petani naik kelas lewat agroindustri kunci ekonomi desa mandiri - News | Good News From Indonesia 2025

Petani Naik Kelas lewat Agroindustri, Kunci Ekonomi Desa Mandiri

Petani Naik Kelas lewat Agroindustri, Kunci Ekonomi Desa Mandiri
images info

Petani Naik Kelas lewat Agroindustri, Kunci Ekonomi Desa Mandiri


Petani kecil dapat didefinisikan sebagai produsen pertanian yang memiliki beberapa alat produksi, mengelola tanah dan tenaga kerja berbasis keluarga, berorientasi pada reproduksi keluarga dan komunitas, serta tunduk pada kelompok-kelompok dominan yang mengekstraksi surplus.

Petani kecil di Indonesia masih menghadapi keterbatasan akses terhadap modal, teknologi dan pasar. Sesuai dengan data BPS tahun 2023, lebih dari 60% petani Indonesia tergolong skala kecil, dengan pendapatan rata-rata di bawah UMR.

Transformasi ke arah industrialisasi pedesaan menjadi langkah strategis agar desa tidak hanya menjadi penghasil bahan mentah, tetapi juga pusat nilai tambah melalui agroindustri. Menurut Kementerian pertanian tahun 2024, indutrialisasi desa dapat meningkatkan kesejahteraan petani hingga 2,5 kali lipat dibandingkan dengan hanya menjual hasil mentah.

baca juga

Industrialisasi berbasis sektor pertanian, lazim dikenal sebagai agroindustri, sangat potensial menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Agroindustri menjadi sarana dalam meningkatkan nilai tambah, berpotensi membuka lapangan kerja, serta memperluas pasar bagi produk pertanian dan menunjang usaha peningkatan pendapatan petani.

Konsep agroindustri skala desa atau rural-based agroindustry menekankan pentingnya pengolahan hasil pertanian di tingkat lokal dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di desa.

Hasil penelitian Marsudi (2013) dalam Sahruni (2023) di Kabupaten Karanganyar menyimpulkan bahwa pengembangan agroindustri berbasis masyarakat sangat tepat untuk diterapkan di Kabupaten Karanganyar karena usaha sektor agroindustri menyerap tenaga kerja yang besar dari hulu sampai hilir serta adanya multiplier effect secara ekonomi yang besar.

Hasil penelitian lainnya oleh Supriyati (2007) dalam Sahruni (2023) menyimpulkan bahwa agroindustri pedesaan berperanan besar dalam penyerapan tenaga kerja di pedesaan. Terkait dengan permasalahan pengangguran dan kemiskinan di pedesaan, agroindustri mempunyai perspektif untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut.

Permasalahan utama berupa perubahan struktur demografi yang kurang menguntungkan bagi sektor pertanian, yaitu petani berusia tua (lebih dari 55 tahun) jumlahnya semakin meningkat, sementara tenaga kerja usia muda semakin berkurang.

Fenomena semakin menuanya petani dan semakin menurunnya minat tenaga kerja muda di sektor pertanian tersebut menambah permasalahan klasik ketenagakerjaan pertanian selama ini, yaitu rendahnya rata-rata tingkat pendidikan dibandingkan dengan tenaga kerja di sektor lain.

Berbagai alasan penyebab menurunnya minat tenaga kerja muda di sektor pertanian terutama adalah citra sektor pertanian yang kurang bergengsi dan kurang bisa memberikan imbalan memadai. Namun, fenomena ini juga menjadi salah satu peluang bagi generasi muda untuk terjun ke dalam sektor petanian dan melakukan transformasi untuk pertanian modern atau agroindustri modern.

Dengan mengandalkan zaman yang sudah penuh dengan digitalisasi dan inovasi teknologi, generasi muda memiliki potensi untuk menjadi penggerak utama dalam pertanian modern berbasis digital. Alhasil, pertanian tidak lagi sebatas bekerja di sawah, melainkan mencakup pengolahan hasil, pemasaran daring, hingga pengelolaan rantai pasok melalui platform digital, seperti membuka e-commerce untuk hasil pertanian dan lainnya.

Susilowati (2016) menyatakan, program pemberdayaan petani sudah banyak dilakukan dengan baik oleh kementerian dan lembaga-lembaga swasta, baik dalam negeri maupun internasional, serta LSM. Salah satu contoh program pemberdayaan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

PNPM Mandiri memiliki banyak program pendukung, salah satunya adalah PNPM Mandiri Perdesaan, yang memfasilitasi pemberdayaan masyarakat, kelembagaan lokal, pendampingan masyarakat, pelatihan masyarakat, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM).

Langkah operasional Kementerian Pertanian dalam penumbuhan minat generasi muda terhadap sektor pertanian adalah melalui program kewirausahaan mahasiswa pertanian.

Program ini bekerja sama dengan Perguruan Tinggi dan bertujuan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa di bidang pertanian (agripreneur), meningkatkan peluang bisnis bagi lulusan sehingga mampu menjadi pencipta lapangan kerja di sektor pertanian, mendorong pertumbuhan dan perkembangan kapasitas institusi pendidikan tinggi pertanian sebagai center of agripreneur development berbasiskan inovasi agribisnis (BPPSDMP 2016b).

Untuk perubahan struktual tersebut, strategi yang perlu dilakukan untuk menarik minat pemuda bekerja di pertanian di antaranya adalah dimulai dengan upaya mengubah persepsi generasi muda bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang menarik dan menjanjikan apabila dikelola dengan tekun dan sungguh-sungguh.

Sejalan dengan upaya tersebut, juga diperlukan pengembangan agroindustri, inovasi teknologi, pemberian insentif khusus kepada petani muda, pengembangan pertanian modern, pelatihan dan pemberdayaan petani muda, serta memperkenalkan pengembangan industri pertanian dan inovasi pertanian kepada generasi muda sejak dini.

baca juga

Masa depan pertanian Indonesia berada di tangan generasi muda yang mampu mengintegrasikan pengetahuan lokal, inovasi teknologi, dan semangat kewirausahaan. Transformasi menuju agroindustri modern bukan hanya sebuah peluang ekonomi, tetapi juga strategi untuk menciptakan kemandirian desa dan ketahanan pangan nasional.

Dengan dukungan kebijakan yang inklusif, akses pembiayaan yang adil, serta pendampingan yang berkelanjutan, petani muda dapat menjadi motor penggerak ekonomi pedesaan. Ketika petani tidak lagi sekadar menjual bahan mentah, tetapi juga menghasilkan produk olahan bernilai tinggi, maka desa akan tumbuh menjadi pusat ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan.

Referensi:

  • [BPPSDMP] Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. 2016b. Petunjuk pelaksanaan Diklat ATC (Agricultural Training Camp). Jakarta (ID): Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.
  • Badan Pusat Statistik. 2023. Statistik Pertanian Nasional 2023. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
  • Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2024. Laporan pembangunan pertanian berkelanjutan. Jakarta: Kementerian Pertanian.
  • Sahruni. 2023. Strategi pengembangan agroindustri pedesaan berbasis komoditas unggulan di Kabupaten Soppeng [Tesis, Universitas Hasanuddin]. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
  • Susilowati, S. 2016. Fenomena Penuaan Petani Dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda Serta Implikasinya Bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 34(1): 35-55.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ET
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.