dwi larso sebut kriteria alumni lpdp yang diizinkan mengabdi dari luar negeri - News | Good News From Indonesia 2025

Dwi Larso Sebut Kriteria Alumni LPDP yang Diizinkan Mengabdi dari Luar Negeri

Dwi Larso Sebut Kriteria Alumni LPDP yang Diizinkan Mengabdi dari Luar Negeri
images info

Dwi Larso Sebut Kriteria Alumni LPDP yang Diizinkan Mengabdi dari Luar Negeri


Dwi Larso adalah Direktur Beasiswa Lembaga Pengelola Pendidikan (LPDP) yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan. Selain menjabat di posisi strategis itu, ia juga dikenal sebagai akademisi yang ahli di bidang manjemen dan pengembangan kewirausahaan.

Dwi Larso menamatkan pendidikan doktoralnya di bidang Inovasi dan Manajemen Teknologi dari Tokyo Institute of Technology, Jepang. Latar belakang keilmuan ini, yang sangat menekankan pada sinergi antara pendidikan, inovasi, dan strategi manajemen, menjadi landasan kuat bagi perannya di LPDP.

Sebelum menjabat di LPDP, ia dikenal sebagai akademisi dan dosen, serta pernah menjadi nomine Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk periode 2020-2025, menunjukkan rekam jejaknya yang teruji di lingkungan pendidikan tinggi. Pengalamannya mengajar, bahkan bagi mahasiswa dari daerah terpencil dengan kebutuhan pengajaran dasar, memperlihatkan komitmennya pada pemerataan kualitas pendidikan.

Dana Abadi Pendidikan Indonesia

Saat ditemui Good News From Indonesia, Dwi Larso menjelaskan mengenai alumni LPDP yang menurut cerita kebanyakan wajib mengabdi untuk Indonesia.

Dwi membenarkan hal tersebut, tetapi menurutnya secara filosofi mengabdi bisa dari mana saja. Sementara, secara teknis pemerintah Indonesia memang berharap besar para alumni memberi kontribusinya kepada tanah air setelah mengenyam studi di luar negeri.

“Maka di awal-awal LPDP tentunya policy-nya adalah sejak tahun 2007 adalah kamu harus kembal,” ujar Dwi Larso kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Namun, LPDP memberi izin kepada alumni jika sedang membawa nama baik bangsa dengan berkarier di instansi penting di luar negeri.

“Tentunya dengan peningkatan jumlah yang membesar, maka kita melihat kepentingan bangsa juga bahwa ada alumni yang memang lebih baik jangan kembali dulu. Jangan kembalinya itu haris dengan izin permohonan membuktikan bahwa dia memang kontribusi dari luar negeri. Contoh yang paling mudah adalah alumni kita bekerja di World Bank, ADB, PBB, itu kan membawa mengibarkan bendera merah putih. Maka kita izinkan mereka berkarier di sana on behalf of kepentingan Indonesia,” ucapnya lagi.

“Kenapa ini penting bentuknya dana abadi? Karena kalau kita menyekolahkan SDM kita itu selalu pembelajaannya adalah multi-years. Kalau kita menyekolahkan anak S1 itu 4 tahun. Jadi dana yang ada di LPDP kita investasikan dan kita hitung kalau kita menyekolahkan anak S1 kita jamin sampai lulus 4 tahun dananya tercukupi,” ucap Dwi Larso kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Tekad LPDP

Sebelumnya Dwi Larso menyinggung menyinggung kesenjangan talenta yang mengkhawatirkan. Menurut data, hanya sekitar 0,5% penduduk usia produktif di Indonesia yang berhasil menempuh pendidikan tinggi hingga jenjang S2 dan S3.

Angka tersebut jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam yang sudah mencapai 2,5%. Kondisi ini mendorong LPDP untuk menerapkan mentalitas "gaspol" tanpa rem dalam rekrutmen.

“Tekad LPDP adalah mendukung membantu bangsa ini untuk maju, tentunya lewat pendidikan,” ujar Dwi Larso.

Adapun dalam 4-5 tahun terakhir, komitmen pemerintah berhasil melipatgandakan Dana Abadi Pendidikan, dari sekitar Rp51 triliun menjadi Rp154 triliun. Peningkatan dana ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah alumni dalam kurun waktu 3–4 tahun terakhir, jumlah alumni bertambah 10.000, menyamai pencapaian dari 10 tahun sebelumnya.

“Kalau sampai 2020-2021 alumni kita masih sekitar 171 ribu. Saat ini alumni kita sudah sampai 28 ribu. Terjadi peningkatan 10 ribu hanya dalam waktu 3-4 tahun terakhir,” ungkapnya lagi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.