5 upacara adat batak simalungun beserta makna dan tujuannya yang tetap lestari hingga sekarang - News | Good News From Indonesia 2025

5 Upacara Adat Batak Simalungun, Ini Makna dan Tujuannya Tetap Lestari hingga Sekarang

5 Upacara Adat Batak Simalungun, Ini Makna dan Tujuannya Tetap Lestari hingga Sekarang
images info

5 Upacara Adat Batak Simalungun, Ini Makna dan Tujuannya Tetap Lestari hingga Sekarang


Simalungun, salah satu sub-etnis Batak di Sumatra Utara, memiliki kekayaan budaya yang masih terjaga hingga kini. Salah satu warisan leluhur yang tetap dilestarikan adalah upacara adat.

Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol identitas, tetapi juga sarana untuk mempererat hubungan sosial, menjaga harmoni dengan alam, serta mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Hingga sekarang, masyarakat Simalungun masih melaksanakan berbagai ritual adat dalam kehidupan sehari-hari. Dari membangun rumah baru, membuka lahan pertanian, menyambut kelahiran anak, hingga mengantar pasangan pengantin, semua memiliki prosesi yang sarat makna.

Berikut 5 upacara adat Simalungun yang tetap lestari sampai sekarang!

1. Paabingkon

Paabingkon adalah upacara adat yang dilaksanakan saat sebuah keluarga menempati rumah baru. Prosesi ini biasanya dihadiri tokoh adat dan keluarga besar untuk memberikan doa serta berkat. Dalam acara tersebut juga dilakukan ritual khusus agar rumah yang ditempati menjadi tempat tinggal yang aman dan tenteram.

Makna utama Paabingkon adalah memohon restu agar rumah baru membawa keberkahan, dijauhkan dari gangguan, serta menjadi pusat kebahagiaan keluarga. Selain itu, tradisi ini menekankan bahwa rumah bukan sekadar bangunan, melainkan ruang kebersamaan yang harus dijaga dan dihormati.

2. Manobah

Manobah adalah upacara adat yang berkaitan dengan pembukaan ladang atau lahan baru. Sebelum masyarakat mulai bercocok tanam, mereka akan menggelar ritual dengan sesajen dan doa-doa adat untuk memohon kesuburan tanah.

Tujuan dari Manobah adalah memastikan hasil pertanian yang melimpah, menjaga hubungan baik dengan alam, serta menolak bala yang dapat mengganggu panen. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Simalungun yang selalu menempatkan alam sebagai mitra, bukan sekadar sumber daya.

baca juga

3. Mangiliki

Dalam adat Simalungun, pemberian nama kepada anak dilakukan melalui upacara Mangiliki. Acara ini dihadiri keluarga besar dan tokoh adat, di mana anak yang baru lahir dikenalkan secara resmi kepada lingkungan dengan nama yang sudah dipilih.

Upacara Mangiliki bukan hanya seremonial, tetapi juga sarana mendoakan anak agar kelak tumbuh sehat, berakhlak baik, dan menjadi kebanggaan keluarga. Melalui tradisi ini, masyarakat Simalungun menegaskan bahwa nama memiliki makna penting sebagai doa dan harapan untuk masa depan anak.

4. Managgir

Managgir adalah ritual penyucian diri dalam adat Simalungun. Prosesi ini dilakukan dengan memandikan seseorang menggunakan air yang dianggap suci, disertai doa-doa adat. Managgir biasanya dilaksanakan sebelum memasuki fase kehidupan baru, setelah mengalami musibah, atau menjelang pesta adat besar.

Tujuannya adalah membersihkan diri dari hal-hal buruk, memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa, serta menandai dimulainya kehidupan yang lebih baik. Tradisi ini mengajarkan filosofi tentang pentingnya kesucian lahir dan batin dalam menjalani kehidupan.

5. Marhajabuan

Dalam rangkaian pernikahan adat Simalungun, terdapat prosesi penting yang disebut Marhajabuan. Acara ini berlangsung ketika keluarga mempelai laki-laki datang menjemput pengantin perempuan untuk dibawa ke rumah suaminya. Rombongan biasanya membawa makanan adat, perlengkapan simbolis, serta iringan musik tradisional.

Makna dari Marhajabuan adalah pengakuan resmi bahwa mempelai wanita telah menjadi bagian dari keluarga besar suaminya. Selain itu, prosesi ini juga mempererat hubungan kekerabatan, memperkuat martabat kedua belah pihak, serta menjadi simbol restu adat atas perkawinan tersebut.

baca juga

5 upacara adat di atas menunjukkan betapa kayanya warisan budaya Simalungun. Setiap prosesi memiliki filosofi yang mendalam, mulai dari memohon restu untuk rumah baru, menjaga harmoni dengan alam, hingga menyambut fase kehidupan baru. Tradisi ini bukan hanya simbol masa lalu, tetapi juga pedoman hidup yang relevan hingga kini.

Dengan terus melestarikan upacara adat, masyarakat Simalungun menjaga jati dirinya sekaligus memberikan teladan bagi generasi muda tentang pentingnya kebersamaan, penghormatan, dan rasa syukur dalam kehidupan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mona Lestari Utami lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mona Lestari Utami.

ML
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.