Di tengah meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan mental dan isu lingkungan, sekelompok mahasiswa Universitas Diponegoro menghadirkan inovasi kreatif bernama Craftinova Kit. Produk ini menggabungkan konsep art therapy dengan praktik upcycle, yaitu pemanfaatan limbah kain menjadi media terapi dan karya bernilai guna tinggi.
Ide Craftinova Kit lahir dari keikutsertaan tim ini dalamProgram Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa).
Program ini membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kepedulian dan kreativitas dalam menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi banyak pihak.
Craftinova Kit hadir sebagai paket Do It Yourself (DIY) sewing kit yang dirancang untuk membantu penggunanya mengekspresikan diri sekaligus mengelola stres melalui aktivitas menjahit.
Dalam satu kotak Craftinova Kit, Kawan GNFI bisa menemukan berbagai bahan dan perlengkapan untuk membuat produk sederhana seperti scrunchie, pouch serut, dan gantungan kunci.
Menariknya, setiap kit dilengkapi dengan kode QR yang terhubung ke laman interaktif berisi video panduan menjahit, artikel edukatif tentang art therapy, serta informasi seputar pengelolaan limbah tekstil. Dengan begitu, pengguna tidak hanya berkreasi, tetapi juga belajar tentang pentingnya keberlanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Ketua tim Craftinova, Salwa, menjelaskan bahwa ide ini berangkat dari keprihatinan terhadap dua isu besar yang dihadapi masyarakat modern, yakni meningkatnya tingkat stres dan menumpuknya limbah kain.
“Kami ingin menghadirkan solusi yang tidak hanya berdampak bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan mental. Melalui aktivitas menjahit, seseorang dapat menyalurkan emosi, menenangkan diri, dan merasa lebih produktif,” ujarnya.
Bagi para mahasiswa di balik Craftinova, kegiatan ini bukan hanya proyek kewirausahaan, melainkan juga perjalanan pembelajaran. Mereka belajar manajemen produksi, pemasaran, hingga pengelolaan tim secara langsung.
Lebih dari itu, mereka juga belajar tentang empati bagaimana sebuah produk sederhana bisa berdampak pada kesejahteraan mental dan lingkungan sekitar.
Dalam proses produksinya, tim Craftinova memanfaatkan kain sisa dari penjahit dan konveksi di sekitar Kota Semarang. Setelah melalui tahap sortir, pembersihan, dan pemotongan, kain tersebut diolah menjadi bahan utama dalam setiap kit.
Melalui pendekatan kreatif dan berkelanjutan ini, Craftinova berupaya mengedukasi bahwa kegiatan sederhana seperti menjahit dapat menjadi media penyembuhan diri (self-healing) sekaligus wujud kepedulian terhadap lingkungan.
Dengan adanya kegiatan ini, tim Craftinova belajar melihat permasalahan dari berbagai sisi. bahwa isu lingkungan dan kesehatan mental bukan hal yang terpisah, melainkan dua hal yang saling memengaruhi.
Dengan memanfaatkan limbah kain sebagai bahan utama, mereka berupaya menunjukkan bahwa solusi untuk dua masalah besar itu bisa dimulai dari langkah kecil yang kreatif.
Ke depan, tim Craftinova berharap inovasi ini dapat terus berkembang, tidak hanya sebagai produk, tetapi juga sebagai gerakan sosial yang membawa dampak nyata.
Mereka ingin menjadikan Craftinova Kit sebagai sarana edukasi berkelanjutan yang mampu menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan mental sekaligus kesadaran lingkungan
Dengan slogan #Stitch Your Stress Away, tim Craftinova ingin mengajak generasi muda untuk hidup lebih mindful dan berkelanjutan. Melalui setiap jahitan kecil, mereka berharap bisa menumbuhkan rasa tenang, percaya diri, dan kepedulian terhadap bumi.
Inovasi seperti Craftinova menunjukkan bahwa kreativitas anak muda Indonesia bukan hanya bisa melahirkan produk, tetapi juga menyebarkan makna. Bahwa di balik setiap potongan kain sisa, tersimpan peluang untuk berkarya, menyembuhkan diri, dan menciptakan perubahan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News