Siapa yang tidak kenal gummy candy? Permen warna-warni dengan tekstur empuk dan kenyal ini memang menjadi favorit banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Rasanya manis, mudah dikunyah, dan bisa dinikmati kapan saja.
Permen adalah salah satu camilan manis yang banyak digemari, terutama karena rasanya enak dan praktis. Umumnya, permen dibuat dari campuran gula, air, dan sirup glukosa. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), permen terbagi menjadi dua jenis, yaitu permen lunak biasa dan gummy candy.
Gummy candy memiliki ciri khas berupa teksturnya yang kenyal. Tekstur unik ini muncul karena adanya tambahan bahan pembentuk gel, seperti agar-agar, gum, pektin, pati, karagenan, hingga gelatin. Setelah dibuat, gummy candy biasanya melalui proses aging terlebih dahulu sebelum siap dikemas. Tujuannya adalah agar teksturnya pas dan tidak terlalu lembek.
Tidak heran jika gummy candy menjadi favorit banyak orang, terutama anak-anak. Alasannya jelas, karena tampilannya berwarna-warni, rasanya bervariasi, bentuknya menarik, dan aromanya menggoda.
Selain itu, anak-anak sedang berada dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan gizi yang cukup. Salah satu cara mengenalkan gizi pada mereka adalah melalui camilan sehat yang tetap enak, misalnya dengan memadukan buah dan sayuran dalam gummy candy.
Peran Gelatin dan Pati dalam Gummy Candy
Di balik tekstur uniknya, terdapat proses sains menarik yang bekerja, yaitu peran gelatin dan pati.
Gelatin bertanggung jawab memberikan kekenyalan dan elastisitas pada gummy candy.
Pati memiliki peran lain yang tidak kalah penting. Saat dipanaskan bersama air, butiran pati akan pecah, menyerap cairan, dan berubah menjadi massa kental. Proses ini dikenal sebagai gelatinisasi pati. Hasil akhirnya adalah adonan lengket dan lembut yang membantu membentuk tekstur khas gummy candy.
Kombinasi gelatin dan pati inilah yang membuat gummy candy begitu istimewa: kenyal, empuk, dan menyenangkan saat dikunyah. Jika takaran tidak tepat, hasilnya bisa terlalu keras, terlalu lembek, atau bahkan tidak terbentuk sama sekali.
Kunci utama dalam pembuatan gummy candy adalah bahan pembentuk gel (gelling agent). Gelatin, yang berasal dari kolagen hewan, merupakan bahan yang paling sering digunakan.
Keistimewaannya adalah gelatin dapat menyerap air hingga berkali-kali lipat dari berat aslinya, membentuk gel elastis, lalu kembali mencair ketika dipanaskan. Inilah yang membuat gummy candy terasa kenyal tetapi juga mudah lumer di mulut.
Selain gelatin, ada pula pektin, yaitu serat alami dari buah-buahan yang kerap digunakan untuk menambah tekstur. Namun, penggunaannya harus hati-hati karena terlalu banyak air dari pektin justru dapat membuat permen lembek. Ada juga gliserin yang berfungsi sebagai pelembut agar gummy candy tetap elastis dan tidak terlalu keras.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak gelatin ditambahkan, permen akan semakin kenyal. Namun, jika jumlahnya berlebihan, hasilnya justru menjadi keras dan kurang nyaman dikunyah. Begitu pula dengan pektin dan gliserin, jika takarannya tepat, teksturnya dapat menyerupai gummy candy komersial yang banyak dijual di pasaran.
Bahan Baku Pembuatan Gummy Candy
Dalam pembuatan permen jelly, bahan utamanya terdiri dari air, gula (sukrosa), dan gelling agent seperti karagenan, gelatin, agar, gum, atau pektin.
Air berfungsi sebagai pelarut utama yang menyatukan semua bahan.
Gula tidak hanya memberikan rasa manis, tetapi juga membantu membentuk tekstur dan mengikat air agar permen tidak cepat mengeras.
Gelling agent berperan penting dalam menciptakan tekstur kenyal sekaligus mengentalkan adonan.
Jika dilihat dari sisi ilmu pangan, mekanisme kerja gelling agent memiliki kemiripan dengan fenomena gelatinisasi pati. Pada pati, ketika dipanaskan bersama air, butiran-butirannya menyerap air, pecah, lalu membentuk larutan kental.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News