Biji khatib adalah salah satu makanan tradisional khas yang berasal dari daerah Bengkulu. Apakah Kawan pernah mengetahui dan mencoba makanan tradisional ini sebelumnya?
Sekilas nama dari makanan tradisional khas Bengkulu ini terdengar unik. Namun bentuk dari biji khatib sebenarnya tidak memiliki kemiripan dengan nama yang digunakan.
Alih-alih berbentuk biji-bijian, biji khatib justru lebih mirip seperti kerupuk. Terlebih makanan tradisional khas Bengkulu ini juga sering dikonsumsi bersama nasi sebagai pelengkap makanan selayaknya kerupuk.
Dulunya biji khatib sering dijumpai di tengah masyarakat Bengkulu. Seiring berjalannya waktu, keberadaan biji khatib sudah mulai berkurang dan tidak sebanyak dulunya lagi.
Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut seputar makanan tradisional khas Bengkulu tersebut?
Biji Khatib, Makanan Tradisional Khas Bengkulu
Dilansir dari buku Ensiklopedi Makanan Tradisional Indonesia (Sumatera), biji khatib merupakan salah satu makanan tradisional khas yang umum dijumpai di tengah masyarakat Bengkulu dulunya. Tidak diketahui secara pasti kapan makanan dengan nama unik ini pertama kali ditemukan.
Selain itu, tidak diketahui juga mengapa makanan tradisional ini dinamai demikian. Masyarakat Bengkulu sudah mengenal biji khatib sebagai nama makanan khas ini sejak dulunya.
Biji khatib menggunakan tepung beras sebagai bahan utamanya. Hal ini mirip dengan perut punai yang juga menjadi makanan tradisional khas Bengkulu lainnya.
Terdapat tiga jenis tepung beras atau "beghas" yang umum dijumpai di tengah masyarakat Bengkulu. Ketiga jenis beghas tersebut di antaranya beghas tutuak mesin (tepung beras giling), beghas basau (tepung beras merah tumbuk), dan beghas pecah kulit (tepung beras pecah kulit).
Dari ketiga jenis tersebut, tepung beras giling dan tepung beras merah tumbuk yang paling banyak digunakan untuk membuat makanan khas ini.
Proses Pembuatan yang Sederhana
Proses pembuatan biji khatib cukup sederhana dan tidak begitu menyulitkan. Tidak dibutuhkan waktu lama juga untuk membuat makanan tradisional khas Bengkulu yang satu ini.
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, tepung beras menjadi bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan biji khatib. Selain itu, ada juga beberapa bahan lain yang juga digunakan dalam proses pembuatannya, seperti santan kelapa, kapur sirih, udang kering, dan bumbu rempah lainnya.
Untuk membuat biji khatib, pertama-tama Kawan mesti membuat adonan makanan tradisional ini terlebih dahulu. Sebelum itu, sangrai tepung beras yang akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan.
Setelah itu campurkan tepung beras yang sudah disangrai dengan bahan-bahan lainnya. Aduk hingga adonan tepung beras dan bahan lainnya tersebut kalis.
Kemudian cetak adonan biji khatib yang sudah disiapkan dengan bentuk bulat pipih. Biasanya masyarakat Bengkulu menggunakan tutup botol untuk mencetak adonan biji khatib tersebut.
Terakhir, adonan yang sudah dicetak tinggal digoreng hingga berwarna kuning kecoklatan. Setelah itu, biji khatib bisa dinikmati sesuai selera Kawan masing-masing.
Cemilan dan Pendamping Nasi
Setelah matang, biji khatib biasanya akan disimpan dalam toples atau media lainnya. Biasanya masyarakat Bengkulu akan membuat biji khatib dalam jumlah banyak, sehingga diperlukan media penyimpanan yang baik agar makanan tradisional ini tetap dapat dinikmati nantinya.
Biasanya biji khatib dikonsumsi sebagai cemilan dan makanan pendamping ketika bersantai. Namun ada kalanya biji khatib juga dikonsumsi sebagai makanan pendamping nasi layaknya kerupuk.
Makanan tradisional khas Bengkulu ini memiliki cita rasa yang gurih. Tambahan udang kering serta bumbu rempah dalam proses pembuatannya juga makin memperkaya aroma serta rasa dari makanan tradisional tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News