Di bawah kaki Gunung Kelud, selain keindahan panorama alam juga terhampar ribuan hektar perkebunan nanas yang subur. Desa Ngancar menjadi salah satu wilayah di Kecamatan Ngancar yang menjadi sentra nanas. Desa ini bahkan telah berhasil melakukan ekspor nanas segar ke beberapa negara di Asia Tengah. Melihat potensi ini, kini Desa Ngancar berupaya melakukan inovasi baru dengan pengolahan nanas kering.
Hal ini tak lepas dari terpilihnya Desa Ngancar menjadi salah satu Desa Sejahtera Astra (DSA) 2025. Melalui progam ini, PT. Astra Internasional berfokus untuk meningkatkan nilai mutu dari nanas segar dengan mengembangkan produk nanas kering. Program DSA tak hanya memberikan bantuan modal, tetapi juga memberikan pelatihan teknik pengeringan nanas modern serta pengemasan dan strategi pemasaran. Membuat kehadiran DSA menjadi angin segar bagi penggiat agrowisata nanas di lereng Gunung Kelud.
Kisah Desa Ngancar yang Menjadi Sentra Nanas
Meletusnya Gunung Kelud pada tahun 2014 menjadi salah satu musibah yang berdampak cukup signifikan terhadap masyarakat Desa Ngancar. Lahan perkebunan nanas yang telah ada sejak tahun 1990-an hancur. Meskipun begitu, para petani di lereng Gunung Kelud tak pernah menyerah untuk membudidayakan nanas. Setelah musibah berlalu, mereka kembali ke kebun, mengolah lahan, dan menanam nanas kembali.
Perkebunan nanas di Desa Ngancar pun akhirnya kembali bergeliat. Hal ini tentu tak lepas dari peran Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo. Koperasi yang berdiri sejak tahun 1999 ini memiliki peran yang aktif dalam mengendalikan pengelolaan lahan dan produksi nanas di wilayah Ngancar. Mulai dari sistem pembibitan, modal, hingga waktu tanam. Upaya ini dilakukan agar komoditas nanas tetap ada sepanjang tahun dan harganya stabil.
Pengendalian pada masa tanam ini memberikan dampak yang positif terhadap hasil panen nanas di Kecamatan Ngancar. Dikutip Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri, hasil panen nanas pada tahun 2024 sebanyak 2.068.127 kwintal. Di mana Kecamatan Ngancar sendiri menyumbang produksi nanas sebanyak 1.918.918 kwintal atau sekitar 93%.
Data tersebut tentu bisa menjadi bukti bahwa Kecamatan Ngancar menjadi sentra nanas terbesar di Kediri. Bahkan bisa dikatakan bila Ngancar juga menjadi pusat produksi nanas di Jawa Timur. Menurut survei BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2022, Kediri menyumbang 82% nanas. Sementara berdasarkan BPS Kabuparen Kediri, hasil produksi nanas di Kecamatan Ngancar sekitar 81% pada tahun 2022.
Nanas Menjadi Komoditi Unggulan Desa Ngancar
Bila Kawan GNFI datang ke kawasan lereng Gunung Kelud akan melihat para nanas yang duduk dengan rapi di kios-kios pedagang. Nanas-nanas yang duduk rapi menunggu pembeli itu memiliki beragam jenis. Ada nanas lokal, nanas smooth cayene, nanas madu, hingga nanas primadona perkebunan Kelud yakni nanas pasir kelud 1 (PK-1). Kawan bisa membeli nanas segar yang baru dipetik dari kebun di sini dengan harga yang terjangkau, sekitar Rp 20.000 per buah dengan berat kira-kira 2,5 kg.
Tidak hanya menyediakan nanas segar, sentra nanas di Desa Ngancar juga berekpansi untuk mengolah nanas menjadi produk lainnya. Salah satu inovasi yang sedang dilakukan yakni pengolahan nanas kering. Inovasi ini dilirik karena bisa meningkatkan mutu jual komoditi nanas di Desa Ngancar. Potensi nanas kering ini cukup menjanjikan, karena bisa bertahan lama untuk dijadikan oleh-oleh dibandingkan nanas segar.
Selain itu, para UMKM di sekitar Desa Ngancar juga ikut andil dalam mengolah nanas menjadi produk baru. Layaknya UMKM Dwiditya Jaya di Desa Karangrejo yang mengolah nanas menjadi sebuah keripik. Ada pula UMKM yang mengolah nanas menjadi sebuah sirop, selai, hingga pie nanas. Ini membuktikan jika nanas telah menjadi komoditas unggulan di Desa Ngancar. Sebab, bisa menjadi pemasok bahan baku utama untuk UMKM lokal yang ada di sekitarnya.
Bahkan nanas segar dari Desa Ngacar ini juga telah melalang buana hingga ke negeri seberang. Melansir RRI, pada tahun 2022, Kabupaten Kediri telah mengekspor 10 ton nanas segar ke Oman. Kemudian di tahun berikutnya ada 20 ton nanas segar yang diekspor ke Jeddah. Jadi, bukan hal yang salah jika nanas disebut sebagai komoditas unggulan Kecamatan Ngancar. Bahkan pembangunan tugu nanas pada 2017 lalu di pertigaan Polsek Ngancar seolah menegaskan kalau wilayah ini adalah sentra nanas terbesar di Jawa Timur.
Potensi Inovasi Nanas Kering di Pasar Global
Progam Desa Sejahtera Astra (DSA) berupaya membawa nanas di Desa Ngancar mengalami evolusi. Di mana perubahan ini tidak terkungkung pada nanas segar atau produk olahan yang hanya populer untuk wisatawan lokal. Melainkan sebuah produk yang memiliki daya saing tinggi di pasar global yakni nanas kering.
Pasalnya peluang nanas kering di pasar global sangat menjanjikan. Ada beberapa negara yang bisa menjadi tujuan ekspor dari nanas kering. Misalnya saja pasar Eropa yang menurut laman Government of the Netherlands akan mengalami peningkatan peminat secara signifikan dalam benerapa tahun mendatang terhadap nanas kering.
Di sisi lainnya, potensi nanas kering pada pasar lokal juga tak bisa dianggap remeh. Banyak masyarakat yang lebih suka dengan produk yang praktis untuk buah tangan, alih-alih menenteng nanas segar untuk oleh-oleh ke sanak keluarga. Ini bisa menjadi poin tambah untuk agrowisata Desa Ngancar bila berhasil memproduksi nanas kering. Sebab, dapat menjadikannya produk baru yang kemungkinan besar akan diburu oleh wisatawan sebagai oleh-oleh saat mengunjungi sentra nanas di Kediri.
Bersama progam DSA, perekonomian Desa Ngancar memiliki potensi yang besar untuk mengalami peningkatan dengan pengolahan nanas kering. Pasalnya inovasi ini tidak hanya berguna untuk memperpanjang masa simpan buah nanas. Namun, juga dapat meningkatkan nilai jual dan memperluas area penjualan hingga ke pasar Eropa. Jadi, mari kita menjadi saksi bersama untuk perjalanan Desa Ngancar sebagai Desa Sejahtera Astra guna meningkatkan ekonomi petani dengan pengolahan nanas kering.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News