Melayu menjadi satu dari banyaknya suku yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku lainnya, Kawan GNFI juga bisa menjelajahi kekayaan budaya Melayu dengan mencicipi kuliner khasnya.
Sepaket bubur pedas dan anyang pakis salah satunya. Seni kuliner khas pesisir timur Sumatera Utara ini bukan hanya sepasang hidangan, melainkan simbol kebersamaan, kekayaan rempah, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi hingga mencipatakan suasana spesial yang dinanti.
Dibalik kehangatan bubur pedas
Bubur pedas dikenal luas sebagai makanan khas Melayu. Hanya saja, jika Kawan GNFI ingin mengulik lebih dalam, kudapan ini punya berbagai versi unik dari berbagai daerah serumpun Melayu, seperti di daerah Sambas, Kalimantan Barat, terdapat bubur pedas yang dikenal dengan sebutan bubbor paddas.
Berbeda dengan bubbor paddas khas Sambas yang menggunakan beras disangrai dan cenderung tidak begitu kental, bubur pedas di pesisir timur Sumatera Utara seperti dari Deli, Stabat, Tanjung Balai, dan Batubara menggunakan santan sehingga lebih kental, serta ebi dan banyak rempah dalam proses pembuatannya. Setidaknya ada empat puluh empat jenis rempah yang umumnya digunakan untuk membuat bubur pedas khas Melayu Sumatera ini.
Kawan GNFI akan menemukan beragam tekstur dalam setiap suapan bubur pedas. Hal ini karena terdapat berbagai komponen dalam bubur pedas seperti sayur, umbi-umbian, dan tambahan protein, seperti daging ayam, udang, atau kepiting kecil, menciptakan rasa yang unik.
Alih-alih pedas karena cabai, sebenarnya sensasi yang timbul dari kuliner ini adalah rasa hangat dari bumbu bubur pedas yang kaya rempah. Dengan banyaknya penggunaan rempah ini, bubur pedas hanya dijumpai di waktu tertentu dan menjadikannya hidangan istimewa.
Tidak hanya penambahan protein daging saat memakan bubur pedas. Di wilayah pesisir timur Sumatera Utara ini, bubur pedas biasanya disajikan bersama anyang pakis sebagai pendamping.
Anyang pakis sebagai “lauk” pendamping
Sesuai dengan namanya, makanan ini berbahan dasar daun pakis yang direbus dan dicampur bersama kelapa sangrai dan berbagai bumbu. Anyang pakis diakui sebagai dicatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dan warisan budaya kolektif yang berasal dari Melayu Labuhanbatu.
Secara visual sekilas mungkin ayang pakis tampak serupa dengan urap, tapi kedua sayur yang dihidang bersama kelapa parut ini punya cita rasa yang berbeda. Anyang pakis menonjolkan cita rasa segar gurih yang dominan, berbeda dengan urap yang lebih menonjolkan cita rasa manis gurih yang medok.
Bumbu anyang pakis biasanya irisan bawang merah, cabai, serai, daun jeruk, dan ketumbar yang tidak dimasak lantas dicampur bersama kelapa sangrai. Oleh karenanya, meski menggunakan kelapa sangrai yang gurih, namun anyang pakis juga menyajikan rasa segar bawang merah dan cabai yang dicincang mentah ditambah dengan perasan asam jeruk.
Kawan GNFI akan mendapati rasa yang kontras saat anyang pakis dimakan bersama bubur pedas. Anyang pakis berpadu dengan bubur pedas untuk menambah cita rasa gurih dan tekstur yang kian kompleks.
Sering dijumpai pada waktu tertentu
Prosesnya memakan waktu dan banyak mencampur berbagai rempah, bubur pedas dan anyang pakis tidak menjadi santapan harian bagi sebagian besar masyarakat Sumatera Utara. Kawan GNFI bisa menjumpai ini saat acara adat, pernikahan, dan saat bulan Ramadhan.
Rasa hangat yang kaya rempah bubur pedas serta perpaduan segar anyang pakis dianggap menjadi takjil yang menyehatkan untuk berbuka puasa. Beberapa daerah Sumatera Utara, tradisi berbagi bubur pedas di bulan Ramadhan sering dijumpai hingga sekarang.
Di daerah Kesultanan Deli misalnya, tradisi berbuka puasa dengan bubur pedas ini sudah ada sejak 1909 pada masa Tuanku Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alam Syah. Tradisi ini menjadi turun temurun bahkan hingga saat ini.
Kehadiran bubur pedas menjadi kekayaan warisan salah satu budaya rumpun Indonesia, seperti bubur pedas dari Sambas dan bubur pedas dari pesisir timur Sumatera Utara. Meski penyebutannya identik, terdapat perbedaan cara pembuatan dan penyajian yang membuktikan betapa variatif makanan setiap daerah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News