Pembahasan Produk Domestik Bruto (PDB) telah menjadi diskusi dan diskursus menarik sebagai indikator penting ekonomi negara. Meski begitu, tidak sedikit masyarakat yang belum memahami PDB dengan baik.
PDB adalah nilai total produk dan jasa yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu. Dikenal juga GDP (gross domestic product), memainkan peran yang krusial bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Umumnya, PDB digunakan sebagai tolak ukur kemampuan suatu wilayah dan negara terhadap kuantitas produk dan jasa.
Tingginya PDB dapat dikategorikan sebagai negara maju. Sebaliknya, jika PDB pada suatu negara rendah, dapat dikategorikan negara mundur.
Indonesia sendiri terbilang sebagai negara berkembang, dengan kenaikan PDB sebesar 5,02% (Y-on-Y), menurut data BPS. Angka ini terbilang positif di tengah tantangan domestik dan global yang dinamis. Namun, menaikan angka PDB untuk terus bertumbuh dan konstan bukanlah perkara mudah.
Ada sejumlah faktor yang membuat angka PDB meningkat, di antaranya konsumsi masyarakat tinggi, banyak penanaman modal asing, belanja pemerintah yang efektif dan tepat sasaran, serta mendorong perdagangan global dibanding penggunaan barang luar negeri.
Untuk memahami lebih mendalam terkait faktor meningkat angka PDB dapat dilihat sebagai berikut:
1. Konsumsi Domestik Meningkat
Dari beberapa faktor, sebenarnya PDB yang tinggi bermuara pada meningkatnya permintaan pasar domestik. Demand yang meningkat dapat membuka banyak manfaat dan dampak positif bagi negara.
Konsumsi domestik yang tinggi dapat menopang pertumbuhan ekonomi negara. Ini yang menyelamatkan Indonesia dari penyusutan PDB saat menghadapi era Covid-19.
Selain itu, interaksi supply dan demand yang berimbang dan meningkat secara eksponensial, dapat menyumbang pemasukan negara, baik dari segi pajak maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Namun bagaimana cara meningkatnya permintaan pasar? Ada beberapa cara agar angka supply dapat meningkat, seperti menurunkan suku bunga, menaikan upah pekerja, mendorong ekspor lebih maksimal dan membangun kepercayaan masyarakat.
2. FDI Tinggi
FDI (Foreign Direct Investment) berperan penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Masuknya FDI atau penanaman modal asing dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dan membuka lapangan kerja.
Jika lapangan kerja terbuka, daya beli masyarakat tentu akan meningkat. Ini secara tidak langsung akan menaikan permintaan pasar. Sebab adanya kemampuan masyarakat untuk berbelanja.
FDI sendiri Sebenarnya tidak melulu soal suntikan dana, melainkan bisa seperti transfer alat teknologi canggih, wawasan dan pengetahuan, serta sumber daya manusia.
Oleh karena itu, investasi atau kerja sama dengan pihak asing dapat memberikan pengaruh terhadap kemajuan negara. Sebagai contoh, Singapura yang dikategorikan negara maju, mendukung penuh masuknya investasi asing.
Namun yang menjadi persoalan adalah tidak semua negara mempermudah regulasi dan birokrasi untuk FDI, termasuk di Indonesia. Ketatnya aturan membuat pihak asing berpikir dua kali dan menjadi pertimbangan untuk berinvestasi.
3. Spending Government
Pengeluaran pemerintah Indonesia terkait ekonomi mikro, dan pelayanan publik membawa peran penting dalam peningkatan PDB.
Dalam APBN, pemerintah indonesia telah menganggarkan untuk belanja di sektor pendidikan, subsidi, kesehatan, pembangunan fasilitas dan infrastruktur, serta bantuan sosial.
Pengeluaran ini dilakukan demi memberikan kemudahan dan peningkatan mutu masyarakat, agar memberikan dampak dan pengaruh terhadap perekonomian negara.
Namun pengeluaran pemerintah yang boros, disalahgunakan, dan serampangan dapat membebani masyarakat dan keuangan negara.
Sebaliknya, kebijakan belanja pemerintah yang efektif dan tepat sasaran dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4. Optimalisasi Ekspor Ketimbang Impor
Mendorong para pengusaha dan UMKM sampai ke pasar global adalah salah satu langkah menambah devisa negara.
Para pengusaha dan UMKM yang mengekspor barang dan jasa hingga ke mancanegara membuka peluang dan potensi terciptanya permintaan pasar yang lebih luas.
Alih-alih membeli barang dari luar (Impor) yang dinilai lebih murah, optimalisasi ekspor kepada para pelaku usaha agar berkembang dapat memberikan dampak bagi perekonomian negara, seperti kapasitas produksi meningkat, hingga terbukanya lapangan pekerjaan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News