Aktivitas berwisata menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas harian.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total pergerakan wisata di dalam negeri mencapai 713.981.763 perjalanan sepanjang paruh awal tahun 2025. Angka masif ini menunjukkan betapa dinamisnya sektor pariwisata domestik sebagai penggerak ekonomi.
Dari seluruh pergerakan tersebut, penduduk yang berasal dari Jawa Barat menempati posisi teratas sebagai yang paling aktif bepergian. BPS mencatat warga Jawa Barat menyumbang 130,5 juta perjalanan pada periode Januari hingga Juni 2025.
Pergerakan masif dari Jawa Barat ini disusul ketat oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah, menegaskan bahwa Pulau Jawa masih menjadi pusat utama pergerakan wisatawan nusantara.
Dominasi ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa perputaran ekonomi yang dihasilkan dari sektor pariwisata masih terkonsentrasi di pulau padat penduduk tersebut.
Tiga Besar dan Dominasi Pulau Jawa
Laporan BPS dengan jelas memetakan bahwa mobilitas wisata domestik didominasi penuh oleh provinsi-provinsi di Pulau Jawa, khususnya tiga besar penyumbang terbanyak.
Tepat di bawah Jawa Barat, Jawa Timur berada di peringkat kedua dengan total perjalanan mencapai 122,3 juta. Peringkat ketiga ditempati oleh Jawa Tengah dengan catatan 84,7 juta perjalanan.
Selain tiga besar tersebut, provinsi-provinsi lain di Jawa yang masuk dalam daftar sepuluh besar juga menunjukkan angka yang tinggi: DKI Jakarta berada di urutan keempat dengan 59,6 juta perjalanan, diikuti oleh Banten di posisi kelima (45,4 juta), dan Daerah Istimewa Yogyakarta di peringkat kedelapan (18,4 juta).
Pergerakan di Luar Jawa Jadi Indikator Perekonomian Regional
Meskipun Jawa mendominasi, provinsi-provinsi di luar Jawa juga menunjukkan peran penting sebagai kontributor pergerakan wisata nasional.
Sumatera Utara tampil sebagai provinsi pertama di luar Jawa yang masuk dalam daftar 10 besar, menempati peringkat keenam dengan total 33,7 juta perjalanan.
Setelahnya, Sulawesi Selatan menyusul di peringkat ketujuh dengan 25,1 juta perjalanan, memberikan sinyal positif bagi sektor pariwisata di kawasan timur Indonesia.
Daftar sepuluh besar disempurnakan oleh dua provinsi lainnya, yaitu Lampung yang berkontribusi 16,62 juta perjalanan di posisi kesembilan, dan Bali yang menutup daftar dengan total 16,1 juta perjalanan.
Data mobilitas ini menjadi barometer penting bagi pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk memahami pola pergerakan, sehingga stimulus ekonomi di sektor wisata dapat didistribusikan dengan lebih merata dan efektif ke seluruh wilayah Nusantara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News