Di antara jenis ikan di laut Indonesia, ada satu jenis ikan kecil yang kerap dianggap remeh namun memiliki peran yang sangat besar, baik dari segi ekologi maupun ekonomi.
Ikan tersebut adalah ikan bilis. Sering disamakan dengan ikan teri, ikan bilis sebenarnya adalah jenis yang berbeda dengan karakteristik, keunikan, dan manfaat gizinya sendiri.
Ikan berukuran mini ini adalah bukti bahwa sesuatu yang kecil dapat membawa dampak dan manfaat yang sangat besar.
Ikan Bilis Hidup Berkelompok
Ikan bilis adalah nama umum yang digunakan untuk sekelompok ikan kecil dari keluarga Engraulidae.
Nama ini digunakan secara luas di Indonesia dan Malaysia, sementara dalam bahasa Inggris, ikan ini lebih dikenal sebagai anchovy. Klasifikasi ilmiah ikan bilis adalah sebagai berikut:
· Kingdom: Animalia
· Filum: Chordata
· Kelas: Actinopterygii
· Ordo: Clupeiformes
· Famili: Engraulidae
Terdapat banyak genus dan spesies dalam famili Engraulidae yang tersebar di perairan dunia. Beberapa jenis ikan bilis yang umum ditemui di perairan Indonesia dan sering menjadi tangkapan nelayan antara lain dari genus Stolephorus (contoh: Stolephorus insularis, Stolephorusheterolobus), genus Encrasicholina (contoh: Encrasicholinapunctifer), dan genus Engraulis (yang paling terkenal adalah Engraulisencrasicolus dari perairan Eropa).
Ikan-ikan ini hidup dalam kelompok yang sangat besar yang disebut shoal atau school. Mereka merupakan bagian penting dari rantai makanan laut, berperan sebagai mangsa bagi berbagai predator laut besar seperti tuna, tenggiri, burung laut, dan mamalia laut.
Mulutnya sangat lebar
Ikan bilis memiliki sejumlah ciri fisik dan perilaku yang membedakannya dari ikan kecil sejenis. Secara fisik, tubuhnya ramping memanjang dan silindris, memungkinkannya berenang dengan cepat.
Ukurannya umumnya kecil, rata-rata antara 5 hingga 15 cm ketika dewasa. Warna tubuhnya biasanya keperak-perakan dengan garis perak yang memanjang di sisi tubuhnya, yang membantu dalam kamuflase di dalam air.
Ciri yang paling mencolok adalah moncong (snout) yang runcing dan mulut yang sangat lebar, bahkan melebihi panjang kepalanya. Mulut ini dilengkapi dengan gigi-gigi kecil yang tajam. Mata ikan bilis juga relatif besar dibandingkan ukuran kepalanya.
Dari segi perilaku, ikan bilis adalah hewan planktivora, yang berarti makanannya terutama adalah plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton kecil. Mereka menyaring air laut untuk mendapatkan makanannya.
Seperti yang telah disinggung, mereka adalah ikan yang sangat sosial dan hidup dalam kawanan yang sangat padat. Perilaku ini adalah strategi bertahan hidup untuk melindungi diri dari pemangsa.
Jangan salah, ikan bilis dan teri berbeda
Banyak orang yang mengira ikan bilis dan ikan teri adalah sama, padahal keduanya adalah jenis ikan yang berbeda.
Kesamaan utamanya hanyalah pada ukurannya yang kecil dan sering dijual dalam bentuk kering atau asin. Perbedaan mendasarnya terletak pada famili biologisnya.
Ikan bilis berasal dari famili Engraulidae, sementara ikan teri (yang dalam bahasa Inggris sering disebut "whitebait" atau spesies tertentu dari famili Clupeidae) umumnya merujuk pada ikan-ikan kecil dari famili Clupeidae (yang juga mencakup ikan haring dan ikan sarden). Perbedaan famili ini membawa perbedaan ciri fisik:
- Bentuk Mulut: Ikan bilis memiliki mulut yang sangat lebar dan moncong yang runcing, sementara mulut ikan teri (Clupeidae) biasanya lebih kecil dan tidak se-runcing bilis.
