Ekonomi syariah telah diakui sebagai pilar pertumbuhan baru yang menawarkan solusi inklusif dan berkelanjutan di tengah tantangan global.
Bagi Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, pengembangan sektor ini merupakan prioritas strategis. Pencapaian Indonesia dalam laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) selalu menjadi tolok ukur penting.
Dalam laporan SGIE terbaru, Indonesia berhasil memperkuat posisinya sebagai kekuatan utama ekonomi syariah global, mempertahankan peringkatnya di jajaran tiga besar dunia.
Indonesia Konsisten di Peringkat Ketiga Global
Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 yang dirilis oleh DinarStandard, Indonesia berhasil mempertahankan posisi peringkat ketiga di dunia.
Capaian ini diperoleh dengan skor Global Islamic Economy Indicator (GIEI) sebesar 99,9, bersaing ketat dengan Arab Saudi dan mengejar posisi teratas yang ditempati Malaysia. Posisi ini menunjukkan konsistensi dan daya tahan ekosistem ekonomi Islam nasional, dengan peningkatan skor yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Pencapaian yang menonjol dan memperkuat posisi Indonesia adalah di sektor investasi. Dalam laporan SGIE, Indonesia tercatat sebagai negara tujuan investasi ekonomi halal nomor satu di dunia.
Kepercayaan investor global ini dibuktikan dengan terealisasinya 40 transaksi senilai total USD 1,60 miliar sepanjang periode laporan. Angka ini menegaskan pergeseran peran Indonesia dari sekadar pasar konsumen menjadi tujuan investasi utama yang didukung oleh ekosistem yang dibangun.
Keunggulan Indonesia di Sektor-Sektor Prioritas
Keberhasilan Indonesia di peringkat tiga besar didukung oleh kinerja yang kuat di beberapa sektor utama yang dievaluasi SGIE.
Indonesia berhasil merebut peringkat pertama dunia dalam sektor modest fashion (busana muslim). Capaian ini menunjukkan posisi kepemimpinan Indonesia dalam tren busana muslim global.
Selain fashion, Indonesia juga menunjukkan keunggulan kompetitif di sektor-sektor lain dengan menempati posisi peringkat kedua global untuk Pariwisata Ramah Muslim (Halal Tourism) dan Farmasi serta Kosmetik Halal.
Sementara itu, sektor keuangan syariah juga menunjukkan tren positif, naik satu peringkat dari laporan tahun sebelumnya.
Arah Kebijakan dan Tantangan Masa Depan
Pengembangan ekonomi syariah telah ditetapkan sebagai prioritas dan terintegrasi dalam rencana pembangunan nasional jangka panjang (RPJPN 2025–2045). Para pemangku kepentingan menekankan pentingnya posisi Indonesia dalam kancah ekonomi global.
Wakil Presiden RI Ke-13, K.H. Ma’ruf Amin, menyoroti potensi ini dengan menyatakan:
"Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki legitimasi moral dan dukungan demokratis untuk menjadi pusat ekonomi syariah global."
Senada dengan hal itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, melihat ekonomi syariah sebagai sistem alternatif yang relevan di tengah tantangan global:
"Ekonomi syariah adalah sistem yang menggabungkan nilai etika, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan. Di tengah krisis global, ini menjadi peluang untuk membangun tata kelola ekonomi yang lebih inklusif," jelas Menteri Rachmat.
Dengan target pasar global yang terus tumbuh hingga USD 3,36 triliun pada 2028, fokus ke depan adalah memperkuat kelembagaan KNEKS dan meningkatkan koordinasi untuk mencapai target menjadi pemimpin utama SGIE dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News