Di tengah derasnya arus urbanisasi, ruang hijau di kota-kota besar semakin tergerus beton. Banyak lahan kosong dibiarkan terbengkalai, padahal kebutuhan pangan masyarakat terus meningkat. Dari keresahan inilah lahir Seni Tani di Arcamanik, Bandung.
Gerakan ini digagas oleh Vania Febriyantie, sosok muda yang percaya bahwa kesuburan tanah adalah kunci kesejahteraan. Sejak 2020, ia bersama rekan-rekannya mengubah lahan tidur di bawah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) menjadi kebun pangan produktif.
Lebih dari sekadar bercocok tanam, Seni Tani hadir sebagai gerakan regenerasi petani kota dengan semangat ramah lingkungan, sosial, sekaligus ekonomi.
Menghidupkan Lahan Tidur di Tengah

Kebun Seni Tani Cigadung | Foto: senitani.org/Ady Nura
Apa yang dilakukan Vania dan rekan-rekannya sekaligus menjawab keresahan banyak pihak. Selama ini, kota kerap dipandang hanya sebagai ruang konsumsi, bukan produksi pangan. Seni Tani membalik anggapan itu.
Menurut data Dinas Kesehatan Pangan dan Pertanian Kota Bandung (2021), sekitar 96% kebutuhan pangan Bandung masih dipenuhi dari luar daerah. Kondisi ini memicu keresahan, terlebih saat pandemi COVID-19 memperlihatkan rapuhnya rantai distribusi pangan.
Vania dan komunitasnya tidak tinggal diam. Mereka melihat potensi lahan tidur yang terbengkalai di kawasan Arcamanik. Dengan metode pertanian organik berkelanjutan, Seni Tani menyulap lahan seluas 1.500 meter persegi menjadi sumber pangan sehat bagi warga kota.
Tak hanya sayuran segar, Seni Tani juga memproduksi kompos. Mereka berhasil mengelola lebih dari 2.200 kilogram sampah organik menjadi pupuk alami, bahkan memanfaatkan 560 kilogram ampas kopi dari kedai sekitar untuk mendukung kesuburan tanah. Data ini diungkap oleh Good News From Indonesia (GNFI) tahun 2023.
Regenerasi Petani Muda

Kebun Seni Tani Cigadung | Foto: senitani.org/Ady Nura
Bagi kawan GNFI, Seni Tani tak sekedar soal bertani. Gerakan ini juga membuka peluang bagi generasi muda. Banyak lulusan SMA atau anak muda yang belum sempat kuliah bergabung sebagai petani kota.
Melalui sistem Community Supported Agriculture (CSA) atau Tani Sauyunan, mereka mendapatkan jaminan pendapatan. Konsumen membayar di muka, hasil panen dibagikan setiap bulan. Model ini tidak hanya menyehatkan masyarakat, tetapi juga memastikan berkelanjutan ekonomi petani muda, seperti ditulis Viva pada 2024.
Selain itu, Seni Tani menghadirkan Kebun Komunal. Ruang ini menjadi tempat warga berkebun bersama, belajar urban farming, sekaligus merasakan terapi alam. Aktivitas sederhana seperti menanam, menyiram, atau memanen terbukti mampu meredakan stres dan memberi makna baru bagi kehidupan perkotaan.
Dengan cara ini, anak-anak muda tidak hanya sekedar menjadi pekerja, tetapi juga bagian dari ekosistem pangan berkelanjutan. Mereka belajar mengelola lahan, memahami siklus tanam, hingga berinteraksi langsung dengan konsumen.
Dari Bandung untuk Indonesia
Seni Tani kini menjadi contoh bagaimana gerakan akar rumput mampu memberi solusi nyata. Sepanjang perjalanannya, Seni Tani telah menghasilkan lebih dari 300 ton sayuran hijau dari lahan yang awalnya terbengkalai, sebagaimana dilaporkan Kompas tahun 2024.
Atas dedikasi itu, Vania Febriyantie meraih Apresiasi Satu Indonesia Awards 2021 kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi. Penghargaan ini menjadi simbol bahwa kerja keras anak muda untuk kemandirian pangan mendapat pengakuan nasional, menurut publikasi resmi Satu Indonesia tahun 2021.
Namun, lebih dari sekadar penghargaan, Seni Tani adalah bukti bahwa generasi muda punya peran penting dalam membangun kemandirian pangan berkelanjutan.
Menyulam Harapan dari Tanah
Seni Tani bukan hanya tentang sayuran yang tumbuh di lahan kota, melainkan tentang harapan. Harapan bahwa anak muda mampu menolak anggapan "bertani itu kuno." Harapan bahwa pangan sehat bisa diakses lebih dekat.
Seperti namanya, Seni Tani adalah seni untuk merawat bumi dan manusia. Ia lahir dari kegelisahan, tumbuh dari kerja kolektif, dan berkembang menjadi gerakan inspiratif.
Kawan GNFI, mari belajar dari mereka. Sebab dari segenggam tanah yang dihidupkan, ada masa depan yang sedang disulam bersama.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News