kisah alba orangutan albino pertama di dunia dari hutan kalimantan - News | Good News From Indonesia 2025

Kisah Alba, Orangutan Albino Pertama di Dunia dari Hutan Kalimantan

Kisah Alba, Orangutan Albino Pertama di Dunia dari Hutan Kalimantan
images info

Kisah Alba, Orangutan Albino Pertama di Dunia dari Hutan Kalimantan


Kilas balik dunia konservasi, pernah dikejutkan oleh penemuan yang sangat langka pada akhir April 2017.

Seekor orangutan betina dengan bulu dan kulit putih bersih ditemukan dalam kondisi terikat dan lemah oleh penduduk desa di Tanggirang, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. 

Orangutan ini bukanlah spesies baru, melainkan individu dengan kondisi genetik yang sangat jarang terjadi: albinisme. 

Dinamai Alba, yang dalam bahasa Latin berarti 'putih', ia menjadi perhatian global sebagai orangutan albino pertama yang pernah didokumentasikan secara ilmiah. 

Keberadaannya tidak hanya menjadi simbol keunikan biodiversitas Kalimantan tetapi juga menyoroti tantangan berat yang dihadapi satwa langka dengan kondisi khusus.

Mengenal Alba si Orangutan Albino

Alba adalah individu dari spesies Orangutan Kalimantan (Pongopygmaeus). Spesies ini, bersama Orangutan Sumatera (Pongoabelii), adalah kera besar yang hanya ditemukan di Indonesia dan merupakan spesies yang sangat terancam punah (Critically Endangered) menurut Daftar Merah IUCN. 

Penemuan Alba oleh penduduk desa dilaporkan kepada pihak berwajib, dan kemudian tim dari Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation segera turun tangan untuk melakukan evakuasi. 

Saat ditemukan, kondisi Alba memprihatinkan: ia mengalami dehidrasi, parasit, dan lemah, serta menunjukkan tanda-tanda stres. Usianya saat itu diperkirakan sekitar lima tahun. 

Setelah melalui proses rehabilitasi intensif, Alba akhirnya dapat dilepasliarkan kembali ke hutan pada December 2018 di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, sebuah kawasan yang dipilih karena faktor keamanannya.

Sangat berbeda dengan orangutan umumnya

Penampilan Alba sangat berbeda dari orangutan pada umumnya. Ciri-ciri fisiknya merupakan manifestasi klasik dari albinisme:

  • Bulu: Seluruh tubuhnya ditutupi bulu berwarna putih krem atau pirang, bukan cokelat kemerahan yang khas.
  • Kulit: Kulitnya berwarna merah muda pucat, bukan abu-abu gelap.
  • Mata: Matanya berwarna biru, sebuah hasil dari tidak adanya pigmentasi pada iris. Mata biru ini juga sangat sensitif terhadap cahaya, suatu kondisi yang dikenal sebagai fotofobia.

Karakteristik inilah yang menjadi penanda visual paling jelas dari kondisi genetiknya dan yang membuatnya rentan di alam liar.

Penyebab Albinisme pada Hewan

Albinisme adalah kondisi genetik keturunan yang disebabkan oleh mutasi pada gen yang bertanggung jawab untuk memproduksi melanin. Melanin adalah pigmen yang menentukan warna pada kulit, bulu, rambut, dan mata. Mutasi ini mengakibatkan tidak adanya atau sangat berkurangnya produksi melanin. 

Kondisi ini bersifat resesif, meaning an individual needs to inherit two copies of the mutated gene (one from each parent) to express the trait. Orangtua Alba mungkin tidak albino sendiri tetapi masing-masing membawa satu salinan gen yang bermutasi. 

Ketika kedua gen bermutasi ini bertemu pada keturunannya (Alba), maka albinisme pun terwujud. Meskipun sangat langka, albinisme telah didokumentasikan pada berbagai spesies mamalia, termasuk gorila, lumba-lumba, dan landak.

baca juga

Bagaimana Kondisi Kesehatan Alba?

Hewan albino, termasuk Alba, menghadapi sejumlah tantangan kesehatan yang signifikan. Tanpa melanin, mereka kehilangan perlindungan alami terhadap radiasi ultraviolet (UV) dari matahari. Hal ini membuat mereka sangat rentan terhadap sengatan matahari (sunburn) dan kanker kulit. 

Penglihatan mereka juga sering kali terganggu; fotofobia dan ketajaman visual yang rendah adalah masalah umum. Dalam konteks alam liar, penglihatan yang buruk merupakan handicap yang sangat serius untuk bergerak di kanopi hutan, mencari makanan, dan mendeteksi predator.

Selain itu, warna tubuhnya yang mencolok membuatnya sangat tidak memiliki kamuflase alami. Dalam dunia hewan, warna yang mencolok dapat menjadi penanda bagi predator bahwa mangsa mudah ditemukan. 

Bagi Alba, warna putihnya akan sangat mudah terlihat oleh predator potensial maupun oleh manusia yang mungkin berniat jahat, membuatnya hampir mustahil untuk bertahan hidup tanpa intervensi manusia. 

Laporan BOS Foundation juga menunjukkan bahwa Alba menunjukkan perilaku yang lebih pemalu dan kurang aktif dibandingkan orangutan lainnya di pusat rehabilitasi, yang mungkin terkait dengan gangguan penglihatannya.

Tantangan Adaptasi Satwa Albino 

Bagi hewan albino, bertahan hidup di alam liar adalah sebuah tantangan yang hampir mustahil. Ketiadaan kamuflase dan gangguan penglihatan sangat mengurangi kelangsungan hidup mereka. Mereka menjadi target yang mudah dan sering kali tidak mencapai usia dewasa. 

Oleh karena itu, keputusan untuk melepasliarkan Alba bukanlah tanpa pertimbangan. Tim BOS Foundation dan otoritas Taman Nasional melakukan assessment menyeluruh. 

Mereka memilih lokasi pelepasliaran yang memiliki sumber makanan melimpah, rendah aktivitas perburuan, dan terus memantau pergerakannya melalui collar GPS.

Kisah Alba adalah cerita yang langka dan mengharukan. Ia adalah pengingat akan keajaiban genetik dan kerapuhan keanekaragaman hayati. Keberadaannya telah memberikan wawasan berharga bagi dunia sains tentang albinisme pada primata langka. 

Namun, yang terpenting, kisahnya menyoroti pentingnya upaya konservasi yang komprehensif dan penuh kasih. Meski terlahir berbeda, Alba berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas di habitat aslinya, dilindungi dari ancaman yang diperparah oleh keunikan genetiknya sendiri. 

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.