Ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan mujair (Oreochromis mossambicus) sering dianggap serupa karena keduanya termasuk dalam famili Cichlidae dan menjadi favorit di kalangan konsumen maupun pembudidaya ikan.
Namun, secara morfologi, fisiologis, dan biologis, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Menurut Kurnia Anggraini Rahmi, MSc, Dosen Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk tubuh, warna, struktur sirip, hingga pola reproduksi.
Perbedaan Fisik Ikan Nila dan Mujair
Ikan nila memiliki tubuh yang bulat pipih dengan punggung yang agak tinggi. Warna tubuhnya cenderung hitam keabu-abuan dengan sisik yang besar dan kasar.
Salah satu ciri khasnya adalah garis lurus memanjang yang tampak jelas pada sirip ekor dan sirip punggung. Selain itu, kepala ikan nila relatif kecil dibandingkan ukuran mulutnya, tetapi matanya besar dan menonjol.
Di sisi lain, ikan mujair memiliki warna sirip punggung yang umumnya hitam dengan ujung kemerahan. Sirip ekornya tidak memiliki pola garis-garis seperti pada ikan nila.
Ketika memasuki fase reproduksi, mujair jantan dewasa mengalami perubahan warna yang mencolok—kepala bagian atas menjadi cekung, tubuh berwarna hitam, sementara bagian bawah kepala tampak putih.
Betina dan mujair muda cenderung memiliki pola garis-garis atau belang di bagian tengah tubuh dan punggung.
Perbedaan lain terletak pada struktur sirip dan sisik. Ikan nila memiliki sisik bertipe sikloid dengan tiga baris sisik di area pipi. Sirip punggung dan duburnya tampak tumpul, sementara sirip dada berbentuk runcing.
Selain itu, sirip ekor ikan nila memiliki garis vertikal sempit serta bercak gelap pada sudut operculum (tutup insang).
Sementara itu, ikan mujair memiliki gigi faring yang halus dan bentuk rahang yang khas, terutama pada jantan dewasa. Sirip punggungnya lebih panjang dengan ujung kemerahan, berbeda dengan ikan nila yang memiliki garis-garis vertikal.
Baca juga Menyelami Keanekaragaman Ikan dan Udang Air Tawar di Kepulauan Sangihe
Perbedaan Reproduksi dan Siklus Hidup
Ikan nila dikenal memiliki kemampuan reproduksi yang sangat cepat. Menurut penelitian, ikan nila dapat memijah setiap 14 hari sekali dan mampu melakukan pemijahan berulang hingga 2-3 kali sebelum mengalami rematurasi (pematangan gonad kembali). Jika sedang dalam masa pengeraman telur, satu siklus pemijahan dapat berlangsung selama satu bulan.
Proses pemijahan ikan nila melibatkan pembuatan sarang oleh jantan, diikuti dengan betina yang meletakkan telur dan kemudian dierami di dalam mulut (mouthbrooding). Hal ini memungkinkan tingkat kelangsungan hidup burayak (anak ikan) lebih tinggi karena terlindung dari predator.
Ikan mujair juga memiliki pola reproduksi yang mirip, tetapi dengan beberapa perbedaan khas. Jantan mujair membangun sarang untuk menarik betina, dan betina dapat menghasilkan hingga 1.775 telur matang.
Telur-telur ini menetas dalam waktu 3-5 hari, tetapi burayak tetap diasuh di dalam mulut induknya selama sekitar satu minggu sebelum dilepaskan.
Yang menarik, ikan mujair memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap salinitas dibandingkan ikan nila. Spesies ini mampu berkembang biak di perairan dengan salinitas tinggi (35-49 ppt), menjadikannya lebih adaptif di lingkungan payau atau muara sungai.
Perbedaan Habitat dan Adaptasi Lingkungan
Ikan nila lebih banyak ditemukan di perairan tawar seperti danau, waduk, dan sungai dengan arus tenang. Mereka cenderung menyukai suhu air antara 25-30°C dan pH netral (6,5-8,5).
Ikan nila juga dikenal sebagai spesies yang invasif karena pertumbuhannya yang cepat dan kemampuan adaptasi yang tinggi.
Ikan mujair memiliki toleransi yang lebih luas terhadap kondisi lingkungan. Selain hidup di perairan tawar, mereka dapat beradaptasi di perairan payau dan bahkan di lingkungan dengan salinitas tinggi.
Kemampuan ini membuat mujair lebih mudah dibudidayakan di berbagai kondisi geografis, termasuk daerah pesisir.
Kandungan Gizi dan Manfaat Konsumsi
Kedua ikan ini memiliki nilai gizi yang tinggi, tetapi dengan sedikit perbedaan. Ikan nila dikenal memiliki kandungan protein yang tinggi (sekitar 20-26 gram per 100 gram daging) dengan kadar lemak yang relatif rendah. Sementara itu, ikan mujair juga kaya protein tetapi memiliki tekstur daging yang sedikit lebih kenyal.
Kandungan omega-3 pada ikan nila lebih tinggi dibandingkan mujair, menjadikannya pilihan yang baik untuk kesehatan jantung. Namun, ikan mujair mengandung mineral seperti fosfor dan kalsium yang bermanfaat untuk kesehatan tulang.
Baca juga Tak Semuanya Berbahaya, Inilah Jenis Ikan Buntal yang Tidak Beracun
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News