Siapa sangka, di balik berbagai prestasi atlet di kancah internasional, ada sektor lain yang tak kalah potensial, yakni industri olahraga.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri alat olahraga Indonesia menunjukkan geliat yang luar biasa, tidak hanya menjadi penopang ekonomi, tetapi juga unjuk gigi di panggung global.
Kementerian Perindustrian mencatat, Indonesia kini menempati peringkat ke-24 dunia sebagai kontributor ekspor alat olahraga. Ini adalah pencapaian yang patut kita banggakan.
Dari Ekspor Hingga Lapangan Kerja
Kinerja industri olahraga Indonesia bukan hanya sekadar angka di atas kertas. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan bahwa nilai ekspor industri ini terus merangkak naik, bahkan melonjak 4,6% di tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Tujuan ekspornya pun beragam, mulai dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, hingga Belanda.
Produk yang diekspor pun bukan sembarangan. Menurut data Trademap.org, Indonesia dikenal sebagai pengekspor handal untuk sarung tangan olahraga, bola golf, joran pancing, hingga peralatan senam.
Potensi ini menunjukkan bahwa industri alat olahraga memiliki peran ganda
"Bukan hanya mendukung sektor ekspor, tetapi juga menjadi penopang penting penciptaan lapangan kerja di dalam negeri," ujar Agus.
Di sisi lain, pasar domestik kita pun tak kalah menjanjikan. Dengan perkiraan nilai pasar mencapai Rp2,3 triliun, industri ini terbukti kuat di dalam negeri dan memiliki ruang untuk terus tumbuh.
Peningkatan Kualitas dan Kolaborasi sebagai Kunci Sukses
Kisah sukses ini tidak terjadi begitu saja. Di balik layar, pemerintah melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) secara aktif mendorong ekosistem industri ini. Reni Yanita, Direktur Jenderal IKMA, mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 128 unit usaha yang melibatkan lebih dari 15.663 tenaga kerja, tersebar di berbagai sentra industri dari Jawa hingga ke Sumatera.
"Kami ingin terus memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga dapat memainkan peran sebagai produsen utama alat olahraga yang berdaya saing global," ujarnya optimis.
Salah satu strategi kunci yang ditempuh adalah penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Kebijakan ini memastikan bahwa bahan baku dan nilai tambah produk tetap berada di dalam negeri, sekaligus memperkuat daya saing produk lokal di pasar domestik.
Buktinya, sudah ada 36 pelaku industri yang berhasil mendapatkan sertifikat TKDN untuk berbagai produk, dari bola hingga raket. Dan hebatnya lagi, beberapa di antaranya telah berhasil menembus standar internasional.
Contohnya, PT Sinjaraga Santika Sport yang memproduksi bola dengan sertifikasi FIFA, bahkan pernah digunakan pada ajang Piala Dunia 1998 di Prancis. Ini adalah bukti konkret bahwa kualitas produk lokal tak kalah dari merek global.
Namun, jalan menuju puncak tentu tidak mulus. Industri ini masih menghadapi tantangan, mulai dari dominasi merek internasional hingga promosi yang terbatas. Karena itu, kolaborasi menjadi sangat penting.
Kemenperin telah menjalin kerja sama erat dengan KONI untuk memperkuat industri olahraga nasional. Langkah ini diharapkan mampu membantu para pelaku industri agar produk dalam negeri mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News