sinergi desa sejahtera astra angkat potensi tanaman liar ke meja eropa dan asia - News | Good News From Indonesia 2025

Sinergi Desa Sejahtera Astra Angkat Potensi Tanaman Liar ke Meja Eropa dan Asia

Sinergi Desa Sejahtera Astra Angkat Potensi Tanaman Liar ke Meja Eropa dan Asia
images info

Sinergi Desa Sejahtera Astra Angkat Potensi Tanaman Liar ke Meja Eropa dan Asia


Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, menyimpan potensi besar di berbagai sudut desa. Berbagai jenis tumbuhan lokal, yang mungkin tadinya hanya dianggap umbi liar atau rempah biasa, kini bertransformasi menjadi "harta karun" yang nilainya melesat tinggi, bahkan mampu menembus pasar internasional. Kisah sukses ini terwujud berkat sinergi antara potensi lokal, semangat para petani, dan program pemberdayaan seperti Desa Sejahtera Astra (DSA).

Melalui pendampingan yang intensif, desa-desa di seluruh Nusantara didorong untuk mengembangkan produk unggulan berbasis potensi daerah. Hasilnya sungguh membanggakan: ragam produk pertanian dan rempah asli Indonesia kini tak hanya menghiasi pasar domestik, tetapi juga sukses menjadi komoditas ekspor, membawa nama Indonesia ke panggung dunia.

Talas Beneng Banten: Dari Umbi Liar Menjadi Primadona Ekspor

Kawan GNFI, mari kita menuju Desa Saninten di Banten, tepatnya di lereng Gunung Karang. Di sana, dulunya tumbuh liar satu jenis talas yang kemudian dikenal dengan nama Talas Beneng (Xanthosoma undipes K. Koch). Nama "Beneng" sendiri merupakan singkatan dari kata lokal, yaitu beuneur (besar, padat, dan berisi) dan koneng (kuning), menggambarkan ciri khasnya yang berukuran besar dan memiliki umbi berwarna kuning.

Talas Beneng, yang ditemukan dan mulai dikembangkan sejak 2008, sempat dipandang sebelah mata. Namun, melalui program DSA, komoditas ini kini menjadi simbol kemandirian ekonomi petani lokal. Yang menarik, bukan hanya umbinya saja yang dimanfaatkan, tetapi juga daunnya! Daun Talas Beneng diolah menjadi produk siap ekspor, bahkan dilaporkan telah merambah pasar di Amerika Serikat. Keberhasilannya ini turut didukung oleh penetapannya sebagai varietas talas unggul melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian.

Ini membuktikan bahwa dengan inovasi dan pendampingan yang tepat, potensi yang semula tersembunyi bisa diubah menjadi sumber pendapatan signifikan bagi masyarakat desa. Program DSA di Saninten telah menjadi inspirasi dalam semangat gotong royong, menjaga komoditas lokal, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Andaliman Samosir: Rempah Liar yang Membumbui Eropa

Dari tanah Sumatra Utara, tepatnya di Kabupaten Samosir, muncul kisah rempah yang tak kalah hebat. Andaliman, dikenal juga sebagai "merica Batak" karena rasa pedasnya yang khas dan efek "menggigit" di lidah, andaliman awalnya banyak tumbuh liar di hutan sekitar Danau Toba. Biji kecil seukuran merica ini adalah kunci utama kelezatan berbagai masakan Batak.

Melalui pelatihan dan pendampingan dari program DSA Samosir, para petani binaan berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi andaliman. Peningkatan kualitas ini membawa dampak luar biasa. Kawan, rempah andaliman dari Samosir ini berhasil melakukan ekspor ke beberapa negara di Eropa, termasuk Swedia, Jerman, dan Prancis. Ekspor yang sudah mencapai angka tonase tertentu dan bernilai miliaran rupiah ini menunjukkan bahwa cita rasa autentik Indonesia memiliki daya tarik yang kuat di kancah internasional.

Keberhasilan ekspor andaliman ini bukan hanya soal transaksi bisnis, tetapi juga soal membuka lapangan kerja baru dan mengangkat citra Samosir sebagai produsen rempah berkualitas dunia. Ini adalah cerminan dari bagaimana warisan alam dan budaya dapat menjadi pilar utama kemajuan ekonomi.

Ubi Jalar Bogor: Pangan Lokal Siap Go International

Tak ketinggalan, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, komoditas ubi jalar yang akrab di lidah masyarakat Indonesia juga ikut naik kelas. Ubi jalar, yang kaya gizi dan mudah diolah, menjadi fokus pengembangan di lima desa binaan DSA Bogor.

Kolaborasi strategis antara DSA dengan IPB University menjadi kunci sukses program ini. Melalui pendampingan intensif, para petani mendapatkan pengetahuan tentang budidaya terstandar dan pengolahan pasca panen yang inovatif. Hasilnya, kualitas ubi jalar dari Bogor melesat, dan tak hanya disajikan dalam bentuk umbi utuh. Aneka produk olahan turunan seperti keripik, selai, dan pasta ubi turut memberikan nilai tambah signifikan bagi UMKM lokal.

Titik puncaknya adalah ketika sebanyak 10 ton ubi jalar dari Kabupaten Bogor sukses diekspor ke Malaysia dan Singapura. Ekspor perdana ini menjadi bukti nyata bahwa pangan lokal mampu bersaing dan memenuhi standar pasar global. Keberhasilan ini diharapkan menjadi trigger bagi desa-desa lain di Indonesia untuk lebih serius mengembangkan potensi komoditas mereka.

Kisah Talas Beneng, Andaliman, dan Ubi Jalar, meskipun berakar dari lokasi yang berbeda dan memiliki karakteristik tumbuhan yang unik, memiliki satu benang merah yang sama. Program Desa Sejahtera Astra (DSA) telah menjadi jembatan vital yang menghubungkan potensi besar di tingkat desa dengan luasnya pasar global.

Melalui pendekatan yang berfokus pada pemberdayaan kewirausahaan, pendampingan teknis, hingga membuka akses pasar, DSA tidak hanya berinvestasi pada komoditas, tetapi juga pada kemampuan masyarakat desa itu sendiri. Petani tidak lagi hanya menjadi produsen bahan mentah, tetapi bertransformasi menjadi pelaku usaha yang cerdas, inovatif, dan berdaya saing global.

Keberhasilan ini selaras dengan cita-cita untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan, di mana kemandirian ekonomi masyarakat desa menjadi fondasi kokoh bagi perekonomian nasional. Ini adalah kabar baik yang membuktikan bahwa kualitas produk Indonesia tak perlu diragukan. Mulai dari umbi liar hingga rempah yang tumbuh di lereng gunung, semua berpotensi menjadi produk kebanggaan yang mengharumkan nama bangsa di panggung dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.