Apa jadinya jika sisa makanan dapat memberi harapan baru untuk orang lain? Setiap makanan adalah hasil jerih payah, maka bersyukurlah, secukupnya, dan jangan sampai ada yang menjadi sia-sia. Hal yang bersisa bukan berarti sampah, ada harapan, ada kebermanfaatan, dan ada solusi didalamnya.
Sampah makanan bukanlah akhir, melainkan bisa menjadi berkah untuk orang lain yang lebih membutuhkan hingga mendukung program keberlanjutan lingkungan.
Garda pangan hadir membuktikan bahwa konsep sampah makanan bisa diubah menjadi suatu hal yang lebih berharga melalui gerakan food bank-nya yang mengubah surplus menjadi berkah nyata dalam mengurangi limbah sisa makanan yang membahayakan lingkungan, hingga menghadirkan keadilan pangan dalam hal sosial.
Garda Pangan Ubah Limbah Makanan jadi Layak Konsumsi

Kegiatan Garda Pangan | Foto: Dokumentasi Pribadi
Pada Jumat (26/9/2025), Kevin Gani selaku Ketua Yayasan Komunitas Garda Pangan sekaligus penerima apresiasi SATU Indonesia Award dari PT. Astra International., Tbk, di bidang lingkungan pada 2024, menjadi narasumber dalam acara Talkshow Good Movement powered by GNFI x Astra, “Menulis Berita In-depth: Menggali, Menghubungkan, dan Menyajikan Tulisan yang Mendalam – Success Story Garda Pangan, Pejuang Pangan Berkelanjutan Sebagai Penerima Apresiasi SATU Indonesia Award.”
Dalam acara tersebut, Kevin Gani memperkenalkan Garda Pangan dengan tagline “Why Bin It if You Can Feed People in Need?”
Tagline inilah yang menjadikan Kevin Gani untuk berusaha membangun komunitas Garda Pangan dalam mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat mulai dari kelaparan dan masalah lingkungan yang memiliki dampak buruk dalam jangka panjang khususnya di TPA dari sisa sampah makanan yang tertumpuk.
“Gak banyak orang tahu sampah yang menumpuk di TPA sebenarnya adalah sampah sisa makanan. Salah kaprahnya masyarakat belum sadar dan berpikiran bahwa sampah plastik dan lainnya yang paling banyak jadi masalah, padahal sampah sisa makananlah yang paling banyak,” ungkap Kevin Gani dalam zoom meeting acara talkshow Good Movement powered by GNFI x Astra, Jumat (26/9/2025).
Tak hanya kepedulian sosial yang dimiliki Kevin Gani dan timnya dalam membentuk komunitas Garda Pangan ini, tapi ada hal dan isu lingkungan yang mesti dilirik karena memiliki dampak buruk secara berkelanjutan khususnya pada sampah makanan. Dampak buruk yang terjadi apabila masyarakat tidak aware terhadap sisa makanan yang mereka miliki, berupa:
- Kerugian ekonomi
Kerugian ekonomi dari sampah makanan yang dibuang, banyak resources yang terbuang sia-sia dan kerugiannya dapat mencapai 213-551 miliar setara 4-5% GDP Indonesia.
“Analoginya begini saja, ada sepiring nasi Rp5000 kerugian ekonominya gak semata-mata Rp5000. Tapi, ditarik lebih jauh di mana satu piring nasi ini ternyata terdapat hal lain yang perlu diketahui seperti ada pupuk, air, bibit, petani dan keringat sia-sia disitu,” ujar Kevin Gani.
- Kerugian lingkungan
Ketika membuang sampah makanan dengan tidak memilahnya, sampah tersebut di TPA akan mengeluarkan gas berupa metana yang 23x lebih berbahaya dari CO2 hingga dari hal ini pula turut berkontribusi pada perubahan iklim.
“Flashback di tahun 2005, ledakan TPA leuwigajah menjadi insiden terparah ke-2 di dunia. Hal ini terjadi karena hasil akumulasi gas metana yang tertumpuk di TPA, ada pemicunya, dan akhirnya meledak. Kita tahu fakta diawal bahwa komposisi sampah itu adalah sampah makanan di TPA dan di Indonesia sendiri sebenarnya TPA ini ibarat bom waktu, kita tunggu saja kapan TPA- TPA itu akan meledak,” kata Kevin Gani.
- Kerugian dari sisi sosial
“Kita ngebuang sisa makanan yang segitu banyaknya, tapi disisi lain ada 14,9 juta orang di Indonesia yang masih kelaparan. Bahkan ketika makanan-makanan itu bisa dipulihkan, hal ini bisa memberikan makan 61-125 juta orang yang mana jadi 50% populasi orang Indonesia,” tambah Kevin Gani.
Melalui ketiga isu tersebut menjadikan awal dan latar belakang Garda pangan terbentuk sebagai social enterprise yang memiliki fokus besar pada mengurangi isu sampah makanan di Indonesia dan kesetaraan akses pangan.
Food Rescue jadi Kegiatan Utama Bagi Garda Pangan
Food rescue menjadi inisiatif awal Kevin Gani dan tim dalam menanggulangi surplus atau kelebihan makanan yang masih sangat layak dimakan dari hotel, bakery, supermarket, distributor buah, dan industri lainnya, tapi karena standar kualitas tinggi yang menjadi makanan itu dibuang.
Dari sinilah Garda Pangan hadir untuk menampungnya di food bank. Makanan yang dijemput tersebut tak serta merta langsung didistribusikan, tapi akan disortir terlebih dahulu untuk memastikan food safety dan hygiene-nya. Distribusi makanan saat ini banyak dilakukan untuk wilayah Surabaya.