- Posisi Mata: Mata ikan bilis sering kali terletak lebih ke depan mendekati ujung moncong, sedangkan mata ikan teri posisinya lebih ke samping.
- Bentuk Tubuh: Tubuh ikan bilis cenderung lebih ramping dan memanjang, sementara beberapa jenis ikan teri memiliki tubuh yang sedikit lebih pipih atau bulat.
Kandungan Gizi Ikan Bilis yang Istimewa
Jangan tertipu oleh ukurannya yang kecil, karena ikan bilis adalah salah satu sumber gizi yang sangat padat (nutrient-dense).
Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa konsumsi ikan kecil seperti bilis memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.
Ikan bilis kaya akan protein berkualitas tinggi yang mudah dicerna dan penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
Yang lebih istimewa, ikan bilis adalah sumber asam lemak omega-3, khususnya EPA (Eicosapentaenoic Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid), yang sangat penting untuk kesehatan otak, jantung, dan mengurangi peradangan dalam tubuh.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Food Composition and Analysis menyoroti tingginya kandungan mineral pada ikan kecil seperti anchovy, termasuk kalsium, fosfor, zat besi, dan selenium.
Kalsium dalam ikan bilis, terutama jika dikonsumsi bersama tulangnya (pada ikan bilis kering atau kalengan), sangat baik untuk kesehatan tulang dan gigi.
Selain itu, ikan bilis juga mengandung berbagai vitamin, terutama Vitamin D dan Vitamin B kompleks seperti B12 dan niasin.
Dengan profil gizi seperti ini, mengonsumsi ikan bilis secara teratur dapat membantu mencegah stunting, osteoporosis, anemia, dan mendukung kesehatan kardiovaskular.
Beragam olahan ikan bilis
Di pasar Indonesia, harga ikan bilis segar atau kering relatif terjangkau, menjadikannya sumber protein hewani yang ekonomis.
Harga ikan bilis kering dapat bervariasi tergantung kualitas, ukuran, dan daerah, umumnya berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 120.000 per kilogram. Sementara untuk ikan bilis segar, harganya tentu lebih murah tetapi sangat bergantung pada musim dan ketersediaan.
Ikan bilis memiliki cita rasa yang gurih dan asin alami, sehingga sangat serbaguna dalam dunia kuliner. Beberapa olahan populer ikan bilis di Indonesia dan dunia antara lain:
- Bilis Goreng Kering: Ikan bilis digoreng kering hingga renyah dan bisa langsung dimakan sebagai lauk atau camilan.
- Sambal Bilis: Perpaduan sambal terasi yang pedas dengan gurihnya ikan bilis goreng, merupakan lauk andalan yang sangat nikmat.
- Campuran Nasi Goreng dan Mie Goreng: Ikan bilis goreng sering dihancurkan dan ditaburkan di atas nasi goreng atau mie goreng untuk menambah cita rasa umami dan tekstur renyah.
- Bumbu dan Kaldu: Ikan bilis adalah bahan dasar pembuatan saus fish sauce dan terasi di beberapa daerah. Ia juga bisa direbus untuk membuat kaldu yang gurih.
- Pasta dan Pizza (Anchovy): Dalam masakan Mediterania, ikan bilis (anchovy) yang diawetkan dalam garam atau minyak adalah topping pizza klasik dan bahan campuran pasta seperti spaghetti puttanesca.
Dari sudut pandang ekologi, ekonomi, hingga gizi, ikan bilis adalah komoditas perikanan yang sangat berharga.
Upaya pengelolaan yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk menjaga populasi ikan bilis di alam, sehingga manfaatnya dapat terus dinikmati oleh generasi sekarang dan yang akan datang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News