melihat kelebihan biodiesel b50 senjata indonesia untuk mencapai kedaulatan energi - News | Good News From Indonesia 2025

Melihat Kelebihan Biodiesel B50, "Senjata" Indonesia untuk Mencapai Kedaulatan Energi

Melihat Kelebihan Biodiesel B50, "Senjata" Indonesia untuk Mencapai Kedaulatan Energi
images info

Melihat Kelebihan Biodiesel B50, "Senjata" Indonesia untuk Mencapai Kedaulatan Energi


Indonesia siap memanfaatkan biodiesel B50 sebagai "senjata" untuk mencapai kedaulatan energi. Bisa jadi, hal ini menimbulkan pertanyaan, apa kelebihan biodiesel B50?

Pada dasarnya, biodesel B50 adalah bahan bakar yang dihasilkan dari campuran solar dengan bahan bakar nabati seperti minyak sawit dengan rasio 50 banding 50. Dari penggunaan minyak sawit saja, tak sulit dipahami bahwa keunggulan utama bahan bakar satu ini adalah bahan bakunya yang begitu melimpah dan mudah didapat di Indonesia.

Bahkan, minyak sawit bukan satu-satunya tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat biodiesel. Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Pangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Arief Widjaja, menjelaskan jika biodiesel sebetulnya juga dapat dibuat dari berbagai tumbuhan lain seperti kelapa, biji matahari, jarak, dan lainnya 

“Apa pun yang bisa menjadi minyak goreng bisa dikonversi menjadi biodiesel” ujar Arief lewat keterangan tertulis.

Indonesia kini berusaha mencapai kedaulatan energi dengan menargetkan penghentian total impor solar pada 2026. Untuk itu, biodiesel B50 diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai pengganti solar impor.

"Atas arahan Bapak Presiden, sudah diputuskan bahwa 2026, Insya Allah akan kita dorong ke B50, dengan demikian tidak lagi kita melakukan impor solar ke Indonesia," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dalam acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Selain bahan baku sawit yang berlimpah dan mudah didapat, ada pula kelebihan biodiesel B50 lainnya dibandingkan solar. Misalnya, biodiesel B50 memiliki sifat pelumas yang dapat membantu merawat mesin dan lebih ramah lingkungan 

“Biodiesel berasal dari garis waktu saat ini sedangkan yang solar bersumber dari zaman prasejarah,” lanjut Arief.

Lebih lanjut, Arief menerangkan bahwa solar dihasilkan lewat karbondioksida dari jutaan tahun lalu yang terendap di dalam bumi. Sementara itu, karbondioksida biodiesel paling lama berasal dari lima tahun lalu. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan alam untuk menghasilkan bahan baku biodiesel jelas jauh lebih cepat.

“Bukannya dibiarkan di dalam tanah, karbon dioksida dari jutaan tahun lalu tersebut justru dikeluarkan dan akhirnya mengganggu kesetimbangan di alam,” papar Arief.

Meski ada banyak kelebihan biodiesel B50 dibandingkan solar, bukan berarti tidak ada kekurangan. Misalnya, titik nyalanya lebih tinggi dibandingkan solar sehingga ada kemungkinan ketidakcocokan dengan spesifikasi mesin. Kendati demikian, persoalan ini masih bisa diatasi dengan penambahan zat aditif.

baca juga

Biodisesel B50, Pembawa Manfaat Ekonomi

Di samping keunggulannya secara teknis dibandingkan solar, biodiesel juga punya kelebihan berupa lebih banyak manfaat ekonomi yang diberikan. Ini diketahui dari data Kementerian ESDM yang mencatat bahwa pemanfaatan biodiesel dari tahun 2020 hingga 2025 telah berhasil menghemat devisa hingga USD40,71 miliar.

Sejauh ini, pemanfaatan biodiesel yang sudah dijalankan di Indonesia diklaim ampuh untuk menekan ketergantungan impor. Dengan penggunaan biodiesel B50, pemerintah melihat ada potensi penghematan devisa tambahan yang sangat besar, mencapai USD10,84 miliar hanya dalam satu tahun implementasinya pada 2026.

Berdasarkan data 2025, impor minyak solar diperkirakan menyentuh 4,9 juta kiloliter atau setara 10,58% dari total kebutuhan nasional. Penggunaan biodiesel B50 diharapkan akan meningkatkan porsi bahan bakar nabati (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) dalam solar secara masif. Pada akhirnya, itu diharapkan mampu menggantikan seluruh volume impor yang ada sekaligus menjadikan pasokan solar nasional 100% berasal dari sumber daya dalam negeri.

Selain menekan ketergantungan impor dan menghemat devisa, biodiesel B50 juga diproyeksikan bakal menyerap tenaga kerja. Sebab, Indonesia wajib mendongkrak kapasitas produksi FAME yang berarti lebih banyak pula tenaga kerja yang diperlukan industri.

Dari yang kapasitasnya 15,6 juta kiloliter pada 2025, produksi FAME dibidik naik menjadi menjadi 20,1 juta kiloliter pada 2026. Dari sana, tenaga kerja yang terserap diperkirakan mencapai 2,5 juta orang di perkebunan dan 19 ribu orang di pabrik pengolahan.

"Kita tidak bisa terus bergantung pada impor yang menguras devisa dan rentan terhadap gejolak harga global. Dengan B50, kita maksimalkan potensi sawit dalam negeri, kita perkuat ekonomi petani, dan yang terpenting, kita pastikan ketahanan energi nasional berada di tangan kita sendiri. Ini adalah langkah menuju kemandirian sejati," pungkas Bahlil.

baca juga

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aulli Atmam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aulli Atmam.

AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.