dari kebun ke kaleng teknologi agroindustri yang membawa nanas lampung ke pasar dunia - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Kebun ke Kaleng: Teknologi Agroindustri yang Membawa Nanas Lampung ke Pasar Dunia

Dari Kebun ke Kaleng: Teknologi Agroindustri yang Membawa Nanas Lampung ke Pasar Dunia
images info

Dari Kebun ke Kaleng: Teknologi Agroindustri yang Membawa Nanas Lampung ke Pasar Dunia


Kawan GNFI, banyak dari kita yang masih mengira bahwa pertanian hanya sebatas menanam dan memanen. Padahal, di balik proses tersebut terdapat sektor besar yang menjadi penghubung antara hasil panen dan produk siap konsumsi. Sektor inilah yang disebut dengan agroindustri.

Nah, salah satu contoh perusahaan sukses yang menerapkan sistem agroindustri adalah industri pengolahan nanas kaleng milik Great Giant Pineapple (GGP), lho Kawan.

Pengertian Agroindustri

Menurut Rosminah et al. (2024) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Agroindustri: Strategi dan Implementasi, agroindustri adalah sistem yang mengintegrasikan pertanian, teknologi, dan manajemen untuk mengubah bahan mentah menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi tinggi.

Dalam konteks pembangunan nasional, agroindustri dapat meningkatkan pendapatan petani, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya saing produk lokal di pasar global.

Great Giant Pineappple (GGP)

Berdasarkan informasi dari situs resmi Great Giant Foods (GGF), Great Giant Pineapple (GGP) berdiri di bawah naungan Great Giant Foods (GGF) yang merupakan anak perusahaan Gunung Sewu Group. Lebih dari 75.000 hektar lahan pertanian utamanya digunakan untuk budidaya nanas smooth cayenne. Varietas ini dipilih karena menghasilkan buah berkualitas tinggi yang dapat diandalkan

Satu dari empat nanas kaleng di dunia diproduksi oleh PT Great Giant Pineapple (GGP). GGP telah mengekspor produknya ke lebih dari 60 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Amerika Serikat.

Keunggulan GGP terletak pada konsep integrated agroindustry di mana seluruh proses mulai dari pembibitan, budidaya, pemanenan, pengolahan, pengemasan, dan pengiriman dilakukan dalam satu sistem terintegrasi.

Selain memproduksi nanas kaleng, GGP juga mengembangkan berbagai lini usaha di bawah GGF seperti buah segar, cold-pressed juice, produk protein dan enzim, serta susu segar dari unit peternakan terintegrasi.

Produksi Nanas Kaleng

Kawan GNFI, tahukah kamu bahwa proses pembuatan nanas kaleng melibatkan penerapan teknologi pangan modern? Menurut Nugroho (2019) proses produksi nanas kaleng GGP dimulai darı nanas kupas yang masuk ke lini produksi.

Menariknya, rata-rata nanas yang telah dipanen di GGP tidak pernah disimpan lebih dari 3 jam, lho Kawan! Hal ini memastikan nanas yang diolah tetap dalam kondisi terbaiknya sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan kesegaran optimal.

Setelah pemotongan bonggol, nanas dimasukkan ke dalam mesin pemotongan dan dilakukan sortir depan dan belakang, sortir crush dan tidbit, dan sortir warna. Nanas yang memenuhi standar kemudian dibersihkan dari “mata buah” dan disusun secara rapi sebelum dimasukkan ke mesin Can Loader Machine (CLM) untuk pengemasan.

Tahap berikutnya adalah sterilisasi suhu tinggi untuk memastikan nanas bebas dari keberadaan mikroorganisme. Hasil akhirnya adalah nanas kaleng dengan rasa manis alami, bebas bahan pengawet, dan punya daya simpan tinggi.

Prinsip Zero Waste

Tidak hanya dari sisi produksi dan teknologi, GGP juga dikenal karena komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Perusahaan ini menerapkan prinsip zero waste industry, di mana menurut Handayana et al. (2019) merupakan konsep memperbaiki suatu lingkungan melalui manajemen sampah dengan mengedepankan prinsip 3R yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle.

Di GGP, limbah perkebunan diolah menjadi pakan sapi untuk peternakan terintegrasi. Limbah cair dari pertenakan ini dimanfaatkan menjadi biogas, sementara sisa padatnya dijadikan pupuk organik yang dikembalikan ke lahan perkebunan. Semua limbah kembali ke ekosistem produksi membentuk siklus pertanian berkelanjutan yang efisien dan ramah lingkungan.

Keberhasilan GGP membuktikan bahwa pertanian Indonesia mampu bersaing di tingkat global jika dikelola dengan pendekatan industri modern. Dari satu jenis buah saja, ribuan tenaga kerja terserap, nilai ekspor meningkat, dan nama Indonesia harum di kancah internasional.

Dari Lampung, nanas Indonesia kini tidak hanya menjadi buah tropis kebanggaan, tetapi juga simbol kemajuan agroindustri nasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CE
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.