Hidup di antara ribuan pohon kelapa, itulah yang dirasakan oleh masyarakat Indragiri Hilir, Riau. “Negeri Seribu Parit” dan “Hamparan Kelapa Dunia” adalah dua julukan yang cocok untuk daerah ini. Wilayahnya memiliki banyak perairan, sungai, hingga rawa-rawa dan luasnya kebun kelapa.
Singkat cerita, Indragiri Hilir termasuk wilayah yang dekat dengan pantai dan banyak perairan di dalamnya. Maka dari itu, tak heran bahwa kelapa tumbuh subur di sana.
Perkebunan kelapa dapat kita lihat dari ujung utara di Kecamatan Pulau Burung hingga ke selatan di Kecamatan reteh. Luas lahan kebun kelapa di wilayah ini ada sekitar 400.000 hektare. Tak heran bahwa potensi perkebunannya menjadi yang tertinggi di Indonesia dalam sektor komoditi kelapa.
Luas dan tingginya perkebunan dan komoditas kelapa tentu harus dibarengi dengan kualitas orang-orangnya. Memelihara banyaknya pohon kelapa tidaklah mudah. Perlu adanya etos kerja yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan itu.
Selain itu, adanya perubahan zaman juga ada beberapa perubahan tren. Sebagai petani kelapa tentunya harus dapat mengimbangi dan beradaptasi di tengah-tengah perubahan. Misalnya adalah pada kreativitas dalam pengolahan turunan kelapa yang sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Pengembangan Pemanfaatan Kelapa di Indragiri Hilir
Kelapa, orang bilang pohon ini adalah pohon kehidupan. Bagaimana tidak? Setiap bagiannya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia, mulai dari daun, batang, hingga yang paling dibanggakan, yaitu buahnya.
Selain dimanfaatkan langsung, kelapa juga dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Minyak kelapa, santan kelapa, minuman air kelapa, dan banyak olahan lainnya. Tidak lupa juga dengan salah satu olahan turunan kelapa yang berharga, kopra.
Pada awalnya di Kabupaten Indragiri Hilir, petani kelapa di Indragiri Hilir ini memanfaatkan kelapa untuk kebutuhan industri minuman air kelapa. Belum ada pemanfaatan turunan pengolahan kelapa yang dibuat sebagai industri.
Maka dari itu PT Astra melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) ingin membina masyarakat setempat untuk melebarkan sayap ke produk-produk olahan kelapa sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Produk unggulan pertama dari kelapa yang dikembangkan adalah kopra putih. Pada tahun 2019, pihak Astra memberikan bantuan sebanyak 10 green house sebagai tempat pengering kopra putih. Kopra putih pun berhasil diekspor sebanyak 15 kontainer atau 390 ton ke India. Melalui program ini, sebanyak 50 lapangan pekerjaan berhasil dibuka dan produksi kopra meningkat menjadi 26 ton per bulan.
Selain bantuan finansial, ada juga pendampingan pengembangan turunan kelapa dan cara pemasarannya. Melalui dua hal ini, masyarakat diharapkan mampu mengembangkan olahan kelapa secara mandiri dan mengetahui proses pemasaran yang dilakukan pasca produksi.
Industri Olahan Kelapa sebagai Bentuk Hilirisasi
Selain kopra, berbagai olahan turunan kelapa juga diusahakan. Antara lain seperti minyak kelapa dan nata de coco. Pada Jumat (21/06/2024) PT Astra melalui ESR Astra memberikan bantuan berupa alat produksi minyak goreng dan nata de coco yang diberikan kepada Bupati Indragiri Hilir untuk diberikan kepada masyarakat setempat.
Harapannya, dengan pemberian alat ini bisa membantu meningkatkan taraf hidup penduduk Indragiri Hilir untuk memproduksi dan memasarkan produk olahan kelapa. Untuk mewujudkannya juga diperlukan dukungan pemerintah dan masyarakat setempat pelatihan dan meningkatkan SDM masyarakat setempat.
Kelapa mempunyai banyak manfaat untuk kebutuhan manusia. Apalagi jika dikembangkan menjadi bermacam-macam produk. Selain alat yang lengkap juga dibutuhkan keahlian yang mumpuni. Dari Indragiri Hilir, kita belajar bahwa apabila kita mengerti cara memanfaatkan sebuah pohon, berbagai keuntungan bisa kita dapatkan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