Food Rescue Garda Pangan | Foto: Dokumentasi Pribadi
Garda Pangan juga melakukan food rescue dari event besar seperti pernikahan, sunatan, hajatan, atau event apapun yang memiliki potensi akan makanan berlebih.
“Waktu itu pernah Garda Pangan melakukan food rescue dari acara pernikahan besar, pengalamannya bahkan kita bisa menyelamatkan sekitar 600 porsi makanan, bayangkan 600 porsi saat itu, bisa ngasih makan satu pernikahan lainnya, itu loh,” kata Kevin Gani dalam zoom meeting acara Talkshow Good Movement powered by GNFI x Astra, Jumat (26/9/2025).
Dalam kegiatan food rescue, Garda Pangan juga sangat meminimalisir sampah plastik dan wadah sekali pakai, dengan mengajak warga untuk membawa piring masing-masing dalam penyalurannya.
Gleaning menjadi program berikutnya. Disini Garda Pangan melakukan kegiatan gleaning ketika terdapat sisa buah dan sayur yang tidak bagus secara fisik untuk dimanfaatkan dan dikumpulkan daripada dibiarkan begitu saja karena memang tak bisa masuk ke pasaran.
Selain itu, Garda Pangan juga memiliki layanan lain yang terintegrasi dari makanan yang telah menjadi limbah atau tak layak yang kemudian dimasukkan ke biokonversi maggot BSF (Black Soldier Fly) untuk organic waste treatment.
“Maggot akan makan sampah makanan kita, hingga maggot BSF ini akan jadi salah satu alternatif makanan ternak yang memiliki protein tinggi dan residunya jadi pupuk untuk kebun komunal di Garda Pangan. Kemudian hasil kebun komunal dibagikan ke warga juga. Dalam 1 kg maggot juga ternyata mampu memakan 2-3x lipat sampah makanan. Misal, 1 kg maggot bisa ngolah 2-3 kg sampah makanan dan Garda pangan 1 harinya mengolah sampah makanan sampai 3 ton,” tambah Kevin Gani.

Garda Pangan | Foto: Dokumentasi Pribadi
Dalam zoom meeting acara Talkshow Good Movement powered by GNFI x Astra, Kevin Gani juga berpesan dalam closing statement-nya yang begitu menginspirasi.
“Garda Pangan ini hadir untuk mengedukasi sampah dan bagaimana mengolahnya. Udah waktunya kita lebih sadar akan isu makanan. Sampah adalah tanggung jawab kita, jika ingin start dari mana peduli isu sampah makanan, bisa kita ingat, satu piring nasi itu ternyata melalui proses yang panjang dan diri kita juga yang hanya bisa aware tentang isu makanan itu,” ujar Kevin Gani di akhir acara Talkshow Good Movement powered by GNFI x Astra, Jumat (26/9/2025).
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News