mengenal umar wirahadikusumah tentara peta penumpasan g30s pki hingga wakil presiden ke 4 di era soeharto - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Umar Wirahadikusumah: Tentara PETA, Penumpasan G30S, hingga Wakil Presiden Ke-4 di Era Soeharto

Mengenal Umar Wirahadikusumah: Tentara PETA, Penumpasan G30S, hingga Wakil Presiden Ke-4 di Era Soeharto
images info

Mengenal Umar Wirahadikusumah: Tentara PETA, Penumpasan G30S, hingga Wakil Presiden Ke-4 di Era Soeharto


Nama Umar Wirahadikusumah kembali mencuat setelah meninggalnya istri beliau, yaitu Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah. Sosoknya yang tegas dan religius kembali dikenang oleh masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang pernah merasakan era Pemerintahan Soeharto pada tahun 1980-an.

Beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Ke-4 dan menjadi salah satu orang kepercayaan Soeharto selama era kepemimpinannya. Namun, di balik kejayaannya, bagaimana sosok Umar Wirahadikusumah lahir dan tumbuh menjadi pemimpin yang tangguh?

baca juga

Masa Kecil: Memilih Jalan Berbeda di Tengah Kemakmuran Hidup

Umar Wirahadikusumah terlahir dari keluarga yang terpandang. Dikutip dari artikel metrotvnews.com, beliau terlahir dari seorang ayah yang bernama Raden Rangga Wirahadikusumah, seorang wedana di Ciawi dan Tasikmalaya. Sedangkan, ibunya adalah Raden Ratnaringrum, seorang putri dari Patih Demang Kartamendra di Bandung.

Beliau memiliki riwayat pendidikan yang apik, mulai dari Holland-Inlandsche School, Europeesche Lagere School (ELS), dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) yang ada di Pasundan.

Namun, tumbuh dan besar di lingkungan yang serba nyaman, nyatanya tidak membuat beliau terlena. Menurut Dikky Kurniawan dalam karya ilmiahnya yang berjudul “Peranan Umar Wirahadikusumah dalam Membangun Indonesia Tahun 1945-1988”, mengungkapkan bagaimana beliau memilih untuk bekerja di perkebunan karet saat dirinya bisa menikmati fasilitas yang serba ada. Pengalaman bekerja tersebut membuat pandangan beliau terbuka dan memilih jalan hidup sebagai prajurit. 

Karier Militer: Mulai dari Tentara PETA hingga Penumpasan G30S

Karier militer Umar Wirahadikusumah dimulai sejak sebelum kemerdekaan. Jepang yang saat itu menjajah Indonesia berfokus pada pendidikan militer. Hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi anak muda untuk mengambil peran sebagai prajurit.

Beliau memulai pendidikan militernya dalam kelompok pemuda binaan Pembela Tanah Air (PETA) yang nantinya akan ditempatkan di berbagai wilayah di Indonesia. Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Setelah Indonesia merdeka dari Jepang, PETA dibubarkan dan beliau melanjutkan kariernya di Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kelak bertransformasi menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sepak terjang beliau selama berkarier di militer sangat diperhitungkan. Di awal kemerdekaan, beliau pernah berpartisipasi dalam mengatasi Pemberontakan Madiun dan Agresi Militer II oleh Belanda. Saat itu, beliau dipercaya sebagai Komandan Komando Militer Kota (KMK) Cirebon. 

Setelah itu, beliau memantapkan langkahnya setelah aktif di Divisi Siliwangi. Di sinilah karier militer beliau meningkat tajam. Setelah berhasil melaksanakan tugas dalam penumpasan DI/TII di Jawa Barat dan PRRI di Sumatra, beliau diangkat menjadi Komandan Komando Militer Kota Besar Jakarta Raya (KMKB JR) yang kelak berubah menjadi KODAM V Jaya dan menjadi Pangdam V/Jaya yang pertama.

Saat berada di jabatan tersebut, beliau menangani salah satu peristiwa besar di Indonesia, yaitu G30S. Beliau saat itu berhasil mengamankan daerah Jakarta dan mengeluarkan Maklumat Penguasa Perang Daerah No. 1 Drt/10/1965 yang berisi tindak tegas terhadap hal-hal yang berkaitan dengan PKI.

Memasuki pergantian kepemimpinan dari Soekarno ke Soeharto, Umar Wirahadikusumah diangkat menjadi Panglima Komando Mandala Siaga sebelum menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat, dan berakhir menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang merupakan jabatan terakhir dalam karier militernya.

Pasca Militer: Menjadi Kepala BPK Hingga Wakil Presiden Ke-4

Setelah berkarier di militer tak berarti Umar Wirahadikusumah selesai mengabdi. Beliau ditunjuk sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama dua periode sejak tahun 1973.

Selama menjabat, beliau dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas terhadap penyalahgunaan keuangan negara. Salah satu yang paling disorot adalah pemanggilan Ibnu Sutowo selaku Direktur Utama Pertamina kaitannya dengan usaha Pertamina di luar Migas yang bermasalah, seperti Krakatau Steel, Rice Estate, dan Restoran Ramayana yang terletak di New York, Amerika Serikat. 

Selesai dari BPK, beliau melanjutkan abdinya setelah ditunjuk menjadi Wakil Presiden ke-4 menggantikan Adam Malik sejak tahun 1983 hingga 1988. Saat itu, beliau dikenal sangat suka blusukan di berbagai pelosok negeri. 

Bagi beliau, melihat langsung keadaan sosial dan ekonomi, khususnya pembangunan, akan membuat Pemerintah mampu mengetahui dengan cepat hambatan yang terjadi. Walaupun terkenal pendiam, namun ketegasan, religiusitas, dan mata tajam beliau mampu mengubah berbagai aspek di era Pemerintahan Soeharto.

baca juga

Akhir Hayat Sang Prajurit yang Gemilang

Setelah menyelesaikan abdinya pada negara, Umar Wirahadikusumah menghabiskan masa tuanya bersama keluarga, khususnya istri dan anak-anaknya. Beliau menghembuskan napas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada tanggal 21 Maret 2003, akibat komplikasi jantung dan gangguan paru-paru yang telah lama diderita. 

Menurut salah satu artikel dari Kemenag, sebelum wafat, beliau sempat mengamanatkan pembangunan masjid yang dapat bermanfaat bagi bangsa. Hal ini terwujud melalui pembangunan Masjid Raya Bani Umar yang terletak di Jalan Graha Bintaro Raya, Parigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Pembangunan ini diinisiasi oleh istri beliau, Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah dengan menyediakan berbagai fasilitas publik, mulai dari aula serba guna, kelompok belajar, taman kanak-kanak, layanan ambulans, hingga poliklinik gratis untuk kaum dhuafa.

Dengan demikian abdi seorang prajurit hingga akhir hayat. Sosok Umar Wirahadikusumah akan tetap dikenang atas segala jasa dan inspirasi yang diberikan untuk anak-anak muda Indonesia. Selamat mengenang dan meneruskan abdi!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.