih kompleks dengan berbagai tuntutan yang berbeda.
Semua perubahan tersebut sering kali menimbulkan berbagai tekanan dan culture shock bagi maba. Lingkungan baru dan interaksi dengan orang baru yang belum dikenal serta banyaknya hal baru yang harus dipelajari dalam waktu singkat menuntut mereka untuk beradaptasi dengan cepat.
Ada begitu banyak tantangan yang dihadapi mahasiswa baru pada masa awal perkuliahan. Kondisi yang paling umum dialami adalah tuntutan untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus yang tentunya berbeda dari masa sekolah.
Selain itu, mahasiswa juga harus menghadapi pressure akademik yang lebih tinggi dan adaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru. Belum lagi, tekanan sosial untuk berinteraksi dan membangun relasi dengan teman-teman baru dengan latar belakang yang beragam.
Dalam situasi ini, sebenarnya mahasiswa baru tidak perlu menghawatirkan mengenai pedoman untuk menghadapi semuanya. Sebab, 'bekal' yang sesungguhnya sudah ada dan dekat dengan kehidupan kita. Namun, jarang kita sadari, yaitu Pancasila.
Pancasila yang menjadi dasar negara dan pandangan hidup bangsa bukan hanya bisa menjadi pedoman dalam kehidupan bernegara. Namun, dapat juga menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan dunia perkuliahan.
Berbagai nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan dapat menjadi senjata ampuh bagi mahasiswa baru untuk membangun ketahanan mental yang lebih kuat.
Menghadapi berbagai tekanan dan tantangan pada masa awal perkuliahan tentu memerlukan senjata yang tidak hanya berupa kemampuan akademik, tetapi juga mental dan karakter yang kuat.
Dalam hal ini, Pancasila dapat menjadi fondasi yang tepat bagi mahasiswa baru untuk membentuk karakter diri dan beradaptasi dengan lingkungan kampus.
Pada situasi penuh tekanan, mahasiswa memerlukan nilai ketuhanan sebagai landasan untuk memperkuat mental melalui keyakinan akan selalu adanya pertolongan dari Tuhan yang maha kuasa, melalui doa dan ibadah. Keyakinan ini akan menghasilkan ketenangan yang mampu mengurangi kecemasan serta memberikan motivasi untuk terus bertahan menghadapi berbagi tekanan.
Selain yakin pada diri sendiri, seorang mahasiswa harus mampu menghormati dan memperlakukan orang lain dengan baik. Mahasiswa baru sering kali datang dari latar belakang yang beragam, sehingga nilai ini penting untuk menciptakan interaksi sosial yang positif dengan sikap saling menghargai dan toleransi terhadap perbedaan sehingga membuat mahasiswa beradaptasi dengan lebih baik di lingkungan kampus.
Terdapat nilai persatuan yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila. Dalam dunia perkuliahan, kebersamaan dan solidaritas merupakan nilai penting yang perlu diterapkan. Nilai ini dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan, seperti kerja kelompok, organisasi mahasiswa, maupun kegiatan lainnya.
Selanjutnya, sila ke empat Pancasila mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, terbuka terhadap pendapat orang lain, serta mampu mengambil keputusan secara bijak. Kemampuan untuk bermusyawarah membantu mahasiswa untuk mengelola konflik dan tekanan sosial dengan cara yang bijaksana.
Terakhir, nilai keadilan pada Pancasila mengajarkan pentingnya keseimbangan dan tanggung jawab. Mahasiswa baru harus mampu memanajemen waktunya dengan baik dengan melakukan pembagian waktu yang seimbang antara kuliah, organisasi, dan kehidupan pribadi dengan prioritas yang adil.
Menjadikan Pancasila sebagai senjata dalam menghadapi setiap tantangan perkuliahan dengan menerapkan kelima silanya dalam kehidupan sehari-hari di kampus akan membangun fondasi karakter dan mental yang kuat bagi seorang mahasiswa baru yang akan berdampak positif pada kemampuan akademik maupun non akademik mahasiswa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News