Semangat menjaga bumi tak selalu hadir lewat aksi di lapangan. Bagi Salsyabila, atau yang akrab disapa Aca, panggilan itu kini juga disuarakan lewat seni dan karya. Perempuan muda asal Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor ini resmi terlibat sebagai salah satu pemeran dalam film berjudul Cigombong: Mulih Ka Jati, Mulang Ka Asal, sebuah film pendek yang lahir dalam semangat kolaborasi dan menjaring sineas muda lokal dengan tema edukasi untuk negeri.
Langkah Aca ke dunia film menjadi sorotan karena latar belakangnya yang kuat di bidang lingkungan hidup. Sebagai Duta Lingkungan Hidup Jawa Barat, Aca dikenal aktif menginisiasi berbagai gerakan pelestarian alam, mengedukasi pelajar, hingga menggerakkan komunitas muda agar peduli terhadap lingkungan. Komitmennya terhadap bumi ia bawa ke level baru dari ruang aksi nyata menuju panggung perfilman.
“Saya ingin menunjukkan bahwa kepedulian terhadap alam bisa diwujudkan dengan banyak cara, termasuk lewat karya seni,”ujar Aca saat ditemui di Cigombong.

Aca (kiri) dalam salah satu adegan film Cigombong: Mulih Ka Jati, Mulang Ka Asal | sumber: Dok. Pribadi Belgi Alhuda
Mengangkat Filosofi Sunda dan Pesan Ekologis
Film “Cigombong: Mulih Ka Jati, Mulang Ka Asal” mengangkat filosofi Sunda tentang pentingnya mengenali jati diri, menghormati akar budaya, dan hidup selaras dengan alam. Aca menilai pesan dalam film ini sangat sejalan dengan nilai-nilai ekologis yang ia perjuangkan.
“Kembali ke jati diri berarti juga kembali menghargai alam yang menjadi bagian dari kita,” tambahnya.
Film ini mengambil latar alam yang asri di kawasan Cigombong, lereng Gunung Salak. Selain menonjolkan budaya lokal, film ini juga membawa pesan kuat tentang pelestarian lingkungan, gaya hidup berkelanjutan, serta pentingnya menghormati warisan alam dan budaya.
Inspirasi untuk Generasi Muda
Keterlibatan Aca dalam film tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Kecamatan Cigombong dan sekitarnya. Banyak yang melihat kiprahnya sebagai bukti nyata bahwa anak muda dari desa pun mampu membawa dampak besar, tidak hanya untuk budaya dan perfilman, tetapi juga untuk gerakan lingkungan hidup.
Kehadirannya dalam film ini menjadi simbol sinergi antara seni, budaya, dan ekologi. Melalui peran yang ia mainkan, Aca berharap pesan tentang pentingnya menjaga bumi dapat menjangkau lebih banyak orang, khususnya generasi muda.
“Film adalah media yang sangat kuat. Dengan seni peran, saya bisa menyampaikan pesan lingkungan dengan cara yang menyentuh hati,” ungkapnya.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Di bawah kaki Gunung Salak yang hijau dan sejuk, Aca kini menapaki babak baru dalam hidupnya. Ia tidak hanya menjadi aktivis lingkungan, tetapi juga seniman muda yang membawa pesan perubahan. Semangatnya menunjukkan bahwa cinta terhadap bumi bisa berjalan seiring dengan mimpi besar dan karya bermakna.
Dengan kiprah Aca, Cigombong tak hanya dikenal lewat alamnya yang indah, tetapi juga sebagai tempat lahirnya generasi muda inspiratif. Film “Mulih Ka Jati, Mulang Ka Asal" menjadi tonggak awal bahwa seni dan lingkungan dapat berjalan berdampingan untuk masa depan bumi yang lebih lestari.
Salsyabila, atau yang akrab disapa Aca, adalah sosok muda penuh semangat yang berdomisili di Kampung Ciburayut, Kecamatan Cigombong-Bogor. Di usianya yang masih muda, ia sudah membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan cinta terhadap budaya bisa berjalan seiring. Tak hanya aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan, Aca juga mulai melebarkan sayapnya di dunia seni peran.
Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan bukan semata mencari sorotan, melainkan wujud nyata kecintaannya terhadap desa tempat ia dibesarkan. Aca percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, dan langkah kecil itu kini sedang ia lakukan mulai dari kampung halaman sendiri.
Bagi Aca, menjadi generasi muda bukan sekadar menikmati masa muda, tetapi ikut bertanggung jawab menjaga alam, budaya, dan nilai-nilai lokal. Ia pun aktif menginspirasi teman sebaya agar berani melangkah, berkarya, dan berbuat nyata. Dalam setiap langkahnya, Aca membawa semangat bahwa anak muda desa juga bisa bersinar dan membawa perubahan positif.
Dengan tekad dan keberaniannya, Salsyabila menjadi contoh bahwa mimpi tidak harus dimulai dari kota besar. Dari Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, ia membangun harapan, menebar inspirasi, dan membawa pesan, “Cinta pada alam dan budaya adalah bentuk cinta pada tanah kelahiran,” yang seiring sejalan dengan judul film Cigombong: Mulih Ka Jati, Mulang Ka Asal.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News