sirnajaya cisurupan kopi hutan dan harapan dari lereng garut - News | Good News From Indonesia 2025

Sirnajaya Cisurupan: Kopi, Hutan, dan Harapan dari Lereng Garut

Sirnajaya Cisurupan: Kopi, Hutan, dan Harapan dari Lereng Garut
images info

Sirnajaya Cisurupan: Kopi, Hutan, dan Harapan dari Lereng Garut


Di tengah kabut pagi yang menutupi lereng Cisurupan, aroma kopi menyeruak dari kebun-kebun yang tertata rapi. Di desa ini, biji kopi bukan hanya hasil bumi, ia adalah simbol harapan, cerita tentang generasi muda yang kembali menanam masa depan di tanah sendiri. Desa Sirnajaya, Cisurupan, Garut, kini menjadi contoh nyata bagaimana desa dapat bangkit melalui kopi, hutan, dan kolaborasi berkelanjutan.

Dari Tanah Subur Menjadi Masa Depan

Sirnajaya dulu adalah desa yang banyak lahan tidur, dengan anak muda yang memilih meninggalkan kampung halaman untuk mencari pekerjaan di kota. Namun semuanya mulai berubah ketika Yayasan Akar Pohon hadir, bekerja sama dengan Desa Sejahtera Astra 2022 Batch 4.

Pendampingan ini membawa masyarakat untuk memahami perhutanan sosial, menanam sambil menjaga alam, dan mengubah hasil bumi menjadi sumber kesejahteraan berkelanjutan. Kopi menjadi jantung perubahan: dari tanaman biasa, kini menjadi produk lokal bernilai tinggi yang memberdayakan warga desa.

Sekolah Lapang: Pewaris Hutan dan Kopi

Salah satu inovasi yang membuat Sirnajaya berbeda adalah Sekolah Lapang. Sekolah Lapang ini mengambil inspirasi dari Sekolah Pewaris Perhutanan Sosial di Pondok Cikedokan, program pendidikan lapangan yang menggabungkan agroforestri, budidaya kopi, pengelolaan bibit hutan, dan strategi pemasaran produk hutan bukan kayu.

Dalam kunjungan Menteri Kehutanan ke Pondok Cikedokan pada Mei 2025, peserta Sekolah Lapang mempresentasikan praktik lapangan mereka: menanam pohon pelindung, merawat bibit, hingga menyusun strategi pemasaran kopi. KTH Griya Bukit Jaya dari Sirnajaya Cisurupan turut hadir, menunjukkan bahwa desa ini sudah menjadi bagian dari jaringan perhutanan sosial Garut.

Melalui sekolah ini, generasi muda belajar bahwa kopi bukan sekadar komoditas, tetapi jalan untuk melestarikan hutan sekaligus membangun ekonomi lokal.

Kopi Sirnajaya: Rasa dari Lereng, Harum dari Hati

Biji kopi di Sirnajaya tumbuh di ketinggian 1.200–1.300 mdpl, tanah vulkanik yang subur, dan udara yang bersih. Hasilnya: kopi dengan aroma manis, sentuhan cokelat dan vanila alami, serta pahit yang lembut.

Dulu, petani hanya menjual green beans ke pengepul. Kini, melalui pendampingan dan pengolahan di desa, kopi diolah menjadi roast bean dan kopi bubuk siap saji, memberi nilai tambah sekaligus meningkatkan pendapatan. Setiap cangkir kopi membawa cerita tentang tangan-tangan yang sabar, generasi muda yang kembali pulang, dan desa yang tumbuh bersama.

Sinergi untuk Kemandirian Desa

Kesuksesan Sirnajaya tidak datang sendiri. Kolaborasi Desa Sejahtera Astra dan Yayasan Akar Pohon memberikan fondasi kuat: pelatihan kewirausahaan, akses permodalan, bimbingan teknis, dan jaringan pemasaran. Sekolah Lapang menjadi sarana regenerasi petani muda yang sadar lingkungan, mampu memelihara hutan, sekaligus menghasilkan kopi berkualitas tinggi.

Deden dan warga desa membuktikan bahwa desa bisa menjadi pusat inovasi, bukan sekadar penonton kemajuan. Dari lereng Garut, mereka menumbuhkan ekonomi lokal berkelanjutan yang membanggakan.

Dari Sirnajaya, untuk Indonesia

Sirnajaya Cisurupan adalah bukti bahwa kemajuan desa bukan sekadar impian. Dengan kopi, hutan, dan generasi muda yang diberdayakan, desa ini menunjukkan bahwa keberlanjutan dan kesejahteraan bisa tumbuh dari akar sendiri.

Kopi Sirnajaya bukan sekadar minuman; ia adalah simbol perubahan sosial. Setiap biji menyimpan cerita tentang ketekunan, inovasi, dan rasa bangga terhadap tanah sendiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.