Black campaign adalah tindakan menyebarkan informasi negatif, fitnah, atau berita bohong untuk merusak reputasi pesaing. Biasanya dilakukan lewat media sosial, forum online, atau bahkan kampanye terselubung.
Dalam dunia bisnis dan pemasaran, persaingan memang hal yang wajar. Tapi ketika strategi bersaing berubah menjadi upaya untuk menjatuhkan pihak lain dengan cara kotor, di situlah black campaign terjadi.
Black campaign merupakan strategi bisnis yang tidak dibenarkan dan justru bisa berdampak negatif terhadap usaha sendiri. Berikut 5 dampak negatif dari black campaign beserta contohnya.
Dampak Negatif Black Campaign
Jumlah Pelanggan Berkurang
Black campaign dapat berpengaruh terhadap nama baik brand. Ketika reputasi brand rusak akibat black campaign, pelanggan akan semakin berkurang karena mereka tidak lagi percaya. Pelanggan yang tadinya setia membeli, bisa berubah menjadi ragu untuk membeli lagi. Jika dibiarkan, hal ini akan berimbas langsung pada penurunan penjualan dan performa bisnis.
Berpotensi Tersandung Masalah Hukum
Persoalan mengenai black campaign tidak sesederhana itu. Jika suatu usaha menggunakan black campaign yang berisi fitnah dan pencemaran nama baik, maka sangat bisa pelakunya dijerat hukum. Apalagi jika dilakukan secara daring, tindakan ini bisa dikenai UU ITE karena menyebarkan informasi palsu atau merugikan pihak lain.
Brand Berisiko Dicap Buruk
Di era serba online sekarang ini, jejak digital akan terus ada. Sekali melakukan black campaign, masyarakat akan sulit lupa. Brand yang melakukan strategi ini akan kehilangan kepercayaan dari publik dan citra brand-nya berubah jadi negatif. Meski sudah klarifikasi dan minta maaf ke publik, namun kekecewaan masyarakat akan sulit untuk dipulihkan.
Berpotensi Diblacklist
Beberapa penyelenggara event, bazar, atau toko retail bisa mem-blacklist brand yang terlibat dalam praktik black campaign. Artinya, produk mereka tidak lagi diterima untuk dipasarkan atau dijual melalui kanal kerja sama tersebut.
Bisa Bikin Usaha Brand Lain Berhenti
Efek domino dari black campaign bisa sangat serius. Brand yang menjadi korban bisa mengalami kerugian besar hingga terpaksa menghentikan operasionalnya. Persaingan yang tidak sehat seperti ini akhirnya tidak hanya merugikan satu pihak, tapi juga ekosistem bisnis secara keseluruhan.
Contoh Black Campaign Marketing Beberapa Brand
Ecinos vs Hulm
Kasus ini ramai di media sosial setelah brand Ecinos diduga melakukan black campaign terhadap Hulm, pesaingnya di kategori produk serupa. Berawal dari Ecinos membandingkan produk mereka yang harganya Rp300-an dengan harga kompetitor yang Rp100-an.
Konten tersebut kemudian naik di media sosial dan menjadi viral. Warganet menilai konten tersebut terlalu menyerang secara tidak langsung, hingga memicu perdebatan di kolom komentar.
Deorex vs Perspirex
Kasus lain datang dari Deorex yang sempat disorot karena perbandingan harga produknya dengan Perspirex di media sosial. Banyak yang menilai konten tersebut mengarah ke black campaign karena menonjolkan kelemahan kompetitor secara eksplisit untuk mengangkat citra brand sendiri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News