Lebih dari seratus tahun lalu, Raden Ajeng Kartini menulis surat kepada sahabatnya di Belanda. Ia mengungkapkan kerinduan akan hadirnya “gadis modern, yang berani, yang dapat berdiri sendiri … yang bekerja tidak hanya untuk kebahagiaan dirinya sendiri, tetapi juga untuk masyarakat luas.” Kata-kata itu melampaui zaman. Dan kini, gema suara Kartini itu terasa kembali melalui sosok perempuan muda dari Serang, Banten: Hana Maulida.
Dalam kegiatan GNFI: Talk Show Good Movement : Menulis Feature: Seni Menggali, Merangkai, & Menghidupkan Cerita "Di Balik Cerita kakakaman.id, Perjalanan Raih Apresiasi SATU Indonesia Award", 12 Sept 2025, Hana menyampaikan kegelisahannya: “Anak adalah sumber daya paling berharga di dunia dan harapan terbaik untuk masa depan. Namun, masa depan seperti apa yang kita harapkan dari mereka yang sehari-harinya akrab dengan trauma dan ketakutan?”
Kartini pernah gelisah karena akses pendidikan bagi perempuan amat terbatas. Hana pun gelisah karena anak-anak di sekitarnya hidup dalam ancaman kekerasan seksual. Keduanya memulai dari keresahan pribadi, lalu menjadikannya cahaya perjuangan.
Dari keresahan lahir gerakan komunitas
Hana tahu ia tidak bisa bekerja sendirian. Ia mengajak sahabat, guru, dan orang tua untuk duduk bersama. Mereka merancang modul edukasi sederhana, membungkus pesan serius dalam bentuk yang menyenangkan: dongeng, permainan, hingga body safety kit.
Kelas-kelas kecil di balai warga, ruang keluarga, dan sekolah non-formal menjadi ruang aman bagi anak-anak. Di sana, mereka belajar tentang batas tubuh, cara berkata “tidak”, dan keberanian melapor jika merasa tidak aman.
Bersama-sama, mereka membangun gerakan perlindungan anak berbasis komunitas. Anak-anak mulai lebih percaya diri, guru punya pegangan untuk membicarakan topik sensitif, dan orang tua berani membuka dialog di rumah. Gerakan ini bukan hanya milik Hana, tetapi lahir dari kerja kolektif masyarakat Serang.
Apresiasi yang meneguhkan langkah
Gerakan #KakakAman semakin dikenal luas lewat jejak prestasi:
- 2023 → Masuk sebagai 16 proyek sosial terbaik Asia Tenggara di program YSEALI Seeds for the Future (Kedutaan Besar AS).
- 2024 → Meraih Juara 1 ASN Terinovatif Kabupaten Serang dengan inovasi pendidikan seksual interaktif.
- 2024 → Menjadi penerima Apresiasi SATU Indonesia Award Bidang Pendidikan dari Astra, setelah bersaing dengan lebih dari 18.000 peserta.
- 2025 → Mendapat apresiasi dari Kak Seto Mulyadi pada Festival Anak Cerdas, Kreatif, Ceria.
Dari basis di Kota Serang, jangkauan #KakakAman meluas ke Kabupaten Serang, Cilegon, hingga materi edukasinya digunakan komunitas di Papua.
Kartini dan Hana: benang merah lintas generasi
Kartini menggunakan pena dan surat untuk menyalakan kesadaran. Hana menggunakan dongeng, permainan, dan modul edukasi untuk menyalakan keberanian anak-anak. Kartini menulis “Habis Gelap Terbitlah Terang” sebagai semboyan emansipasi. Hana menyalakan terang baru: generasi anak yang tumbuh aman, percaya diri, dan bebas dari trauma.
Yang membuat #KakakAman istimewa adalah sifatnya yang kolektif. Hana tidak berdiri sendiri. Ia bergerak bersama sahabat, guru, orang tua, dan relawan. Cahaya yang mereka nyalakan adalah cahaya gotong royong.
Terang yang menyebar dari Serang
Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta, tetapi karena lilin-lilin kecil yang menyala di setiap desa dan kota. Dari Serang, cahaya itu kini menyebar. Ia menunjukkan bahwa perlindungan anak tidak harus menunggu sistem besar, tapi bisa dimulai dari komunitas.
Dan cahaya itu bernama #KakakAman.
Mari sebarkan kabar baik ini. Dengan semangat “Satukan Gerak, Terus Berdampak” dari Anugerah Pewarta Astra 2025, kita semua diajak mendukung gerakan komunitas seperti #KakakAman. Karena masa depan Indonesia hanya bisa cerah jika anak-anaknya tumbuh dalam rasa aman, penuh harapan, dan percaya diri. #kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
