Sosok Priska Yeni Riatno, merupakan pahlawan lokal yang berhasil membangun Kampung Batik Singkawang di tiga kota.
Tiga kawasan batik ini turut menarik perhatian Astra dan berhasil masuk menjadi Desa Sejahtera Astra 2021.
Melalui kolaborasi, kreativitas, dan kegigihan gadis lulusan Ilmu Ekonomi Universitas Atmajaya ini, telah berkontribusi besar dalam pengembangan masyarakat melalui potensi lokal daerah.
Kiprah dan Peran Priska Yeni Rianto dalam Pengembangan Kampung Batik Singkawang
Perjalanan Priska dalam dunia batik, diawali oleh pengalaman pahit yang dirasakannya. Setelah berhenti bekerja dan usaha miliknya bangkut pada tahun 2013, ia kembali ke hobi lamanya, yakni membatik.
Namun, hobi yang sering ia geluti saat masih kuliah di Yogyakarta ini telah mengantarkan Priska pada kesempatan emas untuk pengembangan masyarakat di Singkawang.
Markas batik pertamanya di Jalan Cisadane, Singkawang Barat, menjadi tempat lahirnya ribuan karya miliknya. Corak-corak etnik dengan motif flora-fauna dan kolase patung Nusantara khas batik Tidayu (Tionghoa, Dayak, dan Melayu), yang merupakan simbol harmonisasi budaya multi etnis mulai dikembangkan.
"Ini motifnya kolase patung tradisional. Saya menggambar perpaduan motif patung-patung dari berbagai daerah di Nusantara. Saya apresiasikan motif-motif itu ke dalam selembar kain batik," ujar Priska yang dikutip dari pontianakpost.jawapos.com.
Tak hanya itu, Priska juga mendirikan tiga kampung wisata batik di daerah Cisadane, Singkawang Barat. Serta di Nyarumkop, Singkawang Timur, dan Sedau, Singkawang Selatan.
Kampung wisata ini menawarkan konsep wisata edukatif yang memungkinkan pengunjung belajar membatik, melihat proses produksi batik, sekaligus membeli produk secara langsung.
Nuansa yang berbeda juga menjadi keunikan dari wisata ini, di kawasan kota nuansa pecinan lebih kental, nuansa budaya Dayak muncul di wilayah perbukitan, kemudian nuansa komunitas Melayu di kawasan pantai.
Priska juga aktif mengajar dan memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga, siswa SLB, dan mahasiswa. Secara sukarela, ia juga memiliki anak asuh yang mayoritas merupakan remaja dari keluarga kurang mampu. Mereka dilatih membatik dan dibekali keterampilan pemasaran.
Dampak Sosial dan Ekonomi Kampung Batik Singkawang
Kehadiran Kampung Batik Singkawang membawa dampak nyata bagi masyarakat. Dari sisi sosial, keberadaan Kampung Batik SIngkawang telah berhasil memperkuat identitas budaya lokal melalui motif batik Tidayu.
Karya Priska dan timnya menjadi wadah ekspresi seni lintas etnis, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Singkawang ke kancah nasional.

Batik Singkawang dan produk turunannya | Instagram/@priska_batik
Lalu, secara ekonomi, kampung batik mampu membuka lapangan pekerjaan baru. Warga sekitar yang semula bekerja musiman, seperti buruh tani, kini punya alternatif penghasilan dari membatik. Walau tidak semua bertahan, pengalaman tersebut memberi mereka keahlian tambahan.
Selanjutnya, beberapa anak asuh bahkan sudah mandiri, mengembangkan usaha kreatif lain seperti jasa melukis sepatu sneakers.
Masa-masa sulit saat Pandemi Covid-19 juga sempat menjadi pukulan berat karena turunnya kunjungan wisatawan dan pemutusan kontrak dengan hotel-hotel.
Namun, melalui kegigihan Priska, inovasi cap batik dari kardus bekas sebagai solusi murah dan ramah lingkungan, memberikan titik terang.
Kemudian kolaborasi intensif dan dukungan berbagai pihak seperti Astra dan Bank Indonesia, yang membantu dalam pemasaran produk, sangat membantu di kala masa tersebut.
Tak sampai situ, apresiasi untuk Priska pun datang dari banyak tokoh. Wali Kota Singkawang saat itu, Tjhai Chui Mie, memuji peran Priska dalam membuka lapangan kerja dan menggerakkan kesadaran wisata warga.
Budayawan Kalbar, Pradono, menilai Priska berhasil memunculkan seni baru yang memadukan batik dengan budaya lokal.
Semua kiprah itu akhirnya mengantarkan Priska meraih Apresiasi Satu Indonesia Awards 2017 dan menjadikan Kampung Batik Singkawang bagian dari Desa Sejahtera Astra 2021.
#KabarBaikSatuIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News